Ilustrasi hewan peliharaan (dok: Unsplash/Matt Nelson)

Hati-Hati! Stres Bisa Menular ke Hewan Peliharaan

14 June 2021   |   19:42 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id


Jika ada nasihat yang menyebut stress menular antar manusia, nyatanya, stres sebagai energi negatif bisa menular tak hanya ke manusia namun juga ke hewan peliharaan.

Sejak masa pandemi berlangsung, karantina mandiri hingga bekerja dari rumah alias work from home energi dan persepsi negatif menguat dalam masyarakat. Beberapa di antaranya misal; ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, kepanikan, hingga kemarahan dan kekecewaan bergumul dalam individu.

Perasaan-perasaan ini juga sangat dipicu oleh banyaknya perubahan mendadak yang harus disesuaikan sebagai akibat dari pandemi Covid-19. 

Sebut saja perubahan yang terjadi bukanlah perubahan yang direncanakan dan sesuai harapan. Beberapa orang mengalami pemutusan hubungan kerja [PHK], beberapa orang lagi mengalami kurangnya pemasukan atau pemotongan gaji.

Tak hanya itu, sejumlah orang lain harus berkutat dengan kecemasan karena sakit atau merawat anggota keluarga yang sakit, baik karena terpapar Covid-19 atau penyakit lainnya.  Segala energi negatif akibat pergumulan itu ternyata juga dirasakan hewan peliharaan.

Menurut Animal Communicator Antonius Bagoes, sejak permulaan kerja dari rumah alias work from home (WFH) ada sejumlah klien yang menghubungi Bagoes mencoba menemukan hewan peliharaan mereka yang hilang. Jenis hewan peliharaan yang hilang atau kabur ini cukup beragam dari jenis kucing, anjing, sampai reptilia. 

Bagoes melatih cara komunikasi dengan hewan peliharaan secara non verbal melalui suara alias audio, visual, juga perasaan atau feeling. Bagoes memang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan peliharaan sejak SMP melalui penghalusan indera, dia pun melatih kembali skill itu pada usia dewasa dengan jaringan linking awareness.

Dia membeberkan banyak kasus kaburnya hewan peliharaan klien yang membuat dia kesulitan dalam mengomunikasikan maksud hewan terhadap si pemiliknya. Dia menyebut rata-rata hewan peliharaan itu kabur atas kehendak sendiri dan akibat dari persepsi atau energi negatif selama pandemi yang dipantulkan si pemilik hewan.

“Setelah saya berkomunikasi dengan para hewan ini, ternyata, mereka ini banyak yang kabur karena mereka terganggu dengan stress atau pressure yang dirasakan owner-nya. Masa pandemi ini banyak orang stres, gaji dipotong, pemasukan dari bisnis berkurang, ada yang kena PHK, sakit, macam-macam. Nah, stres ini memberi imbas pada hewan sehingga mereka kabur,” ujar Bagoes.

Sebagai seorang hypnotherapist, Bagoes menyebut dalam mengatasi stres masa pandemi dan normal baru ini setiap individu perlu mengingat adanya ikatan pada hukum alam.

Menurut dia, dalam menghadapi hal-hal yang diluar harapan atau bahkan menambah kecemasan dan kekesalan, orang-orang harus menyadari ada banyak hal bagian dari alam yang bisa terimbas atas perilaku, persepsi, hingga energi yang dikeluarkan.

Salah satu cara yang dilakukan bisa dengan meditasi atau pelatihan alam bawah sadar guna menajamkan indera terhadap alam termasuk hewan dan tanaman.

“Jadi ada baiknya sepanjang masa ini jangan terlalu banyak sedih, terlalu marah, atau terlalu cemas. Apalagi buat yang punya hewan peliharaan,” ungkap Bagoes.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Kelamaan Main Gadget Berisiko Mengalami Gangguan Tidur

BERIKUTNYA

Kru Film Ali & Ratu Ratu Queens Beberkan Alasan Pilih Kota New York untuk Syuting

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: