Hypereport: Jalan Terjal Menjadi Pro Player Esports
13 February 2023 |
13:57 WIB
Pro player atau atlet esports adalah profesi baru yang menjadi incaran anak muda, terutama generasi Z. Menurut Survei Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang dirilis awal Januari lalu, mayoritas usia 13-24 tahun atau 87,5 persen pernah memainkan olahraga elektronik ini dalam sebulan terakhir.
Industri esports pun tumbuh pesat. Menurut data International Esports Federation (IESF), tren industri ini terus berkembang dengan total penggemar esports sudah mencapai 201,2 juta per 2019. Data New Zoo mencatat pada 2022, jumlah penonton esports mencapai 489,5 juta, atau tumbuh sekitar 7,7 persen dibandingkan dengan 2021. Angka ini diprediksi terus naik hingga 640 juta orang pada 2025 mendatang.
Baca juga:
- Hypereport: Kemilau Esports & Pentingnya Peran Orang-Orang di Balik Layar
- Hypereport: Mengorek Sumber Cuan Tim Esports, Sering Juara Makin Sejahtera
- Hypereport: Menengok Fondasi dan Ambisi Tim Esports Indonesia
Di balik penggemarnya yang tinggi, esports memang bukan hanya menghibur tetapi menjadi pekerjaan baru yang sesuai karateristik generasi Z. Bekerja santai, menyenangkan, dan sesuai minat atau hobi.
Seperti pro player dari EVOS, Jabran Bagus Wiloko atau yang lebih dikenal sebagai Branz misalnya. Dia menyebut terjun ke dunia esport karena sesuai dengan hobinya. “Sejak kecil sudah gemar bermain game,” ujar Goldlaner kuat di Mobile Legends itu kepada Hypeabis,id.
Mantan kapten Bigetron Alpha ini diketahui debut profesional dengan mengikuti kompetisi Mobile Legends Premier League (MPL) Indonesia season 3 pada 2020 lalu. Bersama Bigetron Alpha, tim Branz meraih posisi kedua dari ajang esports bergengsi itu.
Berawal dari hobi yang diseriusin, karier Branz dimulai dari tim komunitas, MCD Esports pada 2018. Potensinya dilirik Bigetron dan dia kemudian bergabung pada 2019. Bersama salah satu tim besar itu, Branz menorehkan berbagai prestasi.
Selain turut membawa Bigetron meraih posisi runner up pada MPL Indonesia season 3, top global hero marksman itu dianugerahi gelar pemain MVP regular season pada MPL Indonesia season 5. Sempat terkena skandal, dikeluarkan dari tim bigetron, pada 2022 lalu, pria kelahiran Yogyakarta, 28 Agustus 2000 ini bergabung dengan EVOS Icon.
Teman satu tim Branz, Tazz juga mengaku terjun ke dunia esports karena sangat menyukai gim, terutama Mobile Legends, permainan video seluler genre multiplayer online battle arena (MOBA) yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Moonton. “Kalau saya karena dari hobi dan udah cinta sama game-nya sih,” sebutnya.
Pemilik nama lahir Darrel Jovanco Wijaya merupakan salah satu wonderkid yang dimiliki EVOS. Sebelum bergabung dengan EVOS, Tazz dikenal sebagai pubstomper, pemain yang sangat kuat di public game. Dia juga dikenal memiliki banyak gelar top global hero, mayoritas mid lane di akun Mobile Legend-nya.
Bergabung dengan EVOS Icon, Tazz terbilang memiliki hero pool atau kemampuan menguasai banyak hero. Performanya yang cemerlang di tim ini pun membuat Tazz dinobatkan sebagai MVP Regular Season MDL S5 dan dipromosikan ke EVOS Legends untuk musim berikutnya.
Namun untuk menjadi atlet esport, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetap ada proses dan tantangan yang dilewati.
Branz mengawali karier hanya bermain gim sekadar bersenang-senang bersama teman. Melihat potensi yang dimiliki, dia pun mulai ikut turnamen-turnamen kecil di Yogyakarta. “Pada akhirnya ada tim esports profesional yang tertarik untuk merekrut saya,” imbuhnya.
Walaupun tidak jauh berbeda, uniknya Tazz sempat menjadi joki untuk memainkan akun gim orang lain. Dia membantu teman di sekolah guna meningkatan peringkat pada gim.
Sementara itu, perjuangan Mohammad Pambudi alias Cadera mengawali karirnya dengan ikut beragam turnamen lokal. Dia juga pernah ikut trial yang dibuka sederet tim esports ternama di Indonesia, salah satunya Geek Fam yang menjadi nahkodanya saat ini.
Sejatinya Cadera tidak lulus pada seleksi pertama trial. Namun, dia berhasil mengikuti seleksi setelah temannya merekomendasikan kepada pelatih Geek Fam, menggantikan pemain yang tidak hadir pada batch pertama. Setelah dicoba, dia pun lolos pada tahap kedua, hingga ketiga. “Tahap tiga ini, enggak tahu kenapa bisa dibilang beruntung bisa lolos ke sini,” ungkapnya.
Bergabung dengan tim esport tidak berarti Branz, Tazz, dan Cadera sudah lega. Mereka harus menantang diri untuk rajin latihan, beradaptasi dengan lingkungan, dan konsisten. Hal ini penting untuk eksistensinya menjadi player profesional.
Untuk persaingan antar player, menurut Branz kurang lebih seperti di olahraga lain. Dia menyebut yang mampu menunjukkan performanya akan terus dipakai tim dan yang mainnya kurang bagus dan tidak konsisten bakal tersingkir.
Pada persaingan antar tim, Branz menyebut para player harus bisa menyatu dan semakin meningkatkan kemampuan di setiap seasonnya untuk bersaing dengan tim lain. “Selalu banyak saingan baru sih untuk di setiap seasonnya. Ketat sekali untuk persaingannya, apalagi di season kali ini,” tambah Tazz.
Bagi Cadera yang sempat merasa minder melihat skill player esports lainnya, dia berjuang keras untuk terus meningkatkan performanya. Rasa malas dibuang jauh dan rutin menjalani pelatihan menjadi keharusan. “Sekalinya ada pemikiran capek, ah pusing, gampang malas latihan, itu jadi salah satu celah buat orang lain ganti posisi kita,” tuturnya.
Cadera menjelaskan setiap hari dia menjalani latihan untuk meningkatkan kemampuan kurang lebih 8 jam. Pelatihan yang diakukan termasuk mencari kelemahan pada setiap pemain dan mengatasinya. “Mentoring untuk upgrade skill,” kata pria yang rela putus kuliah untuk mengejar karir esportsnya itu.
Memilih berkarier di esports artinya bermain dengan serius. Cadera berupaya untuk selalu fokus terutama jelang turnamen. Seperti atlet olahraga lainnya, ketika ingin bertanding, sebisa mungkin pola tidurnya dijaga jelang pertandingan agar bisa fit. Penggunaan sosial media juga dibatasi. “Bangun pagi, jaga makan, fokus turnamen,” ulasnya.
Keseriusan Cadera sebagai pro player Geek Fam ini mengantarkannya menjadi juara 3 Piala Presiden Esports 2022 – Closed Qualifier. Dia juga membawa piala juara 2 ONE Esports MPL Invitational 2022.
Baca juga: Perempuan Makin Pede Berkiprah di Dunia Esports, PBESI Sebut Kabar Baik buat Indonesia
Bicara menjaga performa jelang bertanding, Branz rutin berolahraga dan minum vitamin agar badan tetap fit. Sementara Tazz memilih tidur yang cukup.
Profesi yang tampak seperti main-main ini memang sangat diseriusi. Para pro player berusaha terus fokus untuk menjaga eksistensinya dan bisa berkancah di turnamen internasional.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Industri esports pun tumbuh pesat. Menurut data International Esports Federation (IESF), tren industri ini terus berkembang dengan total penggemar esports sudah mencapai 201,2 juta per 2019. Data New Zoo mencatat pada 2022, jumlah penonton esports mencapai 489,5 juta, atau tumbuh sekitar 7,7 persen dibandingkan dengan 2021. Angka ini diprediksi terus naik hingga 640 juta orang pada 2025 mendatang.
Baca juga:
- Hypereport: Kemilau Esports & Pentingnya Peran Orang-Orang di Balik Layar
- Hypereport: Mengorek Sumber Cuan Tim Esports, Sering Juara Makin Sejahtera
- Hypereport: Menengok Fondasi dan Ambisi Tim Esports Indonesia
Di balik penggemarnya yang tinggi, esports memang bukan hanya menghibur tetapi menjadi pekerjaan baru yang sesuai karateristik generasi Z. Bekerja santai, menyenangkan, dan sesuai minat atau hobi.
Seperti pro player dari EVOS, Jabran Bagus Wiloko atau yang lebih dikenal sebagai Branz misalnya. Dia menyebut terjun ke dunia esport karena sesuai dengan hobinya. “Sejak kecil sudah gemar bermain game,” ujar Goldlaner kuat di Mobile Legends itu kepada Hypeabis,id.
Jabran Bagus Wiloko
Mantan kapten Bigetron Alpha ini diketahui debut profesional dengan mengikuti kompetisi Mobile Legends Premier League (MPL) Indonesia season 3 pada 2020 lalu. Bersama Bigetron Alpha, tim Branz meraih posisi kedua dari ajang esports bergengsi itu.
Berawal dari hobi yang diseriusin, karier Branz dimulai dari tim komunitas, MCD Esports pada 2018. Potensinya dilirik Bigetron dan dia kemudian bergabung pada 2019. Bersama salah satu tim besar itu, Branz menorehkan berbagai prestasi.
Selain turut membawa Bigetron meraih posisi runner up pada MPL Indonesia season 3, top global hero marksman itu dianugerahi gelar pemain MVP regular season pada MPL Indonesia season 5. Sempat terkena skandal, dikeluarkan dari tim bigetron, pada 2022 lalu, pria kelahiran Yogyakarta, 28 Agustus 2000 ini bergabung dengan EVOS Icon.
Teman satu tim Branz, Tazz juga mengaku terjun ke dunia esports karena sangat menyukai gim, terutama Mobile Legends, permainan video seluler genre multiplayer online battle arena (MOBA) yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Moonton. “Kalau saya karena dari hobi dan udah cinta sama game-nya sih,” sebutnya.
Darrel Jovanco Wijaya
Pemilik nama lahir Darrel Jovanco Wijaya merupakan salah satu wonderkid yang dimiliki EVOS. Sebelum bergabung dengan EVOS, Tazz dikenal sebagai pubstomper, pemain yang sangat kuat di public game. Dia juga dikenal memiliki banyak gelar top global hero, mayoritas mid lane di akun Mobile Legend-nya.
Bergabung dengan EVOS Icon, Tazz terbilang memiliki hero pool atau kemampuan menguasai banyak hero. Performanya yang cemerlang di tim ini pun membuat Tazz dinobatkan sebagai MVP Regular Season MDL S5 dan dipromosikan ke EVOS Legends untuk musim berikutnya.
Namun untuk menjadi atlet esport, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetap ada proses dan tantangan yang dilewati.
Branz mengawali karier hanya bermain gim sekadar bersenang-senang bersama teman. Melihat potensi yang dimiliki, dia pun mulai ikut turnamen-turnamen kecil di Yogyakarta. “Pada akhirnya ada tim esports profesional yang tertarik untuk merekrut saya,” imbuhnya.
Walaupun tidak jauh berbeda, uniknya Tazz sempat menjadi joki untuk memainkan akun gim orang lain. Dia membantu teman di sekolah guna meningkatan peringkat pada gim.
Sementara itu, perjuangan Mohammad Pambudi alias Cadera mengawali karirnya dengan ikut beragam turnamen lokal. Dia juga pernah ikut trial yang dibuka sederet tim esports ternama di Indonesia, salah satunya Geek Fam yang menjadi nahkodanya saat ini.
Mohammad Pambudi alias Cadera
Sejatinya Cadera tidak lulus pada seleksi pertama trial. Namun, dia berhasil mengikuti seleksi setelah temannya merekomendasikan kepada pelatih Geek Fam, menggantikan pemain yang tidak hadir pada batch pertama. Setelah dicoba, dia pun lolos pada tahap kedua, hingga ketiga. “Tahap tiga ini, enggak tahu kenapa bisa dibilang beruntung bisa lolos ke sini,” ungkapnya.
Bergabung dengan tim esport tidak berarti Branz, Tazz, dan Cadera sudah lega. Mereka harus menantang diri untuk rajin latihan, beradaptasi dengan lingkungan, dan konsisten. Hal ini penting untuk eksistensinya menjadi player profesional.
Untuk persaingan antar player, menurut Branz kurang lebih seperti di olahraga lain. Dia menyebut yang mampu menunjukkan performanya akan terus dipakai tim dan yang mainnya kurang bagus dan tidak konsisten bakal tersingkir.
Pada persaingan antar tim, Branz menyebut para player harus bisa menyatu dan semakin meningkatkan kemampuan di setiap seasonnya untuk bersaing dengan tim lain. “Selalu banyak saingan baru sih untuk di setiap seasonnya. Ketat sekali untuk persaingannya, apalagi di season kali ini,” tambah Tazz.
Bagi Cadera yang sempat merasa minder melihat skill player esports lainnya, dia berjuang keras untuk terus meningkatkan performanya. Rasa malas dibuang jauh dan rutin menjalani pelatihan menjadi keharusan. “Sekalinya ada pemikiran capek, ah pusing, gampang malas latihan, itu jadi salah satu celah buat orang lain ganti posisi kita,” tuturnya.
Cadera menjelaskan setiap hari dia menjalani latihan untuk meningkatkan kemampuan kurang lebih 8 jam. Pelatihan yang diakukan termasuk mencari kelemahan pada setiap pemain dan mengatasinya. “Mentoring untuk upgrade skill,” kata pria yang rela putus kuliah untuk mengejar karir esportsnya itu.
Memilih berkarier di esports artinya bermain dengan serius. Cadera berupaya untuk selalu fokus terutama jelang turnamen. Seperti atlet olahraga lainnya, ketika ingin bertanding, sebisa mungkin pola tidurnya dijaga jelang pertandingan agar bisa fit. Penggunaan sosial media juga dibatasi. “Bangun pagi, jaga makan, fokus turnamen,” ulasnya.
Keseriusan Cadera sebagai pro player Geek Fam ini mengantarkannya menjadi juara 3 Piala Presiden Esports 2022 – Closed Qualifier. Dia juga membawa piala juara 2 ONE Esports MPL Invitational 2022.
Baca juga: Perempuan Makin Pede Berkiprah di Dunia Esports, PBESI Sebut Kabar Baik buat Indonesia
Bicara menjaga performa jelang bertanding, Branz rutin berolahraga dan minum vitamin agar badan tetap fit. Sementara Tazz memilih tidur yang cukup.
Profesi yang tampak seperti main-main ini memang sangat diseriusi. Para pro player berusaha terus fokus untuk menjaga eksistensinya dan bisa berkancah di turnamen internasional.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.