Band Lomba Sihir Kolabs bareng Samba Sunda & Mas Bruh Suguhkan Pertunjukan Musik Spesial
19 June 2023 |
21:00 WIB
Di satu ruang studio dengan cahaya merah temaram, sayup-sayup terdengar instrumen angklung yang bersahutan dengan liris suara suling dengan melodi tradisional yang syahdu. Suara itu juga kian harmonis dengan adanya petikan gitar elektronik yang menambah kaya instrumen musik.
Di situ, sudah ada grup band Lomba Sihir yang berkolaborasi dengan grup musik tradisional Samba Sunda. Mereka pun membawakan tembang Hati dan Paru-paru. Terdengar berbeda, instrumen musik salah satu lagu hit Lomba Sihir itu diiringi dengan suara-suara musik khas tradisional yang berasal dari alat musik suling, gamelan, angklung, gendang hingga jimbe.
Baca juga: Hindia, Lomba Sihir, & Mantra Vutura Siap Manggung Bareng di Pentas Sihir 27 Juli 2022
Selesai membawakan lagu itu, grup band asal Jakarta itu melanjutkan penampilannya dengan membawakan tembang Mungkin Takut Perubahan. Masih sama seperti sebelumnya, penampilan mereka masih diiringi dengan instrumen musik tradisional. Bedanya, kali ini set panggung kian hidup dengan munculnya visualisasi digital karya seniman MasBruh.
Di belakang panggung, terdapat layar lebar dan panjang yang menampilkan visualisasi sekelompok orang yang berlalu lalang ditambah dengan ikon-ikon ibu kota yang khas seperti Tugu Monas dan Patung Bundaran HI yang bergerak interaktif. Penampilan mereka pun menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Mereka pun menutup penampilan dengan membawakan lagu Polusi Cahaya. Kali ini, instrumen gendang cukup mendominasi iringan musik. Namun, perpaduan itu tetap terdengar harmonis dengan beat lagu Polusi Cahaya, yang memang lebih cepat dibandingkan dua lagu sebelumnya. Lagu ini menjadi penutup yang cukup membawa klimaks dari keseluruhan pertunjukan mereka.
Penampilan mereka adalah bagian dari program Collabonation X yang dibuat oleh IM3. Terbagi dalam dua episode, program yang menggandeng talenta seni terbaik dalam negeri ini akan menghadirkan karya penuh makna dan berbeda dari kolaborasi-kolaborasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Para kolaborator yang terlibat akan menghasilkan karya yang belum pernah ada sebelumnya sehingga memberikan pengalaman yang lebih eksperimental, baik untuk kolaborator maupun audiens yang menyaksikan.
Dalam program ini, IM3 menggandeng sejumlah seniman dari berbagai multidisiplin seni yakni Lomba Sihir, SambaSunda, Majelis Lidah Berduri sebagai perwakilan musisi, Teater Garasi dari seni peran, serta Hebrew Fransa atau dikenal sebagai Mas Bruh yang mewakili dari visual artist.
Baca juga: Setelah Bandung, Grup Musik Lomba Sihir Siap Tampil di 3 Kota Ini
Kolaborasi perdana dari Collabonation X dimulai dengan eksperimen antara Lomba Sihir, yang merupakan musisi dengan genre pop alternatif dan memiliki ragam lagu hit seperti Hati dan Paru-Paru, Mungkin Takut Perubahan, serta Polusi Cahaya, disandingkan dengan SambaSunda, grup musik tradisional asal Bandung yang gaya musiknya banyak dipengaruhi oleh budaya musik tradisi suku Sunda seperti Gamelan dan Degung Sunda.
Kolaborasi yang bertujuan menghasilkan karya audio visual ini semakin diperkuat dengan bergabungnya kolaborator dari sisi visual, yaitu Hebrew Fransa yang lebih dikenal dengan Mas Bruh. Hebrew Fransa merupakan seorang visual artist terkenal dengan karya-karya tiga dimensinya. Terbaru, dia bersama Glass Animals membuat karya mixed media untuk Synchronize Fest.
Baskara Putra, Vokalis Lomba Sihir, mengatakan karya visual menjadi elemen penting dalam pembuatan suatu karya musik. Selain menjadi bentuk ekspresi dari lagu tersebut, katanya, visual juga dapat digunakan sebagai komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tertuang di dalamnya.
Menurutnya, elemen visual, baik dari artwork album maupun video clip menjadi bagian yang sangat signifikan dari sebuah karya musik. "Karena visual yang kuat pasti mampu mengamplifikasikan lagunya. Inilah yang menjadikan proses kolaborasi di Collabonation X menjadi sebuah eksperimen yang sangat seru bagi kami para pelaku seni," katanya.
Melalui kolaborasi ini, Lomba Sihir, SambaSunda, dan Hebrew Frasa sama-sama bereksperimen membawakan karya dan menonjolkan ciri khas masing-masing dari mereka. Lagu-lagu hasil karya Lomba Sihir ini diaransemen ulang dengan diiringi instrumen musik tradisional dari SambaSunda, dan dilengkapi dengan karya visual 3D dari Mas Bruh yang menampilkan konsep full mix media pada setiap lagu yang dibawakan.
Salah satunya melalui lagu kolaborasi Mungkin Takut Perubahan dengan visual full cityscape Jakarta, sehingga menghasilkan kolaborasi baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurut Ismet Ruchimat selaku Komposer dan Pendiri SambaSunda, program kolaborasi ini juga menjadi ajang silaturahim budaya, di mana ruang kreatif saat ini harus dipenuhi dengan cara berpikir kebersamaan.
Dia menambahkan program Collabonation X juga menunjukkan bahwa musik tradisional dapat dipadukan dengan musik modern seperti yang dihadirkan pada kolaborasi ini melalui musik alternatif pop, sekaligus memperlihatkan bahwa masih banyak anak muda yang turut berpartisipasi dalam melestarikan musik tradisional.
"Semangat ini menjadi landasan dari program ini untuk menghasilkan karya yang menitikberatkan pada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Harapannya melalui kolaborasi eksperimental ini dapat membawa fase industri musik dalam babak baru," katanya.
Fahroni Arifin selaku SVP-Head of Brand Management & Strategy IM3 menyampaikan, program Collabonation X hadir sebagai inovasi yang semakin membuka ruang kolaborasi bagi para pelaku seni dan industri kreatif.
Menurutnya, kolaborasi perdana yang dihadirkan Collabonation X penuh dengan eksperimen berbagai hal baru yang dilakukan oleh pelaku seni lintas disiplin dan musisi lintas genre, sehingga menghasilkan karya yang belum pernah ada sebelumnya.
"Dengan semangat Empowering Indonesian Youth, kami yakin Collabonation X dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin membuka perspektifnya dalam berkolaborasi untuk bisa menghasilkan lebih banyak karya lainnya yang tidak terduga," ujarnya.
Sejalan dengan kegiatan Collabonation lainnya, Fahroni juga menambahkan bahwa Collabonation X juga menjadi bukti dukungan pihaknya kepada pelaku seni dan pegiat kreatif dari berbagai disiplin dan latar belakang untuk dapat mewujudkan visi dengan bereksperimen dalam berkolaborasi, serta memungkinkan audiens di seluruh Indonesia untuk merasakan pengalaman baru menikmati karya kolaborasi audio visual.
Adapun, dua episode karya audio visual dari hasil program Collabonation X ini akan ditayangkan di kanal YouTube IM3.
Baca juga: Grup Lomba Sihir Rilis Single Pesona, Lagu Dansa dengan Bumbu Pop ala 1980-an
Editor: Dika Irawan
Di situ, sudah ada grup band Lomba Sihir yang berkolaborasi dengan grup musik tradisional Samba Sunda. Mereka pun membawakan tembang Hati dan Paru-paru. Terdengar berbeda, instrumen musik salah satu lagu hit Lomba Sihir itu diiringi dengan suara-suara musik khas tradisional yang berasal dari alat musik suling, gamelan, angklung, gendang hingga jimbe.
Baca juga: Hindia, Lomba Sihir, & Mantra Vutura Siap Manggung Bareng di Pentas Sihir 27 Juli 2022
Selesai membawakan lagu itu, grup band asal Jakarta itu melanjutkan penampilannya dengan membawakan tembang Mungkin Takut Perubahan. Masih sama seperti sebelumnya, penampilan mereka masih diiringi dengan instrumen musik tradisional. Bedanya, kali ini set panggung kian hidup dengan munculnya visualisasi digital karya seniman MasBruh.
Di belakang panggung, terdapat layar lebar dan panjang yang menampilkan visualisasi sekelompok orang yang berlalu lalang ditambah dengan ikon-ikon ibu kota yang khas seperti Tugu Monas dan Patung Bundaran HI yang bergerak interaktif. Penampilan mereka pun menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Mereka pun menutup penampilan dengan membawakan lagu Polusi Cahaya. Kali ini, instrumen gendang cukup mendominasi iringan musik. Namun, perpaduan itu tetap terdengar harmonis dengan beat lagu Polusi Cahaya, yang memang lebih cepat dibandingkan dua lagu sebelumnya. Lagu ini menjadi penutup yang cukup membawa klimaks dari keseluruhan pertunjukan mereka.
Penampilan mereka adalah bagian dari program Collabonation X yang dibuat oleh IM3. Terbagi dalam dua episode, program yang menggandeng talenta seni terbaik dalam negeri ini akan menghadirkan karya penuh makna dan berbeda dari kolaborasi-kolaborasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Para kolaborator yang terlibat akan menghasilkan karya yang belum pernah ada sebelumnya sehingga memberikan pengalaman yang lebih eksperimental, baik untuk kolaborator maupun audiens yang menyaksikan.
Dalam program ini, IM3 menggandeng sejumlah seniman dari berbagai multidisiplin seni yakni Lomba Sihir, SambaSunda, Majelis Lidah Berduri sebagai perwakilan musisi, Teater Garasi dari seni peran, serta Hebrew Fransa atau dikenal sebagai Mas Bruh yang mewakili dari visual artist.
Baca juga: Setelah Bandung, Grup Musik Lomba Sihir Siap Tampil di 3 Kota Ini
Kolaborasi perdana dari Collabonation X dimulai dengan eksperimen antara Lomba Sihir, yang merupakan musisi dengan genre pop alternatif dan memiliki ragam lagu hit seperti Hati dan Paru-Paru, Mungkin Takut Perubahan, serta Polusi Cahaya, disandingkan dengan SambaSunda, grup musik tradisional asal Bandung yang gaya musiknya banyak dipengaruhi oleh budaya musik tradisi suku Sunda seperti Gamelan dan Degung Sunda.
Kolaborasi yang bertujuan menghasilkan karya audio visual ini semakin diperkuat dengan bergabungnya kolaborator dari sisi visual, yaitu Hebrew Fransa yang lebih dikenal dengan Mas Bruh. Hebrew Fransa merupakan seorang visual artist terkenal dengan karya-karya tiga dimensinya. Terbaru, dia bersama Glass Animals membuat karya mixed media untuk Synchronize Fest.
Baskara Putra, Vokalis Lomba Sihir, mengatakan karya visual menjadi elemen penting dalam pembuatan suatu karya musik. Selain menjadi bentuk ekspresi dari lagu tersebut, katanya, visual juga dapat digunakan sebagai komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tertuang di dalamnya.
Menurutnya, elemen visual, baik dari artwork album maupun video clip menjadi bagian yang sangat signifikan dari sebuah karya musik. "Karena visual yang kuat pasti mampu mengamplifikasikan lagunya. Inilah yang menjadikan proses kolaborasi di Collabonation X menjadi sebuah eksperimen yang sangat seru bagi kami para pelaku seni," katanya.
Melalui kolaborasi ini, Lomba Sihir, SambaSunda, dan Hebrew Frasa sama-sama bereksperimen membawakan karya dan menonjolkan ciri khas masing-masing dari mereka. Lagu-lagu hasil karya Lomba Sihir ini diaransemen ulang dengan diiringi instrumen musik tradisional dari SambaSunda, dan dilengkapi dengan karya visual 3D dari Mas Bruh yang menampilkan konsep full mix media pada setiap lagu yang dibawakan.
Salah satunya melalui lagu kolaborasi Mungkin Takut Perubahan dengan visual full cityscape Jakarta, sehingga menghasilkan kolaborasi baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurut Ismet Ruchimat selaku Komposer dan Pendiri SambaSunda, program kolaborasi ini juga menjadi ajang silaturahim budaya, di mana ruang kreatif saat ini harus dipenuhi dengan cara berpikir kebersamaan.
Dia menambahkan program Collabonation X juga menunjukkan bahwa musik tradisional dapat dipadukan dengan musik modern seperti yang dihadirkan pada kolaborasi ini melalui musik alternatif pop, sekaligus memperlihatkan bahwa masih banyak anak muda yang turut berpartisipasi dalam melestarikan musik tradisional.
"Semangat ini menjadi landasan dari program ini untuk menghasilkan karya yang menitikberatkan pada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Harapannya melalui kolaborasi eksperimental ini dapat membawa fase industri musik dalam babak baru," katanya.
Fahroni Arifin selaku SVP-Head of Brand Management & Strategy IM3 menyampaikan, program Collabonation X hadir sebagai inovasi yang semakin membuka ruang kolaborasi bagi para pelaku seni dan industri kreatif.
Menurutnya, kolaborasi perdana yang dihadirkan Collabonation X penuh dengan eksperimen berbagai hal baru yang dilakukan oleh pelaku seni lintas disiplin dan musisi lintas genre, sehingga menghasilkan karya yang belum pernah ada sebelumnya.
"Dengan semangat Empowering Indonesian Youth, kami yakin Collabonation X dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin membuka perspektifnya dalam berkolaborasi untuk bisa menghasilkan lebih banyak karya lainnya yang tidak terduga," ujarnya.
Sejalan dengan kegiatan Collabonation lainnya, Fahroni juga menambahkan bahwa Collabonation X juga menjadi bukti dukungan pihaknya kepada pelaku seni dan pegiat kreatif dari berbagai disiplin dan latar belakang untuk dapat mewujudkan visi dengan bereksperimen dalam berkolaborasi, serta memungkinkan audiens di seluruh Indonesia untuk merasakan pengalaman baru menikmati karya kolaborasi audio visual.
Adapun, dua episode karya audio visual dari hasil program Collabonation X ini akan ditayangkan di kanal YouTube IM3.
Baca juga: Grup Lomba Sihir Rilis Single Pesona, Lagu Dansa dengan Bumbu Pop ala 1980-an
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.