Air sebagai sumber hidrasi tubuh. (Sumber gambar : Freepik)

Viral Oralit Cegah Haus Selama Puasa, Cek Faktanya Yuk

26 March 2023   |   07:49 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Oralit tengah viral di media sosial. Obat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat dehidrasi ini dianggap cocok untuk meminimalisir rasa haus saat puasa. Alhasil, oralit kini diburu bahkan terjadi panic buying atau pembelian berlebihan di masyarakat.

Penggunaan oralit untuk berpuasa ini muncul dari cuitan pengguna Twitter yang juga Dokter Spesialis Anak Kurniawan Setya Denta dalam akunnya, @K.S. Denta. Dia menyertakan obat tersebut sebagai tip untuk tahan haus selama berpuasa. 

Baca juga: 5 Makanan & Minuman Ini Efektif Mencegah Dehidrasi

“Betul. Tip puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan segelas air putih, lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali, sebelum Isya, banyakin serat. Hindari buffet ayce, sisanya fokes ibadah,” cuitnya yang mendapat 4,9 juta kali tayangan dan ribuan komentar di Twitter, dikutip Hypeabis.id, Minggu (26/3/2023). 

Kendati demikian, dia mengatakan minum oralit tidak bertujuan untuk mengganti full meal atau makanan. Dokter yang bertugas di Mayapada Hospital Kuningan ini menyampaikan tubuh dibekali dengan fitur glikogenesis, glikogenolisis, hingga glukoneogenesis, sehingga mampu membuat makanannya secara mandiri. “Masalah saat puasa itu soal hidrasi yang kurang baik, itu yang disasar dari oralit,” jelasnya.

Selama ini memang oralit dipakai sebagai obat untuk mengatasi diare. Namun, Denta menegaskan oralit bukanlah obat diare, melainkan larutan yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Dehidrasinya bisa karena diare, demam, olahraga, puasa, atau karena letih setelah menangis semalaman.

Tips ini langsung diikuti para warganet. Seperti yang disampaikan pengguna Twitter Musanda Farid. Dia mengatakan kepada Denta bahwa telah menerapkan sahur dengan menambah oralit ke dalam menunya. 

“Saya sekarang nerapin sahur ditambah oralit dok, udh 2 hari ini, perbedaanya emang gak haus sama sekali sampai maghrib, kerjaan saya driver online, biasanya harus ada 1,5 liter air dalam mobil, soalnya kena ac kena panas jadi gampang haus,” tulisnya, disambut balasan semangat dari Denta.


Boleh Saja, Asal

Pakar Kesehatan Prof Zubairi Djoerban menilai boleh saja meminum oralit pada saat sahur. Kendati demikian, menurutnya obat yang dilarutkan ke dalam air itu bukan menjadi kebutuhan wajib. “Artinya Anda mau minum jus, susu, kopi, jahe, silakan saja konsumsi yang disuka. Jangan banyak aturan dan larangan. Saya pun terkadang makan gorengan. Ya asal jangan berlebihan,” tuturnya di Twitter.

Sementara itu, Spesialis Penyakit Dalam dr. Ari Fahrial Syam tidak sepakat penggunaan oralit untuk mencegah dehidrasi. “Informasi itu tidak betul. Sifatnya oralit sebagai oral Rehydration. Kalau mengalami dehidrasi maka mengkonsumsi oralit, tetapi bukan mencegah,” tegasnya dalam pesan suara kepada media.

Dia menyebut oralit mengandung garam dan gula. Jika penderita diabetes mengonsumsi obat ini secara berlebihan,  kadar gula dalam darahnya bisa naik. Begitu pula bagi penderita hipertensi, tekanan darahnya menjadi tinggi karena adanya garam di larutan tersebut. 

Baca juga: Cek 10 Sajian Khas Ramadan untuk Berbuka, dari Bubur kampiun hingga Kue Putu Mayang


Sesuai Peruntukan

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan oralit disebut sebagai larutan rehidrasi oral untuk mengatasi diare atau muntah. Dua kondisi ini biasanya menyebabkan dehidrasi dan mengganggu sistem elektrolit dalam tubuh. 

Dalam cairan oralit, terkandung natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan Glukosa anhidrat. “Efek samping bisa perut kembung karena terganggu gerakan usus, kelebihan natrium sehingga akan menganggu fungsi organ arau sistem lainnya,” ujarnya memperingatkan. 

Oleh karena itu, dia menyarankan penggunaan oralit sesuai peruntukannya. Masyarakat tidak perlu memborong atau melakukan panic buying yang menyebabkan ketersediaan oralit di minimarket hingga apotek menipis dan merugikan orang yang benar-benar membutuhkannya. Lagi pula menurutnya berpuasa sudah menawarkan banyak manfaat kesehatan. “Jadi [oralit] tetap digunakan sesuai peruntukannya,” imbau Nadia. 

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Selama Puasa Ramadan di Tengah Musim Pancaroba


Tidak Bisa Sembarangan

Oralit memang termasuk dalam obat bebas, tetapi penggunaannya tidak boleh sembarangan. Mengutip laman Siloam Hospital, walaupun termasuk aman, dosis yang tepat dalam mengonsumsi oralit juga perlu diperhatikan agar manfaatnya bisa optimal. 

Secara terperinci, dosis mengonsumsi oralit di antaranya berat badan 3–4,5 kg dosisnya 60 ml per satu jam sekali. Berat badan 5–7 kg dosisnya 70 ml per satu jam sekali. Berat badan 7–9, 100 ml per satu jam sekali. Berat badan 9,5–18 kg, 190 ml per satu jam sekali. Kemudian, berat badan 18,5–27 kg dosisnya 300 ml per satu jam sekali.

Aturan di atas dapat diterapkan pada anak berusia di bawah 10 tahun. Sementara itu, oralit yang dianjurkan untuk anak di atas 10 tahun dan orang dewasa yakni 2000 ml atau 2 liter per hari. 

Oralit akan bekerja 3–4 jam setelah dikonsumsi, sehingga diperlukan pemantauan selama waktu tersebut untuk mengetahui apakah ada reaksi alergi atau efek samping yang muncul. Beberapa efek samping yang bisa muncul yakni perut kembung, mata bengkak.

Efek lainnya yaitu peningkatan kadar natrium dalam darah yang ditandai dengan hipertensi, otot kejang, denyut jantung meningkat, dan pembengkakan di kaki. Pada beberapa kasus, penggunaan oralit pertama kali juga bisa menyebabkan perut terasa mual dan muntah ringan. Namun, umumnya kondisi ini akan segera membaik dengan sendirinya.

Baca juga: Cegah Kulit Dehidrasi saat Puasa, Begini Kiat yang Harus Dilakukan

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

6 Cara Nyaman Berpuasa Bagi Penderita GERD dan Mag

BERIKUTNYA

5 Resep Olahan Tahu Praktis untuk Sahur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: