Anabul, Sahabat dan Terapis yang Menyenangkan
07 March 2023 |
19:30 WIB
1
Like
Like
Like
Bagi Amelia Handoko, seorang pekerja lepas yang berdomisili di Bali, bekerja dari rumah bukanlah sebuah masalah karena dia memiliki kawan setia yang selalu menemaninya selama bekerja. Teman itu tidak lain adalah dua anjing peliharaannya.
Meli, begitu panggilan akrabnya memiliki dua anjing Chihuahua bernama ShyShy dan Yuuna yang sudah menemani dirinya selama 6 tahun terakhir. Selain menjadi teman setia, ShyShy dan Yuuna juga merupakan “asisten pribadi” yang membantunya memotivasi diri dan membuatnya tetap produktif selama bekerja.
“ShyShy dan Yuuna selalu menemani saya di ruang kerja setiap hari. Ia akan berbaring di samping kursi atau menempel di kaki saya ketika saya duduk,” kata Meli.
Baca juga: Manfaat Punya Hewan Peliharaan, Hapus Kebiasaan Mager hingga Pengaruhi Mood
Menurut perempuan berusia 34 tahun ini, kehadiran mereka berdua sangat membantunya dalam menjaga keseimbangan hidup dan pekerjaan. Dia dapat beristirahat sejenak dari pekerjaannya dan bermain dengan ShyShy dan Yuuna ketika merasa lelah atau bosan.
“Kalau kerja terlalu hectic, saya langsung elus-elus si guguk biar bikin happy. Keberadaan mereka tuh semacam mood booster dan ampuh banget menghilangkan stres,” tambahnya.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Virginia Commonwealth University, kehadiran anjing peliharaan selama bekerja memiliki efek positif karena dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan produktivitas kerja.
Ketua Asosiasi Pet Shop Indonesia (Aspin) Ady Sasmita mengatakan bahwa memiliki hewan peliharaan punya banyak manfaat, baik dari sisi psikologis maupun kesehatan. Oleh karena itu, memelihara hewan sebenarnya bisa membuat seseorang tetap bahagia setiap saat.
Adanya hewan peliharaan di rumah membuat mood pemiliknya lebih terjaga. Jika mood sudah baik, pekerjaan atau aktivitas yang dilakukannya akan terasa lebih mudah dijalankan, tambahnya.
Dalam situasi pandemi seperti beberapa waktu yang lalu misalnya, kehadiran anjing peliharaan juga dapat menjadi penghibur bagi banyak orang yang merasa kesepian atau terisolasi akibat jarak sosial yang harus dijaga.
Dengan begitu, anjing peliharaan tidak hanya menjadi teman setia, tetapi juga dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Selain dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan jantung, dan bahkan membantu anak-anak dengan keterampilan emosional dan sosialnya.
Baca juga: Manfaat Merawat Hewan Peliharaan Sebagai Metode Edukasi Anak
Tidak dimungkiri, pandemi membuat banyak profesional di-lay off dari pekerjaan. Positive side-nya, banyak dari mereka yang tetap semangat bekerja kreatif dari rumah. Work from home kini jadi budaya, bahkan menjadi pekerjaan yang diminati kendati pandemi telah mereda dan terkendali.
Mereka yang memang berjiwa “orang rumahan” mungkin akan sangat bahagia bekerja dengan gaya ini. Tinggal menyediakan ruang khusus agar dapat konsentrasi bekerja, sementara segala macam kegiatan lain masih bisa dilakukan di rumah.
Ada dapur untuk siapkan makanan dan minuman, kostum bisa versi santai, tidak perlu berjibaku dengan kemacetan setiap hari, dan ada lagi yang paling menggemaskan, bisa bekerja ditemani hewan peliharaan kesayangan. Rumah jadi semacam surga di depan mata.
Keadaan ini mungkin sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya, apalagi bagi profesional yang selama ini benar-benar mendedikasikan diri 100 persen untuk perusahaan, bekerja nine to five, pergi pagi pulang malam. Akan tetapi, semua berubah dalam sekejap, dan kini bekerja dengan seekor kucing berbaring di sebelah laptop sangat mungkin, dan It’s so fun!
Kehadiran binatang peliharaan sebenarnya bukan sekadar soal fun bagi pencinta hewan, seperti yang mungkin banyak orang pikir. Studi Dog People vs. Cat People: How Does Our Perception of Our Pets Influence Mental Health yang dilakukan oleh S. Alison Bolling (2021) di Department of Psychology, University of North Carolina, banyak mengungkapkan fakta menarik.
Studi ini hanya memberi penekanan pada anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan dan menemukan sejumlah kesehatan mental yang dapat disembuhkan dengan memelihara hewan-hewan ini.
Ady turut menambahkan, hewan peliharaan juga bisa mengubah kebiasaan buruk, seperti malas gerak atau mager. Ketika memiliki hewan peliharaan, seperti anjing, mau tidak mau pemiliknya pasti akan aktif bergerak. Sebab, hewan peliharaan mesti diajak main setiap hari. Khusus anjing, hewan ini juga bisa jadi teman untuk berolahraga keliling komplek.
Penelitian lain menunjukkan, salah satu alasan hewan peliharaan menjadi pendamping manusia ialah karena mereka tidak memberi penghakiman atau kekecewaan. Orang merasa lebih nyaman berbicara atau menyayangi hewan peliharaan daripada dengan manusia karena mereka memberi cinta tanpa syarat.
Interaksi dengan hewan peliharaan yang mereka butuhkan ini di antaranya relatif terjadi pada orang-orang yang sedang menghadapi masalah, seperti seorang lajang yang butuh teman, pasangan yang hidup sendiri setelah berpisah, tidak memiliki anak, atau ditinggal anak-anak yang telah tumbuh besar karena tidak serumah lagi.
Mereka biasanya membutuhkan dukungan emosional dan di mata mereka, hewan pendamping memberi cinta tanpa syarat (Understanding the Human—Cat Relationship: Human Social Support or Attachment, 1999). Pemilik percaya, manfaat terpenting memiliki hewan peliharaan adalah memiliki persahabatan dan 82,5 persen dari peserta percaya hewan peliharaan berdampak kuat pada hidup mereka (An examination of the relations between social Support, anthropomorphism and stress Among dog owners, 2010), dan hewan peliharaan selalu ada saat dibutuhkan (Using Attachment Theory and Social Support Theory to Examine and Measure Pets as Sources of Social Support and Attachment Figures, 2017).
Intinya, studi ini meneliti peran persahabatan hewan peliharaan, antropomorfisme, dan loyalitas yang berkaitan dengan depresi, stres, dan kesepian.
Baca juga: 7 Tanggung Jawab yang Perlu Diketahui Sebelum Memelihara Anabul
Temuan yang kurang lebih serupa dihasilkan dari Journal Aging & Mental Health berjudul Pet Ownership and Its Influence on Mental Health in Older Adults (2019) karya Genieve Zhe Hui Gan, dkk. Hewan peliharaan dianggap pemilik memberikan rasa nyaman dan aman; inklusi dan partisipasi sosial; rutinitas dan struktur yang bertujuan; serta peran yang berarti bagi pemilik .
Setiap peserta dalam penelitian mengalami pengalaman yang berbeda-beda, tetapi semua memberi tanggapan positif tentang bagaimana hewan peliharaan memengaruhi situasi kehidupan dan suasana hati mereka. Ada yang mengatakan, setelah memiliki hewan peliharaan menjadi “sangat membaik” dan “jauh lebih bahagia”.
Namun, semua peserta menganggap hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga pengganti atau pendamping dan sering menyebutnya sebagai “anak”, “bayi”, atau “teman”. Mengidentifikasi hewan peliharaan memberi persahabatan karena dapat “berbicara” dan “mendengarkan” sebagai bentuk kualitas hubungan yang disamakan dengan karakter manusia.
Personifikasi dan antropomorfisasi hewan peliharaan mencerminkan adanya hubungan yang berkembang antara pemilik dan hewan peliharaan sebagai hasil persahabatan. Khususnya pemilik anjing, diindikasikan sebagai hewan peliharaan yang memberi keamanan di lingkungan tempat tinggal dengan menjadi “pengawal” atau “penjaga rumah”.
Namun, kehadiran hewan peliharaan juga memiliki tantangan tersendiri bagi pemiliknya, termasuk Meli. Terkadang ShyShy dan Yuuna akan merengek atau menggonggong ketika mereka ingin bermain atau berjalan-jalan, dan hal ini dapat mengganggu konsentrasi Meli selama bekerja.
“Memelihara anabul selama WFH tidak selalu oke, kadang pas kita lagi repot-repotnya urus kerjaan, tapi mereka malah ajak main ato minta keluar rumah. Bisa juga pas sibuk-sibuknya mereka minta dielus ato dimanja,” ujar Meli seraya tertawa kecil. Namun, Bagaimanapun tingkah laku dan matanya yang imut menjadi senjata yang ampuh.
Meskipun begitu, Meli sangat menyukai kehadiran keduanya selama bekerja dan ia tidak dapat membayangkan bekerja tanpa kehadiran anjing peliharaannya. "ShyShy dan Yuuna telah menjadi teman setia saya selama bertahun-tahun, dan saya sangat bersyukur dapat memiliki teman seperti dia yang selalu mendukung saya selama bekerja," tambah Meli.
Terlepas dari temuan-temuan di atas, kenyataannya, bagi banyak pencinta hewan, keberadaan pet tidak perlu menunggu untuk punya problem dulu toh lalu hewan kesayangan baru ada dalam hidup kita. Yang sudah bahagia pun makin jadi semakin bahagia dengan hadirnya pet menjadi bestie kita. Dengan istilah yang lagi viral pun: kita babu dan kucing majikan, kita rela-rela saja.
Baca juga: Hati-Hati! Stres Bisa Menular ke Hewan Peliharaan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Meli, begitu panggilan akrabnya memiliki dua anjing Chihuahua bernama ShyShy dan Yuuna yang sudah menemani dirinya selama 6 tahun terakhir. Selain menjadi teman setia, ShyShy dan Yuuna juga merupakan “asisten pribadi” yang membantunya memotivasi diri dan membuatnya tetap produktif selama bekerja.
“ShyShy dan Yuuna selalu menemani saya di ruang kerja setiap hari. Ia akan berbaring di samping kursi atau menempel di kaki saya ketika saya duduk,” kata Meli.
Baca juga: Manfaat Punya Hewan Peliharaan, Hapus Kebiasaan Mager hingga Pengaruhi Mood
Menurut perempuan berusia 34 tahun ini, kehadiran mereka berdua sangat membantunya dalam menjaga keseimbangan hidup dan pekerjaan. Dia dapat beristirahat sejenak dari pekerjaannya dan bermain dengan ShyShy dan Yuuna ketika merasa lelah atau bosan.
“Kalau kerja terlalu hectic, saya langsung elus-elus si guguk biar bikin happy. Keberadaan mereka tuh semacam mood booster dan ampuh banget menghilangkan stres,” tambahnya.
Meli dan ShyShy, anjing peliharaannya (Sumber gambar: Pribadi)
Ketua Asosiasi Pet Shop Indonesia (Aspin) Ady Sasmita mengatakan bahwa memiliki hewan peliharaan punya banyak manfaat, baik dari sisi psikologis maupun kesehatan. Oleh karena itu, memelihara hewan sebenarnya bisa membuat seseorang tetap bahagia setiap saat.
“Menariknya, setiap kali stres lalu pulang ke rumah bertemu dengan hewan kesayangan, seseorang biasanya langsung senang lagi,” ujar Ady kepada Hypeabis.id.
Adanya hewan peliharaan di rumah membuat mood pemiliknya lebih terjaga. Jika mood sudah baik, pekerjaan atau aktivitas yang dilakukannya akan terasa lebih mudah dijalankan, tambahnya.
Dalam situasi pandemi seperti beberapa waktu yang lalu misalnya, kehadiran anjing peliharaan juga dapat menjadi penghibur bagi banyak orang yang merasa kesepian atau terisolasi akibat jarak sosial yang harus dijaga.
Dengan begitu, anjing peliharaan tidak hanya menjadi teman setia, tetapi juga dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Selain dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan jantung, dan bahkan membantu anak-anak dengan keterampilan emosional dan sosialnya.
Baca juga: Manfaat Merawat Hewan Peliharaan Sebagai Metode Edukasi Anak
Pandemi & Tren Memelihara Anabul
Tidak dimungkiri, pandemi membuat banyak profesional di-lay off dari pekerjaan. Positive side-nya, banyak dari mereka yang tetap semangat bekerja kreatif dari rumah. Work from home kini jadi budaya, bahkan menjadi pekerjaan yang diminati kendati pandemi telah mereda dan terkendali. Mereka yang memang berjiwa “orang rumahan” mungkin akan sangat bahagia bekerja dengan gaya ini. Tinggal menyediakan ruang khusus agar dapat konsentrasi bekerja, sementara segala macam kegiatan lain masih bisa dilakukan di rumah.
Ada dapur untuk siapkan makanan dan minuman, kostum bisa versi santai, tidak perlu berjibaku dengan kemacetan setiap hari, dan ada lagi yang paling menggemaskan, bisa bekerja ditemani hewan peliharaan kesayangan. Rumah jadi semacam surga di depan mata.
Keadaan ini mungkin sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya, apalagi bagi profesional yang selama ini benar-benar mendedikasikan diri 100 persen untuk perusahaan, bekerja nine to five, pergi pagi pulang malam. Akan tetapi, semua berubah dalam sekejap, dan kini bekerja dengan seekor kucing berbaring di sebelah laptop sangat mungkin, dan It’s so fun!
Kucing dan laptop. (Sumber gambar: Unsplash/ Catherine Heath)
Studi ini hanya memberi penekanan pada anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan dan menemukan sejumlah kesehatan mental yang dapat disembuhkan dengan memelihara hewan-hewan ini.
Ady turut menambahkan, hewan peliharaan juga bisa mengubah kebiasaan buruk, seperti malas gerak atau mager. Ketika memiliki hewan peliharaan, seperti anjing, mau tidak mau pemiliknya pasti akan aktif bergerak. Sebab, hewan peliharaan mesti diajak main setiap hari. Khusus anjing, hewan ini juga bisa jadi teman untuk berolahraga keliling komplek.
Penelitian lain menunjukkan, salah satu alasan hewan peliharaan menjadi pendamping manusia ialah karena mereka tidak memberi penghakiman atau kekecewaan. Orang merasa lebih nyaman berbicara atau menyayangi hewan peliharaan daripada dengan manusia karena mereka memberi cinta tanpa syarat.
Interaksi dengan hewan peliharaan yang mereka butuhkan ini di antaranya relatif terjadi pada orang-orang yang sedang menghadapi masalah, seperti seorang lajang yang butuh teman, pasangan yang hidup sendiri setelah berpisah, tidak memiliki anak, atau ditinggal anak-anak yang telah tumbuh besar karena tidak serumah lagi.
Mereka biasanya membutuhkan dukungan emosional dan di mata mereka, hewan pendamping memberi cinta tanpa syarat (Understanding the Human—Cat Relationship: Human Social Support or Attachment, 1999). Pemilik percaya, manfaat terpenting memiliki hewan peliharaan adalah memiliki persahabatan dan 82,5 persen dari peserta percaya hewan peliharaan berdampak kuat pada hidup mereka (An examination of the relations between social Support, anthropomorphism and stress Among dog owners, 2010), dan hewan peliharaan selalu ada saat dibutuhkan (Using Attachment Theory and Social Support Theory to Examine and Measure Pets as Sources of Social Support and Attachment Figures, 2017).
Intinya, studi ini meneliti peran persahabatan hewan peliharaan, antropomorfisme, dan loyalitas yang berkaitan dengan depresi, stres, dan kesepian.
Baca juga: 7 Tanggung Jawab yang Perlu Diketahui Sebelum Memelihara Anabul
Temuan yang kurang lebih serupa dihasilkan dari Journal Aging & Mental Health berjudul Pet Ownership and Its Influence on Mental Health in Older Adults (2019) karya Genieve Zhe Hui Gan, dkk. Hewan peliharaan dianggap pemilik memberikan rasa nyaman dan aman; inklusi dan partisipasi sosial; rutinitas dan struktur yang bertujuan; serta peran yang berarti bagi pemilik .
Setiap peserta dalam penelitian mengalami pengalaman yang berbeda-beda, tetapi semua memberi tanggapan positif tentang bagaimana hewan peliharaan memengaruhi situasi kehidupan dan suasana hati mereka. Ada yang mengatakan, setelah memiliki hewan peliharaan menjadi “sangat membaik” dan “jauh lebih bahagia”.
Namun, semua peserta menganggap hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga pengganti atau pendamping dan sering menyebutnya sebagai “anak”, “bayi”, atau “teman”. Mengidentifikasi hewan peliharaan memberi persahabatan karena dapat “berbicara” dan “mendengarkan” sebagai bentuk kualitas hubungan yang disamakan dengan karakter manusia.
Personifikasi dan antropomorfisasi hewan peliharaan mencerminkan adanya hubungan yang berkembang antara pemilik dan hewan peliharaan sebagai hasil persahabatan. Khususnya pemilik anjing, diindikasikan sebagai hewan peliharaan yang memberi keamanan di lingkungan tempat tinggal dengan menjadi “pengawal” atau “penjaga rumah”.
Namun, kehadiran hewan peliharaan juga memiliki tantangan tersendiri bagi pemiliknya, termasuk Meli. Terkadang ShyShy dan Yuuna akan merengek atau menggonggong ketika mereka ingin bermain atau berjalan-jalan, dan hal ini dapat mengganggu konsentrasi Meli selama bekerja.
“Memelihara anabul selama WFH tidak selalu oke, kadang pas kita lagi repot-repotnya urus kerjaan, tapi mereka malah ajak main ato minta keluar rumah. Bisa juga pas sibuk-sibuknya mereka minta dielus ato dimanja,” ujar Meli seraya tertawa kecil. Namun, Bagaimanapun tingkah laku dan matanya yang imut menjadi senjata yang ampuh.
Meskipun begitu, Meli sangat menyukai kehadiran keduanya selama bekerja dan ia tidak dapat membayangkan bekerja tanpa kehadiran anjing peliharaannya. "ShyShy dan Yuuna telah menjadi teman setia saya selama bertahun-tahun, dan saya sangat bersyukur dapat memiliki teman seperti dia yang selalu mendukung saya selama bekerja," tambah Meli.
Terlepas dari temuan-temuan di atas, kenyataannya, bagi banyak pencinta hewan, keberadaan pet tidak perlu menunggu untuk punya problem dulu toh lalu hewan kesayangan baru ada dalam hidup kita. Yang sudah bahagia pun makin jadi semakin bahagia dengan hadirnya pet menjadi bestie kita. Dengan istilah yang lagi viral pun: kita babu dan kucing majikan, kita rela-rela saja.
Baca juga: Hati-Hati! Stres Bisa Menular ke Hewan Peliharaan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.