Hypereport: Masa Depan Esports yang Kian Kompetitif
13 February 2023 |
18:39 WIB
1
Like
Like
Like
Esports adalah salah satu industri terbesar dan paling cepat berkembang di dunia, dengan penayangan (viewership) kini mencapai lebih dari 810 juta orang, seperti dilansir dari laporan NewZoo 2021. Tapi seperti apa masa depan industri game ini?
Mayoritas title esports berbasis tim, dan setiap pertandingan dimainkan dengan dua grup atau individu yang saling berhadapan. Dengan sekitar 35 title esports yang 'resmi diakui' di dunia saat ini, pemain dapat bersaing dalam berbagai genre - termasuk Massive Online Battle Arena (arena pertempuran daring multipemain), First-person Shooter (penembak orang pertama), dan title berbasis olahraga.
Dari keragaman hingga pendidikan, industri esports secara bertahap membuka pintunya bagi lebih banyak orang; dan diprediksi akan menjadi lebih besar.
Dengan lebih dari 810 juta penggemar esports, dunia secara bertahap makin sadar akan industri ini, dan dampaknya terhadap ekonomi global. Bersamaan dengan integrasi arus utama, diperkirakan bahwa industri ini akan menghasilkan pendapatan lebih dari US$1,5 miliar pada 2023 - semakin meningkatkan pengaruh dan kompetisi.
Dalam laporan khusus edisi terbaru, Hypeabis menggali lebih lanjut terkait perkembangan esports di Indonesia untuk mengukur seberapa besar pengaruhnya terhadap masa depan industri game. Kami juga mencari tahu tantangan apa saja yang dihadapi dalam perjalanan para pemain untuk menjadikan esports bukan sekadar penyalur hobi tapi juga mata pencaharian.
Hypereport: Menengok Fondasi dan Ambisi Tim Esports Indonesia
Esports melaju pesat setidaknya 10 tahun belakangan. Meski diketahui ajang olahraga elektronik ini pertama kali sudah tercetus sejak 1972, negeri barat baru berlomba-lomba membuat tim esports sejak 1990-an. Penyebarannya semakin masif ke wilayah-wilayah Asia seiring dengan peningkatan penggemar game.
Di Indonesia, esports baru mulai menggeliat pada 1999 dan eksistensinya semakin mendapat perhatian negara beberapa tahun ini. Tentu ini tidak terlepas dari kecepatan Indonesia beradaptasi dengan industri game. Data Asosiasi Game Indonesia menyebutkan, Indonesia duduk dalam peringkat ke-16 sebagai pasar game terbesar di dunia, bersanding dengan Jepang dan Korea Selatan dalam 10 besar pasar game.
Hypereport: Mengorek Sumber Cuan Tim Esports, Sering Juara Makin Sejahtera
Esports menjadi olahraga yang tengah berkembang di Indonesia. Perkembangan itu terlihat, salah satunya dari sejumlah tim asal Indonesia yang mampu unjuk gigi di level internasional. Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama negara, tetapi juga memberikan dampak finansial bagi sebuah tim esports.
Selain membawa pulang piala dan hadiah yang tidak sedikit, tim yang mampu meraih prestasi juga membuat sponsor datang untuk memberikan dukungan kepada mereka. Kondisi ini pun membuat pundi-pundi rupiah tim menjadi bertambah, dan membuat tim dapat terus beroperasi.
Hypereport: Kemilau Esports & Pentingnya Peran Orang-Orang di Balik Layar
Dunia esports Tanah Air memang enggak ada matinya. Kesuksesan demi kesuksesan berhasil diraih tim anak bangsa pada ajang global. Terbaru, Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam kejuaraan International Esports Federation (IESF) pada Desember 2022, memboyong 3 emas dari nomor eFootball, MLBB, dan DOTA2.
Kemenangan Indonesia di ajang bergengsi itu tak bisa lepas dari peran orang-orang di balik layar. Mereka adalah pelatih dan manajer yang membantu para atlet menyiapkan mental, strategi, dan permainan yang baik. Peran mereka tentu tidak bisa dipandang sebelah mata untuk memajukan industri dan ekosistem olahraga elektronik.
Hypereport: Jalan Terjal Menjadi Pro Player Esports
Pro player atau atlet esports adalah profesi baru yang menjadi incaran anak muda, terutama generasi Z. Menurut Survei Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang dirilis awal Januari lalu, mayoritas usia 13-24 tahun atau 87,5 persen pernah memainkan olahraga elektronik ini dalam sebulan terakhir.
Industri esports pun tumbuh pesat. Menurut data International Esports Federation (IESF), tren industri ini terus berkembang dengan total penggemar esports sudah mencapai 201,2 juta per 2019. Di balik penggemarnya yang tinggi, esports memang bukan hanya menghibur tetapi menjadi pekerjaan baru yang sesuai karateristik generasi Z. Bekerja santai, menyenangkan, dan sesuai minat atau hobi.
Mayoritas title esports berbasis tim, dan setiap pertandingan dimainkan dengan dua grup atau individu yang saling berhadapan. Dengan sekitar 35 title esports yang 'resmi diakui' di dunia saat ini, pemain dapat bersaing dalam berbagai genre - termasuk Massive Online Battle Arena (arena pertempuran daring multipemain), First-person Shooter (penembak orang pertama), dan title berbasis olahraga.
Dari keragaman hingga pendidikan, industri esports secara bertahap membuka pintunya bagi lebih banyak orang; dan diprediksi akan menjadi lebih besar.
Dengan lebih dari 810 juta penggemar esports, dunia secara bertahap makin sadar akan industri ini, dan dampaknya terhadap ekonomi global. Bersamaan dengan integrasi arus utama, diperkirakan bahwa industri ini akan menghasilkan pendapatan lebih dari US$1,5 miliar pada 2023 - semakin meningkatkan pengaruh dan kompetisi.
Dalam laporan khusus edisi terbaru, Hypeabis menggali lebih lanjut terkait perkembangan esports di Indonesia untuk mengukur seberapa besar pengaruhnya terhadap masa depan industri game. Kami juga mencari tahu tantangan apa saja yang dihadapi dalam perjalanan para pemain untuk menjadikan esports bukan sekadar penyalur hobi tapi juga mata pencaharian.
Hypereport: Menengok Fondasi dan Ambisi Tim Esports Indonesia
Esports melaju pesat setidaknya 10 tahun belakangan. Meski diketahui ajang olahraga elektronik ini pertama kali sudah tercetus sejak 1972, negeri barat baru berlomba-lomba membuat tim esports sejak 1990-an. Penyebarannya semakin masif ke wilayah-wilayah Asia seiring dengan peningkatan penggemar game.
Di Indonesia, esports baru mulai menggeliat pada 1999 dan eksistensinya semakin mendapat perhatian negara beberapa tahun ini. Tentu ini tidak terlepas dari kecepatan Indonesia beradaptasi dengan industri game. Data Asosiasi Game Indonesia menyebutkan, Indonesia duduk dalam peringkat ke-16 sebagai pasar game terbesar di dunia, bersanding dengan Jepang dan Korea Selatan dalam 10 besar pasar game.
Hypereport: Mengorek Sumber Cuan Tim Esports, Sering Juara Makin Sejahtera
Esports menjadi olahraga yang tengah berkembang di Indonesia. Perkembangan itu terlihat, salah satunya dari sejumlah tim asal Indonesia yang mampu unjuk gigi di level internasional. Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama negara, tetapi juga memberikan dampak finansial bagi sebuah tim esports.
Selain membawa pulang piala dan hadiah yang tidak sedikit, tim yang mampu meraih prestasi juga membuat sponsor datang untuk memberikan dukungan kepada mereka. Kondisi ini pun membuat pundi-pundi rupiah tim menjadi bertambah, dan membuat tim dapat terus beroperasi.
Hypereport: Kemilau Esports & Pentingnya Peran Orang-Orang di Balik Layar
Dunia esports Tanah Air memang enggak ada matinya. Kesuksesan demi kesuksesan berhasil diraih tim anak bangsa pada ajang global. Terbaru, Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam kejuaraan International Esports Federation (IESF) pada Desember 2022, memboyong 3 emas dari nomor eFootball, MLBB, dan DOTA2.
Kemenangan Indonesia di ajang bergengsi itu tak bisa lepas dari peran orang-orang di balik layar. Mereka adalah pelatih dan manajer yang membantu para atlet menyiapkan mental, strategi, dan permainan yang baik. Peran mereka tentu tidak bisa dipandang sebelah mata untuk memajukan industri dan ekosistem olahraga elektronik.
Hypereport: Jalan Terjal Menjadi Pro Player Esports
Pro player atau atlet esports adalah profesi baru yang menjadi incaran anak muda, terutama generasi Z. Menurut Survei Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang dirilis awal Januari lalu, mayoritas usia 13-24 tahun atau 87,5 persen pernah memainkan olahraga elektronik ini dalam sebulan terakhir.
Industri esports pun tumbuh pesat. Menurut data International Esports Federation (IESF), tren industri ini terus berkembang dengan total penggemar esports sudah mencapai 201,2 juta per 2019. Di balik penggemarnya yang tinggi, esports memang bukan hanya menghibur tetapi menjadi pekerjaan baru yang sesuai karateristik generasi Z. Bekerja santai, menyenangkan, dan sesuai minat atau hobi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.