Hewan Komodo jadi salah satu tujuan utama wisata alam liar di Indonesia (Sumber: Pexels/Jeffry Surianto)

Hypereport: Memaksimalkan Potensi Pariwisata Alam Liar di Indonesia 

13 March 2023   |   06:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Terletak di garis khatulistiwa dengan dua musim, Indonesia memiliki flora dan fauna yang sangat kaya. Beberapa di antaranya bahkan hanya ada di negara ini. Kekayaan itu merupakan potensi besar bagi perkembangan wildlife tourism atau pariwisata kehidupan/alam liar.
 
Salah satu contoh wildlife tourism yang paling terkenal di dalam negeri adalah komodo yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin merasakan sensasi mengamati reptil raksasa purba tersebut.
 
Komodo hanyalah contoh kecil dari pariwisata kehidupan liar yang ada di Indonesia. Di negara dengan sekitar 17.000 pulau ini terdapat potensi wildlife tourism yang sangat besar, yang dapat mendatangkan banyak manfaat bagi negara. 

Baca juga artikel terkait: 
1. Hypereport:  Egoisme Manusia di Balik Konten Medsos Satwa Liar
2. Hypereport: Sinergitas Pengendalian Satwa Invasif di Indonesia
3. Hypereport: Ujung Tombak dan Potensi Domestikasi Hewan di Indonesia
 
 

Potensi Besar Wisata Alam Liar  

Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari mengatakan pariwisata alam liar di Indonesia sangat lah potensial baik untuk wilayah darat, air, maupun udara. Hal ini tak terlepas dari keragaman binatang yang tumbuhan yang ada di tanah Ibu Pertiwi. 
 
Kehidupan alam liar di daratan contohnya seperti hewan seperti komodo, badak bercula satu, dan sebagainya. Di wilayah perairan, salah satunya adalah hiu paus yang dapat dinikmati tidak jauh dari bibir pantai Gorontalo.
 
Sementara di udara, salah satu yang kerap menjadi primadona bagi wisatawan asing dalam menikmati wildlife tourism di Indonesia adalah bird watching. Misalnya burung pelikan yang ada di pulau Kei Kecil, Kepulauan Maluku. Biasanya burung pelikan bermigrasi dari Australia ke Indonesia pada musim dingin, dan kembali setelah musim selesai. 
 
Tidak hanya binatang, wildlife tourism Indonesia juga berpotensi dari sisi tanaman. Salah satu tanaman yang hanya ada di Indonesia dan tidak ada di negara lain adalah Rafflesia Arnoldi. Selain itu, pariwisata alam liar di dalam negeri juga bisa dikaitkan dengan fenomena alam yang hanya ada di Indonesia. 
 
Azril menuturkan untuk sekarang, pariwisata ini belum berkembang maksimal dan masih tertinggal. Menurutnya, pemerintah saat ini masih berfokus pada pariwisata yang sifatnya lebih massal sehingga belum menempatkan sektor pariwisata alam liar sebagai prioritas. 

Padahal, pariwisata ini memiliki potensi mendatangkan pendapatan yang besar bagi negara. Bukan tanpa sebab, pariwisata yang biasanya untuk edukasi dan riset ini menuntut para wisatawan tinggal dalam jangka yang tidak sebentar. Kondisi itu berarti membuat mereka yang menjalani wildlife tourism bakal melakukan spending yang tidak kecil ketika berada di Indonesia.
 
Tidak jauh berbeda, Direktur Cetacean Sirenian Indonesia, Putu Liza Kusuma Mustika, menilai potensi wildlife tourism di dalam negeri sangat besar. Alasannya, karena negara ini memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. 
 
Jika bicara tentang pariwisata alam liar di daerah asli, seluruh wilayah di Indonesia dengan kehidupan liar di dalamnya memiliki potensi. Kehidupan ini bisa darat atau terrestrial, air atau freshwater ecosystem, dan laut atau marine yang di dalamnya termasuk coastal


Langkah Strategis 

Dia menilai pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah agar pariwisata ini bisa berkembang di dalam negeri. Pertama adalah panduan laku kehidupan alam liar yang ditujukan untuk pelaku wisata atau wisatawan. “Panduan laku ini bisa dimulai dari sukarela (voluntary), tapi nantinya sebaiknya dijadikan badan hukum,” katanya.
 
Kedua adalah pola pikir yang tidak melihat jumlah pengunjung atau pendapatan sebagai indikator sukses. Paradigma yang harus dimiliki adalah kepuasan wisatawan yang berkaitan dengan perilaku lestari, serta hal-hal seperti repeat visitation atau kunjungan ulang. 

Ketiga, pemerintah juga harus membenahi pelaku wisata agar menerapkan prinsip-prinsip wisata lestari, seperti low waste, the use of renewable energy, low electricity, low water usage, dan sebagainya.
 
Putu mengaku tidak memiliki data tentang nilai ekonomi untuk wildlife tourism secara umum di Indonesia. Namun, dalam sebuah penelitian berjudul The Economic Value of Shark and Ray Tourism in Indonesia and its Role in Delivering Conservation Outcomes yang pernah dilakukan bersama dengan peneliti lainnya, menunjukkan bahwa nilai ekonominya tidak kecil.
 
Pengeluaran tahunan rata-rata wisatawan yang melihat hiu diperkirakan mencapai US$22 juta pada 2017, menyumbang setidaknya 7 persen dari total pendapatan wisata bahari di dalam negeri pada 2017, yakni US$1 miliar.
 
Pengeluaran itu juga setara dengan 1,45 kali nilai ekspor hiu setiap tahun. Tidak hanya itu, penelitian juga menunjukan industri pariwisata Indonesia bisa kehilangan 25 persen dari pengeluaran wisata yang melakukan diving, jika hiu absen dari lokasi yang disurvei.
 
Industri pariwisata juga bisa menderita kerugian ekonomi dari pariwisata hiu dan pari lebih banyak lagi jika populasi hewan tersebut terus mengalami penurunan karena tindakan konservasi yang tidak memadai. Nilainya diperkirakan mencapai lebih dari US$121 juta per tahun pada 2027. 
 

Taman Nasional Tanjung Putin (Sumber: Orangutan.org)

Taman Nasional Tanjung Putin (Sumber: Orangutan.org)


Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan wisata alam liar atau wildlife tourism menjadi bagian penting dari wisata alam (nature tourism) yang mengandalkan kualitas dan keberlanjutan.
 
“Kemenparekraf terus mendorong paket wisata berbasis alam atau wildlife tourism seperti birdwatching dan herping. Juga wisata tracking melihat komodo di Pulau Komodo, NTT. Atau menyaksikan kehidupan orang utan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah,” katanya.  

Dia menuturkan pengembangan wildlife tourism sangat erat kaitannya dengan pelestarian alam, sehingga tantangan utama yang dihadapi adalah cara menjaga kelestarian destinasi wisata tersebut. Tiga unsur penting pariwisata yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas dalam mengembangkan wildlife tourism harus menyesuaikan lingkungan alam dalam upaya menjaga kelestarian habitat satwa liar. 

“Indonesia sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna, mempunyai potensi besar dalam mengembangkan wisata minat khusus wildlife tourism. Namun sejauh ini hanya beberapa destinasi wisata yang dapat dikembangkan sebagai wildlife tourism berstandar internasional. Antara lain Komodo, NTT, dan habitat Orang Utan di Tanjung Puting, Kalteng,” katanya.

Dia mendorong para pelaku industri pariwisata mengembangkan paket wisata wildlife tourism dengan kualitas layanan dan produk berstandar internasional. Sejauh ini, wisata yang termasuk dalam minat khusus memberikan kontribusi cukup besar kepada sektor pariwisata secara nasional. Tercatat, jumlah kunjungan wisatawan ke sejumlah taman nasional mengalami peningkatan.

Wisatawan yang datang ke Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo pada 2022 mencapai 170.000 kunjungan. Jumlah ini naik hampir tiga kali lipat jika dibandingkan pada 2021 yang hanya mencapai 60.000 kunjungan.

Wildlife tourism memberi kontribusi cukup besar dalam mendorong pergerakan turis dalam negeri atau wisnus, yang tahun ini menargetkan mencapai 1,2-1,4 miliar pergerakan, dan 3,5-7,4 juta kedatangan turis asing (Wisman),” katanya.

Menurutnya, hapmir semua wilayah di Indonesia mempunyai potensi sebagai destinasi wildlife tourism. Namun sejauh ini, ada sejumlah destinasi wisata alam liar yang sudah terbina dengan baik antara lain Taman Nasional (TN) Ujung Kulon, Banten; TN Ujung Puting, Kalsel; TN Way Kambas, Lampung Timur; TN Baluran, Jawa Timur; TN Bali Barat, Bali; TN Bantimurung, Sulsel; dan TN Komodo, NTT. 

Baca juga: Ini 5 Jenis Hewan Langka yang Banyak Dipelihara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Profil Jeff Koons, Seniman Kontemporer Masyhur & Kontroversial Asal Amerika Serikat

BERIKUTNYA

Mengintip Fasilitas 101 Urban Jakarta Thamrin, Dihiasi Banyak Lukisan & Punya Cafe Rooftop

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: