Review Buku Resep Kaliurang, Cerita-cerita Tersembunyi di Balik Sebuah Makanan
26 May 2023 |
13:59 WIB
1
Like
Like
Like
Tradisi berburu, memakan belalang, maupun hewan hutan lain terjadi karena sebuah keterdesakan. Ada periode krisis ekonomi yang membuat masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan makanan yang layak.
Sulitnya akses ke makanan yang bergizi membuat warga terpaksa jadi pemakan segala. Pada awalnya, tradisi ini muncul karena keterdesakan. Namun, kemudian berkembang menjadi sebuah kebiasaan baru yang terus dilakukan.
Rara Sekar seolah ingin membedah bahwa ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar keunikan makanan yang terdapat si suatu wilayah. Cerita-cerita tersebut terekam dari sebuah makanan dan menjadi pengingat akan sebuah peristiwa besar di dalam satu periode tertentu.
Cerita makanan sebagai bagian dari alat perekam sejarah juga tertuang dalam kisah pohon Sarangan. Sarangan atau dikenal dengan chesnut, dahulu sering dikonsumsi warga Kaliurang. Warga lokal dahulu kerap memakan sarangan setelah sebelumnya disangrai. Namun, setelah erupsi Merapi 1994, sarangan sulit ditemui.
Kaliurang yang berdekatan dengan salah satu gunung api paling aktif di dunia ini membuatnya jadi penuh dengan kesementaraan. Abu vulkanik yang kerap menyelimuti wilayah ini saat Gunung Merapi meletus memunculkan kedinamisan yang membuat beberapa makanan uniknya sulit ditemui atau bahkan punah.
Di tengah kedinamisan dan kesementaraan, ada banyak makanan lain yang mencoba bertahan dan tak tergilas oleh zaman. Kisah-kisah soal resep yang diturunkan atau bahkan berakhir karena si pemiliknya telah meninggal juga jadi cerita menarik lain di buku ini. Kisah-kisah yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Baca juga: Cobain Kuy! 4 Tempat Kuliner Legendaris Kaya Sejarah di Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Sulitnya akses ke makanan yang bergizi membuat warga terpaksa jadi pemakan segala. Pada awalnya, tradisi ini muncul karena keterdesakan. Namun, kemudian berkembang menjadi sebuah kebiasaan baru yang terus dilakukan.
Rara Sekar seolah ingin membedah bahwa ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar keunikan makanan yang terdapat si suatu wilayah. Cerita-cerita tersebut terekam dari sebuah makanan dan menjadi pengingat akan sebuah peristiwa besar di dalam satu periode tertentu.
Cerita makanan sebagai bagian dari alat perekam sejarah juga tertuang dalam kisah pohon Sarangan. Sarangan atau dikenal dengan chesnut, dahulu sering dikonsumsi warga Kaliurang. Warga lokal dahulu kerap memakan sarangan setelah sebelumnya disangrai. Namun, setelah erupsi Merapi 1994, sarangan sulit ditemui.
Kaliurang yang berdekatan dengan salah satu gunung api paling aktif di dunia ini membuatnya jadi penuh dengan kesementaraan. Abu vulkanik yang kerap menyelimuti wilayah ini saat Gunung Merapi meletus memunculkan kedinamisan yang membuat beberapa makanan uniknya sulit ditemui atau bahkan punah.
Di tengah kedinamisan dan kesementaraan, ada banyak makanan lain yang mencoba bertahan dan tak tergilas oleh zaman. Kisah-kisah soal resep yang diturunkan atau bahkan berakhir karena si pemiliknya telah meninggal juga jadi cerita menarik lain di buku ini. Kisah-kisah yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Baca juga: Cobain Kuy! 4 Tempat Kuliner Legendaris Kaya Sejarah di Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.