Ilustrasi kegiatan membaca buku (sumber gambar Unsplash/ Yuri Efremov)

Rekomendasi 5 Buku Fiksi yang Cocok Dibaca pada Waktu Luang, Salah Satunya Karya Penulis Eka Kurniawan

21 February 2023   |   07:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Menambah wawasan dan cakrawala ilmu bisa dilakukan dengan berbagai hal sederhana, salah satunya dengan membaca buku. Selain itu, buku juga bisa menjadi teman untuk mengisi waktu luang saat menunggu kereta di stasiun, menemani hari-hari yang melelahkan, atau merangsang keinginan tidur.

Bagi kalian pencinta buku pastinya memiliki target buku yang harus diselesaikan tiap tahunnya tanpa memandang tebal tipisnya buku. Namun, bagi yang baru memulai, biasanya lebih memilih buku-buku tipis atau bacaan sekali duduk dengan materi ringan untuk mengundang minat baca.

Baca juga: 7 Novelis Terkaya di Dunia yang Cetak Ratusan Buku Best Seller, Nomor Satu Bukan J.K Rowling

Nah, bagi yang sedang dalam fase tersebut, berikut Hypeabis.id rangkumkan dari berbagai sumber 5 rekomendasi buku fiksi sekali duduk yang bisa dibaca untuk menemani waktu luang kalian. Yuk disimak Genhype.


1. Sumur, Eka Kurniawan

 

Ilustrasi buku Sumur karya Eka Kurniawan (sumber gambar Gramedia.com)

Ilustrasi buku Sumur karya Eka Kurniawan (sumber gambar Gramedia.com)

Buku setebal 51 halaman ini merupakan karya penulis Eka Kurniawan yang pertama kali diterbitkan oleh Penguin Books pada 2020. Adapun, karya ini pada awalnya termasuk bagian dari antologi buku berbahasa Inggris Tales of Two Planets dengan judul cerpen The Well.

Sumur merupakan cerita pendek yang berhasil meraih nominasi Man Booker International Prize 2016 dan Prince Claus Laureate 2018. Terbit dalam bahasa Indonesia pada 2021, Sumur mengisahkan situasi sebuah kampung setelah mengalami kemarau panjang dan sengketa terkait parit di desa tersebut untuk pengairan sawah.

Tak hanya itu, cerita pendek ini juga mengisahkan tragedi antara Toyib dan Siti yang berkelindan dengan kejadian paceklik itu. Yaitu, terdapat sebuah sumur tua yang menjadi saksi romansa mereka dari kecil hingga dewasa, meski semua itu berakhir dengan tragis dan pilu.


2. Kenang-Kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub, Claudio Orrego Vicuna

 

Ilustrasi buku Kenang-Kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub(sumber gambar Marjin Kiri)

Ilustrasi buku Kenang-Kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub (sumber gambar Marjin Kiri)

Premis sederhana dari penulis asal Chile ini adalah walaupun tubuh terpenjara tapi dengan pikiran. Sebab, tidak ada yang mampu memenjarakan pemikiran seseorang dalam mengekspresikan kegelisahan, terlebih mengenai problem kemanusian.

Diterjemahkan secara lugas oleh Ronny Agustinus, buku setebal 68 halaman ini mengisahkan tentang beruang kutub yang ditangkap oleh pemburu saat masih remaja dan 'dirumahkan' di kebun binatang di Chile. Dia juga memiliki naluri untuk menyayangi anak-anak kecil. 

Tak hanya itu, beruang bernama Baltazar itu bukanlah beruang biasa. Pasalnya, dengan sudut pandangnya yang unik dia mampu menafsir situasinya dalam kerangkeng untuk membedah problematika terkait kekuasaan, penghambaan, dan kebebasan dalam kehidupan manusia modern.

Karya inspiratif ini merupakan alegori politik yang ditulis oleh cendekiawan Claudio Orrego Vicuna pasca kudeta militer 1973 di Chile. Novelet ini merupakan satu-satunya karya sastra yang dibuat oleh sosiolog itu yang dimaksudkan sebagai renungan hidup di bawah kediktatoran penguasa.
 

3. Rumah Kertas, Carlos Maria Domínguez

 

Ilustrasi buku Rumah Kertas (sumber gambar Marjin Kiri)

Ilustrasi buku Rumah Kertas (sumber gambar Marjin Kiri)

Masih dari kawasan Amerika Latin, Rumah Kertas merupakan karya pendek Carlos Maria Domínguez. Novelis kelahiran Buenos Aires. Bahkan, karyanya berjudul asli La casa de papel ini sudah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa di dunia. 

Adapun, mahakarya setebal 76 halaman ini akan mengajak pembaca untuk mengarungi semesta sastra dunia yang memantik mereka  agar segera mencintai buku-buku karena ditulis dengan daya pikat yang baik. Sebagaimana karya sebelumnya, Rumah Kertas juga diterjemahkan secara sangkil oleh Ronny Agustinus dengan bahasa yang mudah dipahami.

Rumah Kertas mengisahkan tentang seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris bernama Bluma Lennon yang tewas ditabrak mobil saat membaca kumpulan puisi karya Emily Dickinson. Syahdan, rekannya mendapati sebuah buku aneh karya Joseph Conrad  yang dikirim ke alamatnya, tapi ditujukan untuk Lennon.

Dari sinilah penyelidikan mengenai asal-usul buku yang dipenuhi semen itu akan membawa pembaca mengarungi semesta para pencinta buku. Termasuk berbagai keunikan dan kegilaan di dalamnya yang akan menambah rekomendasi bacaan karya-karya sastra dunia.

Baca juga: Keajaiban TikTok, Novel Thriller yang Terbit 11 Tahun Lalu Jadi Buku Terlaris di Amazon
1
2


SEBELUMNYA

Koleksi Furnitur Terbaru Blackwood Tonjolkan Desain Kombinasi

BERIKUTNYA

We The Fest 2023 Umumkan Line Up Perdana, The 1975 Siap Guncang Jakarta!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: