Ilustrasi sakit ginjal (Sumber gambar: Freepik)

Menengok Kemajuan Teknologi Transplantasi Ginjal di Indonesia

12 January 2023   |   19:44 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Penyakit ginjal kronis di dunia terus mengalami peningkatan dan telah menjadi masalah yang serius. Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Asri Endang Susalit mengatakan bahwa prevalensi penyakit ginjal saat ini sekitar 10 persen pada orang dewasa .

Oleh karena itu, katanya, masyarakat perlu mewaspadai penyakit ginjal kronis dengan memperbaiki pola hidupnya. Sebab, penyakit ginjal kronis yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan akan berakhir dengan gagal ginjal.

Endang mengatakan orang yang sudah terkena gagal ginjal umumnya akan merasa terjadi penurunan kualitas hidup. Jika sudah demikian, cara untuk penyembuhannya hanya dengan melakukan dialisis atau transplantasi ginjal.

“Transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal yang paling ideal karena mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal. Hal itu berbeda dengan dialisis, yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja,” ujar Endang dalam acara Launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospitas ASRI di Jakarta.

Dengan transplantasi ginjal, kata Endang, pasien bisa meningkatkan harapan hidupnya secara lebih baik. Dia mencontohkan pasien diabetes melitus dan gagal ginjal yang dinyatakan memiliki harapan hidup delapan tahun. Namun, ketika sudah menjalani transplantasi ginjal, harapan hidupnya meningkat menjadi 25 tahun.

Meski terdengar mengerikan, transplantasi ginjal tidak seburuk yang diperkirakan. Sebab, saat ini teknologi untuk transplantasi ginjal sudah sangat maju. Masyarakat pun tidak perlu pergi ke luar negeri lagi untuk melakukannya karena di rumah sakit di Indonesia sudah sanggup.
 

Konferensi pers Siloam Hospital ASRI (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Konferensi pers Siloam Hospital ASRI (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Endang mengatakan saat ini di Indonesia sudah menerapkan metode pemeriksaan persiapan operasi dan obat imunosupresan terbaru sehingga mengurangi angka rejeksi.

Menurut dia, teknik operasi terbaru yang sama dengan di luar negeri pun sudah diterapkan di Indonesia. Dengan demikian, harapan keberhasilan dan angka hidup, baik pasien maupun pendonor, telah tinggi.
 

Mengulik Kemajuan Teknologi Transplantasi Ginjal


Sementara itu, Ketua Asri Urology Center (AUC) Nur Rasyid mengatakan saat ini operasi transplantasi ginjal dilakukan dengan cara laparoskopi. Teknik ini membuat bekas luka operasi menjadi lebih kecil. Pasien pun bisa keluar dari rumah sakit lebih cepat karena rasa sakit yang minimal.

Sejak 2018, kata Nur, RS Siloam ASRI telah mengembangkan teknik laparoskopi baru. Laparoskopi langsung menuju ke lokasi ginjal sehingga prosesnya bisa lebih cepat. Hal itu berbeda dengan zaman dahulu, yang mana alat laparoskopi dimasukkan melalui rongga perut terlebih dahulu.

Meski lebih cepat, teknik ini membutuhkan keterampilan yang lebih baik dari operator. Namun, teknik ini belakangan makin sering dipakai karena memberikan keuntungan berupa komplikasi yang lebih rendah bagi pendonor.

Baca juga: Jantung Berdebar Tiba-tiba? Waspada Takikardia

Pada 2020, tim transplantasi ginjal mulai mengembangkan teknik laparoskopi retroperiteneal. Sampai saat ini, RS Siloam ASRI telah melakukan operasi laparoskopi donor transperitoneal sebanyak 78 persen dengan satu komplikasi dan retroperitoneal sebanyak 137 pasien tanpa adanya komplikasi.

Menurut Nur, prosedur persiapan transplantasi yang mulus memerlukan adanya kerja sama yang baik antara koordinator transplan, tim advokasi, dokter spesialis nefrologi, dokter spesialis radiologi, dan seluruh dokter spesialis.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Buntut Masalah Penerbangan di AS, NewJeans Batal Tampil di Music Bank Korea

BERIKUTNYA

Cek Syarat & Cara Meminjam Buku di Perpustakaan Nasional, Wajib Jadi Anggota Dulu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: