Tren Esports 2023: Kompetisi Makin Digemari & Gim Lokal Unjuk Gigi
13 January 2023 |
08:34 WIB
Peluang Esports 2023
Besar dan cepatnya pergerakan industri esports semakin membuka luas peluang industri ini hingga tahun-tahun mendatang. Hartman Harris memprediksi Indonesia bisa menjadi salah satu ekosistem gamers terbesar di dunia.“Akan banyak hal dalam industri game yang semakin berkembang menyeluruh dari segi tipe-tipe gim, pemain, dan developer yang membuat gim,” ungkap Hartman.
Industri esports juga tidak lepas dari kecepatan internet. Menurut Hartman, teknologi jaringan yang sudah mulai kedatangan 5G akan sangat mendorong kebutuhan gamers dan pemain esports pada masa mendatang. Selain itu, di banyak non-pusat juga koneksi 4G makin bagus sehingga bisa diandalkan.
“Bahkan kemungkinan bisa menggunakan VR atau AR dan bertanding di metaverse. Industri akan semakin imersif, lebih kompetitif dan lebih besar daripada sekarang. Perangkat gadget juga akan terus berkembang untuk mendukung kebutuhan gim,” katanya.
(Sumber gambar: Unsplash/Danny Howe)
Tantangan Esports 2023
Di balik peluang besar dan masif, industri esports juga memiliki tantangan besar untuk terus bertahan. Ricky menyatakan bahwa salah satu tantangan yang bakal dihadapi pada tahun ini lebih kepada sisi bisnisnya. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sebuah gim bisa berpeluang dipertandingkan di turnamen olahraga elektronik. “Beberapa developer mungkin belum punya market untuk game besutannya bisa dimainkan turnamen esports. Industri gim ini banyak datang dari background engineer, beberapa lemah di segi komersialisasi. Ini tentu tantangan bagaimana sebuah game bisa disukai dan dimainkan hingga turnamen kelas besar,” kata Ricky Setiawan.
Baca juga: Menciptakan Talenta Esports Berkualitas
Hal ini senada dengan pernyataan Dewan Kehormatan Iespa, Eddy Lim. Dia menyebut bahwa ganjalan ekosistem esports pada 2023 datang dari segi sponsor dan dukungan pendanaan. Dia menyebut ekosistem olahraga elektronik tahun ini bisa jadi terdampak secara tidak langsung dengan adanya resesi global.
Selain itu, tantangan dari segi prestasi juga terus mengintai para pemain profesional. Bagaimana agar pelaku industri esports dalam negeri bisa memacu diri untuk bersaing tidak hanya di tingkat nasional, tapi hingga kancah internasional.
Bila ditelisik lebih dalam, ekosistem esports juga belum mencakup pasar perempuan yang signifikan. Data survei yang dilakukan Ricky menunjukkan bahwa industri didominasi oleh kelompok laki-laki, dengan persentase mencapai 95 persen.
“Jika ada gim yang bisa meraup pasar perempuan, ini akan membuka market baru dalam industri termasuk gim-gim untuk dimainkan di turnamen esports oleh perempuan,” ujar Ricky.
Sayangnya, stigma negatif akan gim masih menjadi tantangan lain yang belum juga bisa dituntaskan. Masih banyak negara-negara di dunia yang tidak mengizinkan kelompok usia anak bergelut dalam dunia gim secara profesional.
Kendati demikian, Hartman menyatakan ada sedikit kabar baik sebab stigma tersebut sudah mulai menemui titik terang. “Stigma negatif masih ada di anak sekolah yang main gim, tapi sekarang itu sudah mulai membaik di Indonesia,” katanya.
Kabar baiknya, Hartman Harris menyebut stigma ini sudah mulai menemui titik terang. “Stigma negatif masih ada di anak-anak sekolah yang main game, tapi sekarang stigma ini sudah mulai membaik di Indonesia,” kata Hartman.
Dari segi pemain, terdapat tantangan besar terkait pergantian tren gim yang cenderung berjalan dengan cepat. Dia mencontohkan, klub sudah melatih pemain usia muda untuk satu judul gim tertentu. Akan tetapi 5 tahun mendatang, gim itu belum tentu masih eksis di skena olahraga elektronik.
Hal senada diungkapkan oleh Ricky. Menurutnya, sulit menemukan gim yang bertahan lama dan memiliki pasar yang loyal. Dia menjelaskan bahwa para pengembang gim membutuhkan switching cost besar untuk menggeser gim MOBA populer.
Oleh karena itu, banyak tim yang mengajarkan keterampilan dasar gim dalam prosesnya, seperti respons dan reaksi, strategi, hingga cara membaca situasi. Keterampilan seperti ini bagaimanapun akan dapat diadopsi tidak hanya dalam satu gim saja.
Baca juga: 5 Game Esports Battle Royale Paling Banyak Ditonton Sepanjang 2022
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.