3 Manfaat Pasangan Keluarga Sadar Konsep Manajemen dan Resolusi Konflik
17 December 2022 |
12:00 WIB
Konflik dalam hubungan pernikahan sering kali menjadi salah satu tantangan yang hadir untuk mendewasakan hubungan sebagai pasangan suami-istri dan juga sebagai orang tua bagi anak. Tak hanya itu, konflik juga tak jarang dapat menjadi salah satu cara untuk menguji kemampuan dan kestabilan serta pengembangan emosi pasangan satu sama lain.
Sayangnya, ketidakstabilan emosi, juga kurangnya sikap saling memahami dan mengerti yang dibangun satu sama lain dapat memicu konflik perdebatan dan pertengkaran, bahkan menuju kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dapat menyakiti salah satu pasangan, baik istri atau suami.
Psikolog Klinis Anak Riestyane atau yang akrab Tya, menuturkan penting bagi pasangan untuk memahami langkah-langkah resolusi konflik yang tepat dalam mengatasi persoalan berkepanjangan, dan juga mencegah adanya kekerasan dalam rumah tangga.
Menurutnya, pasangan atau orang tua harus mengetahui dasar-dasar pentingnya memiliki pemahaman dan kemampuan dalam hal manajemen resolusi konflik di dalam keluarga. Soalnya, hal tersebut punya manfaat besar. Berikut ini 3 keuntungan bagi pasangan suami-istri yang sadar akan manajemen dan resolusi konflik.
Baca juga: 3 Faktor Penyebab Remaja Lakukan Bullying, Salah Satunya Keluarga
Manajemen dan resolusi konflik penting untuk dimiliki oleh pasangan dalam membina keluarga sebagai mikrosistem bagi semua anggotanya. Pembinaan keluarga yang dimaksud adalah ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pasangan dalam keluarga untuk mengarahkan keluarganya pada tindakan yang tepat dan efektif bagi semua anggota keluarga.
Misalnya, berbagi wawasan psikoedukasi mengenai manajemen dan resolusi konflik dalam keluarga dan meminta pendapat atau arahan pihak profesional, serta dipercaya keluarga mengenai konflik yang sedang dihadapi dan masih banyak yang lainnya.
“Apakah dengan memiliki hal-hal tersebut menjadi teredukasi? Tergantung penerimaan masing-masing individu. Jika ternyata strategi yang disarankan sesuai dengan nilai dan pemikirannya, akan lebih mudah dipahami dan diaplikasikan,” katanya.
Pasangan dapat mencari sumber referensi lain yang dapat membantunya memecahkan persoalan tersebut jika ternyata terdapat perbedaan pendapat atau pandangan.
Tya mengatakan bahwa manajemen dan resolusi konflik dapat menghindari kemungkinan terjadinya KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu bentuk konflik yang menyerang anggota keluarga secara fisik maupun verbal, dan dapat dialami oleh pasangan (istri atau suami) bahkan juga anak.
Seringkali pelaku KDRT bertindak karena pengelolaan emosi yang sangat besar, tapi sudah tidak terkontrol lagi, dan dilampiaskan melalui tindakan kekerasan.
“Tindakan KDRT ini dapat berlanjut pada kondisi-kondisi lainnya yang tidak kita harapkan, seperti pengalaman traumatis, perceraian, dan sebagainya. Agar kondisi keluarga tidak mencapai hal-hal demikianlah mengapa sebuah keluarga perlu memiliki kemampuan manajemen dan resolusi konflik.” Katanya.
Selain itu, keluarga yang harmonis juga punya ciri mengendalikan konflik dengan damai. Jadi, harmonis bukan berarti tidak memiliki konflik, karena bagaimanapun konflik atau perbedaan pandangan/pendapat adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan berkeluarga. Dua individu punya dua pemikiran yang berbeda, tapi selama keduanya memiliki karakter yang saling mendukung, konflik akan bisa diatasi dengan damai.
Baca juga: 4 Kiat Menghindari Pertengkaran Soal Uang di Keluarga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sayangnya, ketidakstabilan emosi, juga kurangnya sikap saling memahami dan mengerti yang dibangun satu sama lain dapat memicu konflik perdebatan dan pertengkaran, bahkan menuju kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dapat menyakiti salah satu pasangan, baik istri atau suami.
Psikolog Klinis Anak Riestyane atau yang akrab Tya, menuturkan penting bagi pasangan untuk memahami langkah-langkah resolusi konflik yang tepat dalam mengatasi persoalan berkepanjangan, dan juga mencegah adanya kekerasan dalam rumah tangga.
Menurutnya, pasangan atau orang tua harus mengetahui dasar-dasar pentingnya memiliki pemahaman dan kemampuan dalam hal manajemen resolusi konflik di dalam keluarga. Soalnya, hal tersebut punya manfaat besar. Berikut ini 3 keuntungan bagi pasangan suami-istri yang sadar akan manajemen dan resolusi konflik.
Baca juga: 3 Faktor Penyebab Remaja Lakukan Bullying, Salah Satunya Keluarga
1. Pembinaan Keluarga yang Lebih Baik
Manajemen dan resolusi konflik penting untuk dimiliki oleh pasangan dalam membina keluarga sebagai mikrosistem bagi semua anggotanya. Pembinaan keluarga yang dimaksud adalah ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pasangan dalam keluarga untuk mengarahkan keluarganya pada tindakan yang tepat dan efektif bagi semua anggota keluarga.Misalnya, berbagi wawasan psikoedukasi mengenai manajemen dan resolusi konflik dalam keluarga dan meminta pendapat atau arahan pihak profesional, serta dipercaya keluarga mengenai konflik yang sedang dihadapi dan masih banyak yang lainnya.
“Apakah dengan memiliki hal-hal tersebut menjadi teredukasi? Tergantung penerimaan masing-masing individu. Jika ternyata strategi yang disarankan sesuai dengan nilai dan pemikirannya, akan lebih mudah dipahami dan diaplikasikan,” katanya.
Pasangan dapat mencari sumber referensi lain yang dapat membantunya memecahkan persoalan tersebut jika ternyata terdapat perbedaan pendapat atau pandangan.
2. Mengendalikan Masalah & Konflik Berlebihan
Pasangan yang memiliki kemampuan dan pemahaman yang baik dalam manajemen dan resolusi konflik akan mendorong mereka untuk mengendalikan permasalahan atau konflik keluarga yang berlebihan, yang bisa jadi merujuk pada kasus kekerasan dalam rumah tangga.Tya mengatakan bahwa manajemen dan resolusi konflik dapat menghindari kemungkinan terjadinya KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu bentuk konflik yang menyerang anggota keluarga secara fisik maupun verbal, dan dapat dialami oleh pasangan (istri atau suami) bahkan juga anak.
Seringkali pelaku KDRT bertindak karena pengelolaan emosi yang sangat besar, tapi sudah tidak terkontrol lagi, dan dilampiaskan melalui tindakan kekerasan.
“Tindakan KDRT ini dapat berlanjut pada kondisi-kondisi lainnya yang tidak kita harapkan, seperti pengalaman traumatis, perceraian, dan sebagainya. Agar kondisi keluarga tidak mencapai hal-hal demikianlah mengapa sebuah keluarga perlu memiliki kemampuan manajemen dan resolusi konflik.” Katanya.
3. Menjaga Keharmonisan Keluarga
Pasangan yang memiliki manajemen dan resolusi konflik dalam keluarga dapat memberikan manfaat yang baik untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga. Harmonis dalam hal ini diartikan sebagai suasana keluarga yang tenang, saling mendukung, dan penuh kasih sayang.Selain itu, keluarga yang harmonis juga punya ciri mengendalikan konflik dengan damai. Jadi, harmonis bukan berarti tidak memiliki konflik, karena bagaimanapun konflik atau perbedaan pandangan/pendapat adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan berkeluarga. Dua individu punya dua pemikiran yang berbeda, tapi selama keduanya memiliki karakter yang saling mendukung, konflik akan bisa diatasi dengan damai.
Baca juga: 4 Kiat Menghindari Pertengkaran Soal Uang di Keluarga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.