Ilustrasi (sumber gambar : andre francois)

Mengenal Dollar Cost Averaging, Strategi Investor Hadapi Crypto Winter

12 January 2023   |   21:49 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Setelah diterpa fase bearish pada 2022, optimisme terhadap kripto dirasa akan mulai terbangun pada 2023. Momen Bitcoin Halving Day yang akan berdampak pada kenaikan harga Bitcoin nantinya, yang kemudian membuat harga altcoin pun mendapat kesempatan besar untuk turut naik mengikuti harga Bitcoin.

Bagi para investor kripto, momen pada 2023 ini menjadi momen tepat untuk mengakumulasikan portofolio kripto di harga yang cukup rendah. Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode dollar cost averaging.  

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa dollar cost averaging adalah upaya investor membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu.

Menurutnya, dollar cost averaging merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian dan agar investor bisa terhindar dari FOMO, tidak impulsif, investasi sesuai plan, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

Oscar mencontohkan, ketika seorang investor memiliki uang sebesar Rp3 juta maka dengan metode dollar cost averaging, investor dapat membeli Bitcoin secara rutin sebesar Rp250.000 setiap bulannya selama satu tahun, dibandingkan dengan membeli Bitcoin langsung senilai Rp3 juta. Dengan begitu, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba tiba turun.

"Dengan metode dollar cost averaging ini, investor bahkan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu," jelasnya.


Oscar menambahkan, meskipun menggunakan strategi dollar cost averaging ini pertumbuhan profitnya tidak terlalu besar dan cenderung lambat, tetapi hal tersebut tentu tidak jadi masalah sebab hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata mata mencari profit dalam jumlah besar.

Tidak hanya untuk investasi jangka panjang, metode dollar cost averaging dinilai cocok bagi para investor pemula ataupun investor yang tidak memiliki waktu luang yang banyak.

"Jadi, bagi para investor yang ingin menggunakan metode dollar cost averaging bisa memulai dilakukan di harga saat ini ketika pasar sedang bearish," tuturnya

Metode ini juga bisa digunakan dengan Bitcoin yang ditukarkan dengan USDT. USDT adalah kripto yang merupakan 1:1 dengan US dollar. Market Bitcoin USDT juga tersedia di Indodax yang bisa ditukarkan dengan kripto lain, seperti Ethereum.

Baca jugaPasar Sedang Bearish, Jumlah Investor Kripto Justru Meningkat Loh Genhype

Memasuki bulan Januari 2023, harga Bitcoin terlihat cenderung mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Indodax per hari Kamis 12 Januari 2023 jam 14.00, Bitcoin (BTC) berada di harga Rp277 juta per 1 bitcoin, sementara itu harga Ethereum (ETH) berada pada harga Rp21 juta per 1 Ethereum.

Sebagai tambahan informasi, Indodax memiliki counter offline yang bisa dipakai oleh para member untuk berkonsultasi yang berada di pusat bisnis Sudirman, DKI Jakarta dan Canggu serta Seminyak, Bali. Di Indodax, Bitcoin dan aset kripto lainnya bisa dimiliki oleh siapa saja dengan mudah dan aman dengan mulai dari harga Rp10.000.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)


Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Cek Syarat & Cara Meminjam Buku di Perpustakaan Nasional, Wajib Jadi Anggota Dulu

BERIKUTNYA

Tren Esports 2023: Kompetisi Makin Digemari & Gim Lokal Unjuk Gigi 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: