Obat Sirup Dilarang, Cek 2 Ramuan Herbal Alternatif Atasi Demam dan Bapil pada Anak
21 October 2022 |
11:43 WIB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melarang sementara penggunaan obat maupun vitamin dalam bentuk cair atau sirup, seiring meningkatnya angka kasus dan kematian anak akibat gagal ginjal akut misterius. Di satu sisi, para orang tua resah mengingat obat tersebut menjadi pilihan utama pengobatan.
Di samping itu, mudah didapatkan ketika anak sakit, terutama demam, batuk, pilek. Memang Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril telah menawarkan alternatif bentuk obat lain yang bisa diberikan kepada anak. Obat tersebut bisa dalam bentuk tablet, suppositoria (obat yang diberikan secara anal), dan injeksi (suntik).
Baca juga: Ramai Soal Obat Penurun Panas, Ini 5 Perbedaan Ibuprofen dan Parasetamol
Namun demikian, banyak anak yang kesulitan mengonsumsi atau menerima obat tersebut. Sekalipun bisa diterima, itupun dipaksakan karena rasanya yang pahit, yakni obat dalam bentuk puyer alias tablet yang digerus.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr. Inggrid Tania menyebut tidak semua obat dapat dibuat dalam bentuk puyer. Tablet yang dilindungi agar bahan aktif obat tidak rusak ketika terpapar asam lambung (tablet salut enterik) ataupun tablet yang diformulasikan agar melepaskan obat secara bertahap (tablet sustained release), tidak dapat dihancurkan dan dijadikan puyer.
Menjawab persoalan ini, PDPOTJI lantas merekomendasikan dua ramuan herbal alami yang aman untuk anak sebagai alternatif penurun demam dan pereda batuk serta pilek. Rasanya pun bisa diterima anak-anak karena tidak pahit dan bahannya murah serta mudah didapatkan.
Cara Membuat:
Bahan-bahan:
Cara Membuat:
Menurut Inggrid pada anak yang sehat, dua ramuan herbal di atas dapat dikonsumsi 1 kali sehari dengan tujuan memelihara kesehatan dan menguatkan daya tahan tubuh. Adapun, bahan-bahan herbal dalam dua ramuan di atas secara empirik terbukti aman dan berkhasiat dalam membantu menurunkan demam, serta meredakan batuk-pilek pada anak, tanpa ada laporan efek samping, dengan rasa yang disukai anak pada umumnya.
Hasil penelitian juga mengonfirmasi keamanan penggunaan pada anak dan aktivitas sebagai anti-oksidan (penangkal radikal bebas), imunomodulator (penguat daya tahan tubuh), anti-inflamasi (antiperadangan), antipiretik (penurun demam), antitusif (penekan refleks batuk), mukolitik (pengencer dahak), dekongestan (pelega kongesti hidung), dan anti-alergi yang ringan pada anak.
Konsumsi ramuan herbal tersebut menjadi kontra-indikasi pada anak yang alergi terhadap salah satu bahan. “Tetapi kasus alergi terhadap bahan herbal di atas, sangat amat jarang,” sebut Inggrid dalam pesan singkat yang diterima Hypeabis.id, Jumat (21/10/2022).
Sementara itu, dia menilai anak batuk, demam maupun pilek, prinsip penatalaksanaannya adalah seminimal mungkin dalam pemberian obat-obatan. Anak dengan kondisi ini, sebaiknya diberikan cairan yang cukup, nutrisi bergizi seimbang, istirahat yang cukup, kompres air hangat, dan pemakaian pakaian tipis.
Editor: Dika Irawan
Di samping itu, mudah didapatkan ketika anak sakit, terutama demam, batuk, pilek. Memang Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril telah menawarkan alternatif bentuk obat lain yang bisa diberikan kepada anak. Obat tersebut bisa dalam bentuk tablet, suppositoria (obat yang diberikan secara anal), dan injeksi (suntik).
Baca juga: Ramai Soal Obat Penurun Panas, Ini 5 Perbedaan Ibuprofen dan Parasetamol
Namun demikian, banyak anak yang kesulitan mengonsumsi atau menerima obat tersebut. Sekalipun bisa diterima, itupun dipaksakan karena rasanya yang pahit, yakni obat dalam bentuk puyer alias tablet yang digerus.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr. Inggrid Tania menyebut tidak semua obat dapat dibuat dalam bentuk puyer. Tablet yang dilindungi agar bahan aktif obat tidak rusak ketika terpapar asam lambung (tablet salut enterik) ataupun tablet yang diformulasikan agar melepaskan obat secara bertahap (tablet sustained release), tidak dapat dihancurkan dan dijadikan puyer.
Menjawab persoalan ini, PDPOTJI lantas merekomendasikan dua ramuan herbal alami yang aman untuk anak sebagai alternatif penurun demam dan pereda batuk serta pilek. Rasanya pun bisa diterima anak-anak karena tidak pahit dan bahannya murah serta mudah didapatkan.
1. Sirup Madu Bawang Jahe
Direkomendasikan untuk anak usia 1-12 tahun. Dosis 3 kali 5ml sehari, sebelum atau sesudah makan.
Bahan-bahan:
- 30 ml madu murni
- 1 siung bawang merah, dicincang halus
- 1 siung bawang putih, dicincang halus
- 10 gram jahe segar, dicincang halus
- ½ buah jeruk nipis, diperas
Cara Membuat:
- Masukkan cincangan bawang merah, bawang putih dan jahe ke dalam botol yang berisi madu, lalu masukkan air perasan jeruk nipis.
- Tutup botolnya, kemudian kocok/ guncang-guncang botolnya.
- Diamkan dalam suhu kamar selama 8 jam, sehingga didapatkan sirup dengan konsistensi encer.
- Saring, tuang ke dalam botol obat yang bersih dan kering.
- Siap dikonsumsi dengan takaran 1 sendok teh (5ml) sekali minum.
- Simpan dalam kulkas dan habiskan dalam waktu 2-3 hari.
2. Susu Kunyit
Direkomendasikan untuk anak usia 6 bulan - 1 tahun. Dosis 3 kali sehari, sebelum atau sesudah makan.
Bahan-bahan:
- 1/8 – 1/4 sendok teh kunyit bubuk (diutamakan kunyit bubuk organik).
- ASI atau susu formula dengan volume yang biasa dikonsumsi.
Cara Membuat:
- Siapkan ASI/ susu formula hangat dalam gelas
- Masukkan kunyit bubuk, lalu aduk sampai rata.
- Susu kunyit siap diminum
Menjaga Imun Anak
Menurut Inggrid pada anak yang sehat, dua ramuan herbal di atas dapat dikonsumsi 1 kali sehari dengan tujuan memelihara kesehatan dan menguatkan daya tahan tubuh. Adapun, bahan-bahan herbal dalam dua ramuan di atas secara empirik terbukti aman dan berkhasiat dalam membantu menurunkan demam, serta meredakan batuk-pilek pada anak, tanpa ada laporan efek samping, dengan rasa yang disukai anak pada umumnya. Hasil penelitian juga mengonfirmasi keamanan penggunaan pada anak dan aktivitas sebagai anti-oksidan (penangkal radikal bebas), imunomodulator (penguat daya tahan tubuh), anti-inflamasi (antiperadangan), antipiretik (penurun demam), antitusif (penekan refleks batuk), mukolitik (pengencer dahak), dekongestan (pelega kongesti hidung), dan anti-alergi yang ringan pada anak.
Konsumsi ramuan herbal tersebut menjadi kontra-indikasi pada anak yang alergi terhadap salah satu bahan. “Tetapi kasus alergi terhadap bahan herbal di atas, sangat amat jarang,” sebut Inggrid dalam pesan singkat yang diterima Hypeabis.id, Jumat (21/10/2022).
Sementara itu, dia menilai anak batuk, demam maupun pilek, prinsip penatalaksanaannya adalah seminimal mungkin dalam pemberian obat-obatan. Anak dengan kondisi ini, sebaiknya diberikan cairan yang cukup, nutrisi bergizi seimbang, istirahat yang cukup, kompres air hangat, dan pemakaian pakaian tipis.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.