Industri esports terus berkembang (Sumber gambar: Unsplash/Ella Don)

Tren Esports 2023: Kompetisi Makin Digemari & Gim Lokal Unjuk Gigi 

13 January 2023   |   08:34 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Gim telah membawa dampak yang signifikan pada masyarakat era modern. Bahkan bermain gim makin jadi pilihan hiburan. Minat publik terhadap permainan gim video termasuk olahraga elektronik atau esports makin meningkat, menciptakan prospek masa depan yang menjanjikan. 
 
Laporan Limelight Networks mencatat sebanyak 69,2 persen masyarakat kini lebih memilih bermain gim dibandingkan menonton televisi dan film untuk konten hiburan. Selain itu, sebanyak 78,8 persen masyarakat Indonesia mengalokasikan waktu luang untuk menonton konten gim di platform Twitch dan YouTube. 
 
Ketua Bidang Pengembangan Atlet dan Prestasi, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), Ricky Setiawan, juga menemukan hal menarik dari survei yang dilakukannya. “Data mayoritas usia 13-24 tahun pernah memainkan esports dalam 1 bulan terakhir mencapai 87,5 persen. Ini mengartikan minat yang tinggi terhadap gim,” katanya. 
 
Industri Esports mencatat pertumbuhan drastis dari tahun ke tahun. Menurut data International Esports Federation (IESF), tren industri ini terus berkembang dengan total penggemar esports sudah mencapai 201,2 juta per 2019. Peningkatan juga terlihat dari laporan lain. 
 
Data New Zoo mencatat bahwa audiens olahraga elektronik terus tumbuh setiap tahunnya. Pada 2022 jumlah penonton esports mencapai 489,5 juta, atau tumbuh sekitar 7,7 persen dibandingkan dengan 2021. Angka ini diprediksi terus naik hingga 640 juta orang pada 2025 mendatang. 
 
Baca juga: 10 Tim Esports Terpopuler di Dunia 2022: Ada EVOS, ONIC & RRQ dari Indonesia
 
Co-founder EVOS Esports, Hartman Harris, juga mengamini besarnya audiens di ekosistem olahraga elektronik, khususnya dari kalangan generasi milenial dan generasi z. “Demografi usia 15-35 tahun ini perfect market untuk industri esports. Penggemar saat ini juga menciptakan komunitas dengan engage yang baik sehingga memberi value juga untuk penggemar,” kata Hartman.
 
Minat masyarakat yang besar ini juga mendorong perubahan stigma terhadap permainan video game. Siapa yang menyangka, stigma gim yang cenderung buruk di mata orang tua 20 tahun lalu bisa berbalik 180 derajat dengan apa yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Dukungan orang tua mengalir deras pada anak-anaknya yang memiliki minat besar untuk bisa menjadi pemain profesional (pro player) di dunia esports.
 
Puluhan tim esports di dunia terus melakukan perekrutan mencari bakat-bakat terbaik para gamers. Masifnya dukungan disertai penghasilan yang fantastis dari pemain profesional menjadi alasan mengapa pekerjaan ini kian diminati. Banyak di antaranya yang juga menjadi role model dan influencer
 
Menurut data Eschart, saat ini Kenny Deo atau Xepher masih menjadi pemain dengan pendapatan tertinggi. Pro player untuk gim Dota 2 di tim T1 itu telah mengumpulkan hadiah kemenangan mencapai US$373.080 atau sekitar Rp5,9 miliar. Adapun, Statista mencatat N0tail jadi pemain esports di dunia dengan penghasilan tertinggi mencapai US$7,18 juta. 
 

Prospek Industri Esports

Ricky Setiawan, yang juga merupakan enthusiast esports menyebut gim-gim multiplayer online battle arena (MOBA) masih mendominasi ekosistem olahraga elektronik. Berdasarkan survei yang dilakukannya, sekitar 65 persen gamers masih memainkan gim MOBA sebagai genre utama mereka. Dari jumlah itu, 95 persen di antaranya memainkan judul Mobile Legends: Bang Bang (MLBB)
 
“[Ke depan] akan ada genre lain lagi selain MOBA, tapi secara history tentu gim MOBA akan susah digantikan,” katanya. 
 
Ungkapan Ricky sejalan dengan data dari Esports Charts yang menyebutkan bahwa MLBB masih menempati posisi pertama sebagai gim paling banyak dimainkan oleh para pemain esports. Angkanya mencapai 2,8 juta pemain. Adapun, posisi selanjutnya diisi oleh judul League of Legends (LoL), Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), Valorant, dan Free Fire
 
Adapun, data IESF mencatat pendapatan esports global meningkat dari US$1 miliar pada 2019 menjadi US$1,7 miliar pada 2021. Nilai tersebut diprediksi terus meningkat hingga US$5 miliar pada 2029 mendatang, melansir data Statista.
 
Untuk pasar dalam negeri, Ricky menyampaikan Indonesia masih menjadi salah satu negara yang berkembang progresif dalam urusan esports. “Secara umum, kita yang paling progresif di Asia tenggara selain Filipina. Kita cukup progresif dari segi penonton dan pemain di bidang ini,” katanya. 
 
Baca juga: 5 Pemain Esports Terkaya di Dunia, N0Tail Ada di Posisi Teratas
1
2
3


SEBELUMNYA

Mengenal Dollar Cost Averaging, Strategi Investor Hadapi Crypto Winter

BERIKUTNYA

Tokyo Revengers 2 Live Action Siap Tayang Pertengahan 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: