Hypereport: Kisah Perantau dari Dua Generasi yang Menginspirasi
20 March 2023 |
13:12 WIB
Jakarta bukan tempat asing bagi mereka yang ingin meraih mimpi. Tak sedikit yang menggantungkan cita-citanya di Ibu Kota ini. Bahkan, mereka yang berasal dari luar Pulau Jawa pun rela mengadu nasib demi meraih masa depan yang lebih baik. Mulai dari yang tua hingga muda, masing-masing punya cerita menaklukkan Jakarta yang 'keras'.
Memang perantauan tak melulu identik dengan Jakarta. Namun, tak bisa dimungkiri jika Jakarta masih dilirik orang di berbagai daerah untuk merantau. Terbukti, Jakarta terus mencatat pertambahan penduduk setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik pada 2021 mencatat bahwa wilayah ini memiliki 10.609.700 jiwa, naik dari 10.563.200 jiwa pada 2020. Angka ini menempatkan DKI Jakarta sebagai provinsi terpadat di tanah Ibu Pertiwi.
Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Jakarta Tetap Jadi Magnet Bagi Perantau Mengejar Mimpi
2. Hypereport: Orang-orang Ini Berhasil Membuktikan, Tinggal di Kampung pun Bisa Sukses
3. Hypereport: Hidup Guyub dan Rukun di Perantauan
Pertambahan jumlah penduduk itu beriringan dengan banyaknya orang luar daerah yang bermukim di Jakarta. Beberapa di antaranya sengaja datang untuk urusan pekerjaan. Beberapa lainnya nekat dengan memulai peruntungan dalam berdagang. Tak sedikit kisah sukses perantau yang mampu menaklukkan Jakarta. Misalnya Sayudi, sosok pendiri di balik banjirnya gang-gang di pelosok Jakarta dengan warung Tegal.
Ketenaran Warteg Kharisma Bahari mungkin tak terdengar asing lagi bagi warga Jakarta. Di balik ratusan outlet-nya yang menghiasi sudut jalan, ternyata Sayudi-lah yang menjadi sosok penting di belakangnya. Tidak ada alasan spesifik mengapa akhirnya dia memutuskan untuk membuka warung nasi.
Dalam pandangannya, orang Indonesia sudah sangat terbiasa mengonsumsi nasi. Maka tak ada alasan untuk tidak melihat ini sebagai peluang bisnis. “Aku pikir warung nasi ini usaha yang enggak ada matinya. Karena kita menjual makanan pokok manusia,” jelas Sayudi (50 tahun) kepada Hypeabis.id.
Namun, jauh sebelum memutuskan bisnis warung makan, Sayudi sempat mencari rezeki sebagai pedagang asongan di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Pendidikan Sayudi harus terhenti di sekolah dasar (SD). Hal inilah yang membuatnya memutar otak mencari cara untuk sukses.
“Saya Cuma lulusan SD, dulu saya bantu ayah Bertani dan juga bantu ibu saya berjualan tempe di pasar kecil di desa,” kata pria asal Tegal tersebut. Penghasilan keluarga yang pas-pasan membuat Sayudi berpikir keras. Akhirnya, dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Pada 1996, akhirnya dia membuka Warteg Kharisma Bahari. Kala itu nama outlet-nya masih MM yang merupakan singkatan dari Modal Mertua. Nama itu muncul sebagai outlet perdana karena Sayudi memang meminjam modal dari mertuanya. Dari warung makan semi permanen, Dia perlahan merintis usahanya hingga sukses seperti sekarang.
Sayudi menyampaikan, Warteg Kharisma Bahari bisa mendapat omset mencapai Rp8 juta dalam satu hari. Di antara berjejernya warung makan di Jakarta, dia menyebut harus mampu melihat peluang dengan cerdik. Salah satunya adalah dengan merubah tampilan outlet menjadi lebih modern dan jauh dari kesan kumuh.
Mungkin sebagian Genhype mengenalnya dengan nama Valanyr. Di tengah industri gim yang semakin masif, Isnaini mampu mengambil peluang dengan jempol mahirnya. Namanya bukan baru pertama dikenal dalam dunia esports. Bahkan belakangan, wanita kelahiran 9 Februari 2001 ini semakin melesat karena mewakili Indonesia pada ajang pesta olahraga Asia Tenggara, SEA Games 2023 di Kamboja.
Wanita berusia 21 tahun ini membuktikan jika tak ada yang tak mungkin untuk merengkuh kesuksesan di dunia digital. Meski lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Isnaini lebih banyak menghabiskan waktunya bertumbuh dewasa di Bali. Setelah lulus SMA, barulah dia memutuskan untuk berangkat ke Jakarta.
Perjalanan Isnaini di dunia esports sudah dimulai sejak duduk di kelas 2 SMA. Dia sudah malang melintang di ranah ini selama kurang lebih 5 tahun. Bermodal kesukaannya dengan game MOBA Mobile Legends, Isnaini mulai menjajal game lainnya yakni Arena of Valor (AOV). Permainan ciamiknya dalam gim AOV ini kemudian dilirik oleh tim esports pertamanya yakni NXA, sebelum direkrut oleh Bigetron.
“Sayangnya AOV waktu itu turnamen resmi untuk ceweknya cuma ada setahun sekali. Jadi akhirnya disaranin sama tim Bigetron untuk pindah ke Mobile Legends,” jelas Isnaini saat diwawancarai Hypeabis.id.
Tawaran itu pun akhirnya berujung manis. Saat ini, Isnaini didapuk sebagai atlet timnas esports untuk game Mobile Legends: Bang Bang mewakili divisi perempuan (MLBB Women) di SEA Games 2023.
Baca juga: Hypereport: Masa Depan Esports yang Kian Kompetitif
Dalam menjalani kariernya di dunia olahraga elektronik, Isnaini sempat bolak balik Jakarta. Belum lagi jika ada turnamen offline yang diselenggarakan di kota lain. Mau tak mau Isnaini izin dengan orangtuanya untuk pergi dari Bali demi kariernya tersebut. “Dulu aku di Bali dari 2002 awal hingga 2016. Kalau sekarang aku di Jakarta, ayah juga di Jakarta. Kalau ibu di Kupang,” terang Isnaini. Tak heran jika Isnaini sudah terbiasa hidup dalam dunia perantauan sejak masa remajanya.
Wanita dengan role game offlane itu acap kali nongkrong di warnet semasa remajanya. Kecintaannya dengan dunia game memang sulit dimatikan hingga membawa namanya naik daun, dengan menjadi wakil Indonesia di Asia Tenggara. Menurut Isnaini, dunia game-lah yang mampu membuatnya memiliki banyak koneksi dari berbagai daerah. Ini sangat membantunya dalam melihat dunia luar.
Apalagi, orang tua Isnaini tak pernah melarang keinginannya dalam bermain gim. Asal nilai sekolah aman, maka dia bisa melakukan hobi sesukanya. Lantaran sudah tergabung dalam dunia esports sejak masa sekolah, tantangannya adalah membagi waktu antara pendidikan dan game sebagai pembuka kariernya.
Saat ini, Isnaini tengah fokus dengan persiapan mewakili Indonesia di cabang olahraga MLBB Women untuk SEA Games 2023. Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) mengerahkan pelatihan nasional khusus atlet esports melaju mulus di SEA Games dengan menyediakan porsi latihan fisik dan mental.
Isnaini mengaku jika turnamen antarnegara sudah merupakan mimpinya yang tertanam sejak lama. “Aku selalu membayangkan bisa ngerasain turnamen keluar, ngeliat tim-tim esports luar negeri. Pasti beda rasanya dengan permainan tim-tim kita disini. Aku berusaha melakukan yang terbaik karena ini sudah membawa nama Indonesia. Aku optimis kita bisa dapat emas,” ungkapnya.
Pro player yang kini tergabung dengan MBR itu juga memberikan pesan untuk anak muda yang memiliki minat dalam game. Menurutnya, karier dalam dunia esports sangat terbuka di dunia yang serba digital. Dengan menyeimbangkan pendidikan dengan game sebagai karier, seorang pro player harus mau rajin berlatih dan mengikuti turnamen kecil hingga besar. Memperkaya koneksi dengan berkenalan dengan banyak orang juga menjadi salah satu kunci penting sembari fokus mengembangkan diri.
“Utamakan pendidikan dulu karena pendidikan itu bekal. Pelan-pelan seimbangkan dengan berlatih dalam game. Walaupun sudah dapat penghasilan dari bermain game, jangan lupa selesaikan pendidikan. Kalau kalian jago in game, pasti ujungnya kalian bakal dilirik untuk gabung esports, ” jelas Isnaini.
Baca juga: Hypereport: Satwa Liar dalam Jerat Konten Medsos & Dilema Konservasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Memang perantauan tak melulu identik dengan Jakarta. Namun, tak bisa dimungkiri jika Jakarta masih dilirik orang di berbagai daerah untuk merantau. Terbukti, Jakarta terus mencatat pertambahan penduduk setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik pada 2021 mencatat bahwa wilayah ini memiliki 10.609.700 jiwa, naik dari 10.563.200 jiwa pada 2020. Angka ini menempatkan DKI Jakarta sebagai provinsi terpadat di tanah Ibu Pertiwi.
Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Jakarta Tetap Jadi Magnet Bagi Perantau Mengejar Mimpi
2. Hypereport: Orang-orang Ini Berhasil Membuktikan, Tinggal di Kampung pun Bisa Sukses
3. Hypereport: Hidup Guyub dan Rukun di Perantauan
Pertambahan jumlah penduduk itu beriringan dengan banyaknya orang luar daerah yang bermukim di Jakarta. Beberapa di antaranya sengaja datang untuk urusan pekerjaan. Beberapa lainnya nekat dengan memulai peruntungan dalam berdagang. Tak sedikit kisah sukses perantau yang mampu menaklukkan Jakarta. Misalnya Sayudi, sosok pendiri di balik banjirnya gang-gang di pelosok Jakarta dengan warung Tegal.
Ketenaran Warteg Kharisma Bahari mungkin tak terdengar asing lagi bagi warga Jakarta. Di balik ratusan outlet-nya yang menghiasi sudut jalan, ternyata Sayudi-lah yang menjadi sosok penting di belakangnya. Tidak ada alasan spesifik mengapa akhirnya dia memutuskan untuk membuka warung nasi.
Dalam pandangannya, orang Indonesia sudah sangat terbiasa mengonsumsi nasi. Maka tak ada alasan untuk tidak melihat ini sebagai peluang bisnis. “Aku pikir warung nasi ini usaha yang enggak ada matinya. Karena kita menjual makanan pokok manusia,” jelas Sayudi (50 tahun) kepada Hypeabis.id.
Namun, jauh sebelum memutuskan bisnis warung makan, Sayudi sempat mencari rezeki sebagai pedagang asongan di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Pendidikan Sayudi harus terhenti di sekolah dasar (SD). Hal inilah yang membuatnya memutar otak mencari cara untuk sukses.
“Saya Cuma lulusan SD, dulu saya bantu ayah Bertani dan juga bantu ibu saya berjualan tempe di pasar kecil di desa,” kata pria asal Tegal tersebut. Penghasilan keluarga yang pas-pasan membuat Sayudi berpikir keras. Akhirnya, dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
(Sumber foto: Warteg Kharisma Bahari Group)
Sayudi menyampaikan, Warteg Kharisma Bahari bisa mendapat omset mencapai Rp8 juta dalam satu hari. Di antara berjejernya warung makan di Jakarta, dia menyebut harus mampu melihat peluang dengan cerdik. Salah satunya adalah dengan merubah tampilan outlet menjadi lebih modern dan jauh dari kesan kumuh.
Usia muda memang menjadi waktu yang tepat untuk mencoba segala hal positif. Seperti Sayudi yang berkecimpung dalam dunia bisnis sejak usia 20-an, wanita muda asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, Isnaini Nurfajri Machdita (21 tahun) punya caranya sendiri.“Aku ingin membawa warteg menjadi lebih berkharisma, demi membawa nama Tegal juga semakin baik,” terang pria kelahiran 1973 tersebut.
Mungkin sebagian Genhype mengenalnya dengan nama Valanyr. Di tengah industri gim yang semakin masif, Isnaini mampu mengambil peluang dengan jempol mahirnya. Namanya bukan baru pertama dikenal dalam dunia esports. Bahkan belakangan, wanita kelahiran 9 Februari 2001 ini semakin melesat karena mewakili Indonesia pada ajang pesta olahraga Asia Tenggara, SEA Games 2023 di Kamboja.
Wanita berusia 21 tahun ini membuktikan jika tak ada yang tak mungkin untuk merengkuh kesuksesan di dunia digital. Meski lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Isnaini lebih banyak menghabiskan waktunya bertumbuh dewasa di Bali. Setelah lulus SMA, barulah dia memutuskan untuk berangkat ke Jakarta.
Perjalanan Isnaini di dunia esports sudah dimulai sejak duduk di kelas 2 SMA. Dia sudah malang melintang di ranah ini selama kurang lebih 5 tahun. Bermodal kesukaannya dengan game MOBA Mobile Legends, Isnaini mulai menjajal game lainnya yakni Arena of Valor (AOV). Permainan ciamiknya dalam gim AOV ini kemudian dilirik oleh tim esports pertamanya yakni NXA, sebelum direkrut oleh Bigetron.
“Sayangnya AOV waktu itu turnamen resmi untuk ceweknya cuma ada setahun sekali. Jadi akhirnya disaranin sama tim Bigetron untuk pindah ke Mobile Legends,” jelas Isnaini saat diwawancarai Hypeabis.id.
Tawaran itu pun akhirnya berujung manis. Saat ini, Isnaini didapuk sebagai atlet timnas esports untuk game Mobile Legends: Bang Bang mewakili divisi perempuan (MLBB Women) di SEA Games 2023.
Baca juga: Hypereport: Masa Depan Esports yang Kian Kompetitif
Isnaini Nurfajri Machdita aka Valanyr (Sumber: Instagram Isna Machdita)
Wanita dengan role game offlane itu acap kali nongkrong di warnet semasa remajanya. Kecintaannya dengan dunia game memang sulit dimatikan hingga membawa namanya naik daun, dengan menjadi wakil Indonesia di Asia Tenggara. Menurut Isnaini, dunia game-lah yang mampu membuatnya memiliki banyak koneksi dari berbagai daerah. Ini sangat membantunya dalam melihat dunia luar.
Apalagi, orang tua Isnaini tak pernah melarang keinginannya dalam bermain gim. Asal nilai sekolah aman, maka dia bisa melakukan hobi sesukanya. Lantaran sudah tergabung dalam dunia esports sejak masa sekolah, tantangannya adalah membagi waktu antara pendidikan dan game sebagai pembuka kariernya.
Saat ini, Isnaini tengah fokus dengan persiapan mewakili Indonesia di cabang olahraga MLBB Women untuk SEA Games 2023. Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) mengerahkan pelatihan nasional khusus atlet esports melaju mulus di SEA Games dengan menyediakan porsi latihan fisik dan mental.
Isnaini mengaku jika turnamen antarnegara sudah merupakan mimpinya yang tertanam sejak lama. “Aku selalu membayangkan bisa ngerasain turnamen keluar, ngeliat tim-tim esports luar negeri. Pasti beda rasanya dengan permainan tim-tim kita disini. Aku berusaha melakukan yang terbaik karena ini sudah membawa nama Indonesia. Aku optimis kita bisa dapat emas,” ungkapnya.
Pro player yang kini tergabung dengan MBR itu juga memberikan pesan untuk anak muda yang memiliki minat dalam game. Menurutnya, karier dalam dunia esports sangat terbuka di dunia yang serba digital. Dengan menyeimbangkan pendidikan dengan game sebagai karier, seorang pro player harus mau rajin berlatih dan mengikuti turnamen kecil hingga besar. Memperkaya koneksi dengan berkenalan dengan banyak orang juga menjadi salah satu kunci penting sembari fokus mengembangkan diri.
“Utamakan pendidikan dulu karena pendidikan itu bekal. Pelan-pelan seimbangkan dengan berlatih dalam game. Walaupun sudah dapat penghasilan dari bermain game, jangan lupa selesaikan pendidikan. Kalau kalian jago in game, pasti ujungnya kalian bakal dilirik untuk gabung esports, ” jelas Isnaini.
Baca juga: Hypereport: Satwa Liar dalam Jerat Konten Medsos & Dilema Konservasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.