Waspada Gangguan Ginjal Sering Tanpa Gejala, Cek Cara Pencegahannya
13 March 2023 |
14:03 WIB
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Organ ini punya fungsi vital yakni untuk menyaring hasil metabolisme tubuh dalam darah, serta membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan melalui urin. Nah, ketika fungsi ginjal terganggu maka berisiko merenggut kehidupan pasien.
Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan 2018, angka kejadian ginjal kronik tercatat menyentuh angka 0,38 persen atau ada sekitar 700.000 jiwa penderita penyakit ginjal kronik di Indonesia. Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, Selvinna M Biomed, mengatakan kesehatan ginjal yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Masalah itu di antaranya gagal ginjal, gangguan keseimbangan mineral dan elektrolit, serta masalah kesehatan lainnya. Jika tidak diperhatikan, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal dan menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.
Baca juga: Hadir Dalam Senyap, Waspada Penyakit Ginjal Kronik
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Pringgodigdo Nugroho mengatakan risiko terbesar dari gangguan ginjal adalah gagal ginjal atau kematian. Namun sayangnya, tanda gangguan ginjal bisa saja tidak terlihat atau tanpa gejala sehingga ketika dilakukan pemeriksaan, hasil diagnosisnya sudah memasuki stadium lanjut.
Sebab, lanjutnya, daya cadang ginjal sangat besar bahkan hingga fungsinya tinggal 25 persen sekalipun, tidak ada gejala yang dirasakan. Baru setelah di bawah 20 persen muncul banyak keluhan. Adapun, tanda-tanda fungsi ginjal menurun dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Beberapa di antaranya seperti penurunan produksi urin, pembengkakan di kaki, tangan, atau wajah, kelelahan, mual dan muntah, kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, kulit yang gatal, hingga tekanan darah tinggi. “Hal ini yang membuat pasien yang datang berobat ketika fungsi ginjalnya sudah sangat menurun,” tuturnya.
Adapun orang yang paling berisiko terkena gangguan ginjal adalah mereka yang memiliki penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. Selain itu, orang yang memiliki pola makan yang buruk, kurang olahraga, merokok, atau mengonsumsi alkohol berlebihan juga berisiko terkena gangguan ginjal.
Dokter Pringgo mengingatkan, pasien dengan berbagai risiko penyakit tersebut harus segera diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi ginjal. Selain itu, melakukan modifikasi gaya hidup, seperti menjalani pola makan sehat, meningkatkan aktivitas fisik, dan berhenti merokok.
Ada berbagai jenis penyakit ginjal yang jika tidak segera diobati akan berujung pada gagal ginjal. Mulai dari peradangan ginjal, infeksi ginjal, hingga batu ginjal. Apabila didiagnosis mengalami gangguan ginjal, perawatan masing-masing pasien berbeda, menyesuaikan tingkat keparahan kondisi pasien.
Pasien perlu melakukan pengobatan untuk mengendalikan gejala dan komplikasi, seperti pengobatan untuk anemia atau kenaikan kadar fosfat dalam darah. Cuci darah atau dialisis mungkin diperlukan jika ginjal gagal berfungsi dengan baik.
“Biaya perawatan bisa sangat mahal, terutama jika pasien membutuhkan perawatan jangka panjang seperti terapi pengganti ginjal berupa cuci darah atau transplantasi ginjal,” jelasnya.
Baca juga: Menengok Kemajuan Teknologi Transplantasi Ginjal di Indonesia
Sebab, ginjal membutuhkan perawatan dengan nutrisi yang tepat jumlah dan tepat guna, terutama bagi yang sudah mengalami gangguan ginjal. Menurutnya, pasien gagal ginjal membutuhkan nutrisi penunjang untuk membantu proses perawatan.
Pasalnya, kondisi ginjal yang buruk dapat menyebabkan masalah dengan penyerapan nutrisi dari makanan, sehingga pasien seringkali membutuhkan suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. “Diet sehat dan seimbang juga penting untuk membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius,” tuturnya.
Ahli Gizi sekaligus Brand Owner Nephrisol PT Kalbe Farma Tbk., Airin Levina, mengatakan bahwa nutrisi atau zat gizi berperan menunjang kesehatan tubuh, termasuk pada pasien ginjal. Tidak terpenuhinya nutrisi membuat pasien mengalami perburukan gizi dan kondisi sehingga meningkatkan angka mortalitas.
“Nutrisi dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari. Tetapi bagi pasien ginjal yang kurang asupannya, dapat menambah asupan dengan makanan cair seperti Nephrisol dan Nephrisol D,” ujarnya.
Untuk mencegah penyakit ginjal, Airin juga menyarankan untuk mengonsumsi air putih sebanyak 2 liter per hari, membatasi asupan gula garam dan lemak, serta mengontrol penyakit yang menyertai dengan mencukupi kebutuhan gizi seimbang.
Baca juga: Mengenal 3 Sumber Donor Ginjal
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan 2018, angka kejadian ginjal kronik tercatat menyentuh angka 0,38 persen atau ada sekitar 700.000 jiwa penderita penyakit ginjal kronik di Indonesia. Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, Selvinna M Biomed, mengatakan kesehatan ginjal yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Masalah itu di antaranya gagal ginjal, gangguan keseimbangan mineral dan elektrolit, serta masalah kesehatan lainnya. Jika tidak diperhatikan, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal dan menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.
Baca juga: Hadir Dalam Senyap, Waspada Penyakit Ginjal Kronik
Tanda Fungsi Ginjal Menurun
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Pringgodigdo Nugroho mengatakan risiko terbesar dari gangguan ginjal adalah gagal ginjal atau kematian. Namun sayangnya, tanda gangguan ginjal bisa saja tidak terlihat atau tanpa gejala sehingga ketika dilakukan pemeriksaan, hasil diagnosisnya sudah memasuki stadium lanjut.Sebab, lanjutnya, daya cadang ginjal sangat besar bahkan hingga fungsinya tinggal 25 persen sekalipun, tidak ada gejala yang dirasakan. Baru setelah di bawah 20 persen muncul banyak keluhan. Adapun, tanda-tanda fungsi ginjal menurun dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Beberapa di antaranya seperti penurunan produksi urin, pembengkakan di kaki, tangan, atau wajah, kelelahan, mual dan muntah, kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, kulit yang gatal, hingga tekanan darah tinggi. “Hal ini yang membuat pasien yang datang berobat ketika fungsi ginjalnya sudah sangat menurun,” tuturnya.
Adapun orang yang paling berisiko terkena gangguan ginjal adalah mereka yang memiliki penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. Selain itu, orang yang memiliki pola makan yang buruk, kurang olahraga, merokok, atau mengonsumsi alkohol berlebihan juga berisiko terkena gangguan ginjal.
Dokter Pringgo mengingatkan, pasien dengan berbagai risiko penyakit tersebut harus segera diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi ginjal. Selain itu, melakukan modifikasi gaya hidup, seperti menjalani pola makan sehat, meningkatkan aktivitas fisik, dan berhenti merokok.
Ada berbagai jenis penyakit ginjal yang jika tidak segera diobati akan berujung pada gagal ginjal. Mulai dari peradangan ginjal, infeksi ginjal, hingga batu ginjal. Apabila didiagnosis mengalami gangguan ginjal, perawatan masing-masing pasien berbeda, menyesuaikan tingkat keparahan kondisi pasien.
Pasien perlu melakukan pengobatan untuk mengendalikan gejala dan komplikasi, seperti pengobatan untuk anemia atau kenaikan kadar fosfat dalam darah. Cuci darah atau dialisis mungkin diperlukan jika ginjal gagal berfungsi dengan baik.
“Biaya perawatan bisa sangat mahal, terutama jika pasien membutuhkan perawatan jangka panjang seperti terapi pengganti ginjal berupa cuci darah atau transplantasi ginjal,” jelasnya.
Baca juga: Menengok Kemajuan Teknologi Transplantasi Ginjal di Indonesia
Upaya Pencegahan
Mengingat biaya cuci darah sangat mahal, akan lebih mudah jika gangguan ginjal dicegah sedini mungkin. Untuk itu, Pringgo menyarankan ketika pasien sudah didiagnosa terkena penyakit ginjal maupun belum, pola makan yang sehat etap harus diperhatikan.Sebab, ginjal membutuhkan perawatan dengan nutrisi yang tepat jumlah dan tepat guna, terutama bagi yang sudah mengalami gangguan ginjal. Menurutnya, pasien gagal ginjal membutuhkan nutrisi penunjang untuk membantu proses perawatan.
Pasalnya, kondisi ginjal yang buruk dapat menyebabkan masalah dengan penyerapan nutrisi dari makanan, sehingga pasien seringkali membutuhkan suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. “Diet sehat dan seimbang juga penting untuk membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius,” tuturnya.
Ahli Gizi sekaligus Brand Owner Nephrisol PT Kalbe Farma Tbk., Airin Levina, mengatakan bahwa nutrisi atau zat gizi berperan menunjang kesehatan tubuh, termasuk pada pasien ginjal. Tidak terpenuhinya nutrisi membuat pasien mengalami perburukan gizi dan kondisi sehingga meningkatkan angka mortalitas.
“Nutrisi dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari. Tetapi bagi pasien ginjal yang kurang asupannya, dapat menambah asupan dengan makanan cair seperti Nephrisol dan Nephrisol D,” ujarnya.
Untuk mencegah penyakit ginjal, Airin juga menyarankan untuk mengonsumsi air putih sebanyak 2 liter per hari, membatasi asupan gula garam dan lemak, serta mengontrol penyakit yang menyertai dengan mencukupi kebutuhan gizi seimbang.
Baca juga: Mengenal 3 Sumber Donor Ginjal
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.