Seniman Jeff Koons (Sumber gambar: Twitter Jeff Koons)

Profil Jeff Koons, Seniman Kontemporer Masyhur & Kontroversial Asal Amerika Serikat

12 March 2023   |   15:52 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Baru-baru ini dunia seni rupa gempar saat patung karya seniman Jeff Koons tak sengaja dipecahkan oleh kolektor seni. Karya berjudul Balloon Dog itu jatuh ke lantai saat pembukaan Art Wynwood di Miami, Florida, Amerika Serikat pada 16 Februari 2023.

Selain punya nilai estetika tinggi, yang membuat heboh adalah harga karya yang pecah tersebut. Patung berwarna biru itu ditaksir bernilai US$42.000 atau setara Rp635 juta, yang tentu saja membuat wanita tua yang menyenggolnya jantungan, meski Balloon Dog telah diasuransikan.

Uniknya, meski sudah hancur berkeping-keping masih ada kolektor yang berminat untuk membeli patung tersebut. Stephen Gamson, seniman yang hadir dalam pembukaan pameran menawarkan diri untuk membeli karya itu karena punya cerita yang keren. Namun, siapakah sebenarnya Jeff Koons yang karyanya dihargai selangit itu? 

Baca juga: Flora Yukhnovich, Seniman Muda yang Bikin Heboh Pasar Seni Global


Profil Jeff Koons

Jeff Koons adalah seniman kontemporer Amerika Serikat yang terkenal karena karyanya yang inovatif dan kontroversial. Koons lahir di York, Pennsylvania pada 1955 dari keluarga religius dan konservatif, dari sinilah kelak karya-karya pemberontakannya bertolak.

Koons memulai jalur keseniannya dengan belajar di Maryland Institute College of Art di Baltimore dan School of the Art Institute of Chicago. Pada 1977, dia lalu pindah ke New York City dan memulai kariernya sebagai seniman secara profesional.

Laman jeffkoons menuliskan, sejak pameran tunggal pertamanya pada 1980, karya Koons telah dipamerkan di berbagai galeri dan institusi besar di seluruh dunia. Karya-karya Koons banyak menggabungkan objek-objek seni pop dan bahan industri dalam bentuk patung dan instalasi seni. 
 

Seni instalasi Koons juga dikenal dengan keterampilan tekniknya yang luar biasa, detail yang realistis, serta penggunaan warna-warna yang mencolok. Ini bisa disimak lewat karyanya yang berjudul Rabbit (1986), sebuah patung berbentuk kelinci dari stainless steel yang disajikan dalam ukuran besar. 

Karya tersebut juga menjadi simbol gerakan seni kontemporer Amerika dan menjadi salah satu karya seni paling mahal yang pernah terjual. Balai lelang Christie's mencatat, patung dari besi tahan karat itu laku US$91,1 juta atau setara Rp1,3 triliun pada 2019. 

"Rabbit menggambarkan apa yang kelak menjadi salah satu rangkaian karya Koons yang paling terkenal dan paling disukai dari karya-karya selanjutnya, seperti Balloon Dog, Balloon Flower, dan Balloon Rabbit" demikian tulis laman Christies.

Namun, kiprah Koons juga tak lepas dari kontroversi. Pada 2018, pengadilan di Paris memutuskan karyanya yang berjudul Fair d’Hiver merupakan plagiarisme. Pada kasus tersebut, Koons dinyatakan telah mencuri identitas karya Davidovici Fair d’Hiver, dan mengubahnya jadi karya pahatan dengan nama serupa. 

Koons dan perusahaan miliknya Pompidou Centre pun diharuskan membayar denda sebesar US$170.000 untuk pelanggaran hak cipta. Tak hanya itu, dia juga dilaporkan melakukan plagiarisme lewat karya patung lainnya yang berjudul Naked (1988) dari karya fotografi Jean-François Bauret, dan didenda US$42.000.

Kendati terbukti bersalah dan harus membayar denda, tapi nilai jual dari karya Koons tentu saja jauh lebih besar dari nilai dendanya. Pasalnya, pada 2007 saat Fair d’Hiver dipamerkan, karya itu laku lebih dari US$4 juta oleh yayasan Prada, dan sempat dipamerkan di Venice Biennale pada 2011. 

Halaman selanjutnya: Penghargaan Bergengsi
1
2


SEBELUMNYA

Hypereport: Ujung Tombak dan Potensi Domestikasi Hewan di Indonesia

BERIKUTNYA

Hypereport: Memaksimalkan Potensi Pariwisata Alam Liar di Indonesia 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: