Live Mural Bertajuk Daulat Pangan Lokal Digelar di Taman Ismail Marzuki
10 December 2022 |
19:59 WIB
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan komunitas seni Jakarta Art Movement (JAM) menggelar live project seni mural di kompleks Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Digelar dari 8 hingga 11 Desember 2022, acara ini terbuka untuk publik.
Acara ini mengusung Daulat Pangan Lokal, yang beranjak dari gagasan bahwa seni mural mampu secara langsung memberi pesan pada publik, memaknai ulang peristiwa-peristiwa dengan karakter khasnya, sekaligus membaca secara gamblang fenomena yang mendesak menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca juga: Gunakan Teknologi AR, Pameran Maestro Lukis Ini Tawarkan Pengalaman Interaktif
Terutama, tatkala krisis pasokan pangan global terjadi sebab konflik perang berlarut di sejumlah negara, perubahan iklim ekstrim bumi yang mengancam panen raya, serta kewaspadaan ketersediaan pangan lokal (Indonesia).
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan kolaborasi multisektor menjadi kunci dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Dalam hal ini, pihaknya mendukung upaya bersama dalam membangun pangan yang kuat karena ini sifatnya multisektor dan multiaktor.
“Badan Pangan Nasional tidak bisa sendiri, diperlukan sinergisitas dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pangan dari hulu ke hilir bersama sektor pentahelix government, academics, business, community, dan media” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, lewat kesenian mural diharapkan pesan kedaulatan, ketahanan, keamanan, dan keanekaragaman pangan yang selama ini terus dikampanyekan Badan pangan Nasional dapat diterima dan diinternalisasi dengan lebih mudah oleh khalayak, khususnya generasi muda sebagai penerus tongkat estafet bangsa.
Baca juga: In the Hand, Esensi Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
“Melalui gelaran ini, kita berharap isu-isu pangan menjadi lebih mudah diterima publik. Kita percaya bahasa seni adalah bahasa yang universal sehingga mampu menembus ruang-ruang pemahaman secara lebih komprehensif,” ungkapnya.
Sementara, Kurator Seni dari komunitas Jakarta Art Movement, Bambang Asrini menyatakan, bahwa seni mural memiliki karakter istimewa yang mampu menarik perhatian kaum muda dengan sifatnya yang egaliter dan bersentuhan dengan ruang-ruang publik luar ruang dan demokratis.
“Acara On the Spot Mural Action yang digagas bersama Badan pangan Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta ini misinya, juga menggugah kesadaran masyarakat luas, baik secara estetika maupun kontemplasi personal dan komunal tentang pemaknaan pesan pangan yang ingin disampaikan para seniman lewat karyanya” ujar Bambang.
“Acara ini juga bagian tak terpisah dari komitmen Dewan Kesenian Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak, selain program tahunan seni public luar ruang berupa live mural dan instalasi untuk menyongsong acara Jakarta Biennale,” ujar Aidil Usman, yang menjabat Ketua Komite Seni Rupa, Dewan Kesenian Jakarta.
Baca juga: Refleksi Sosial Seniman Naufal Abshar dalam Pameran Flash, Pow, Bham!
Editor: Nirmala Aninda
Acara ini mengusung Daulat Pangan Lokal, yang beranjak dari gagasan bahwa seni mural mampu secara langsung memberi pesan pada publik, memaknai ulang peristiwa-peristiwa dengan karakter khasnya, sekaligus membaca secara gamblang fenomena yang mendesak menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca juga: Gunakan Teknologi AR, Pameran Maestro Lukis Ini Tawarkan Pengalaman Interaktif
Terutama, tatkala krisis pasokan pangan global terjadi sebab konflik perang berlarut di sejumlah negara, perubahan iklim ekstrim bumi yang mengancam panen raya, serta kewaspadaan ketersediaan pangan lokal (Indonesia).
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan kolaborasi multisektor menjadi kunci dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Dalam hal ini, pihaknya mendukung upaya bersama dalam membangun pangan yang kuat karena ini sifatnya multisektor dan multiaktor.
“Badan Pangan Nasional tidak bisa sendiri, diperlukan sinergisitas dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pangan dari hulu ke hilir bersama sektor pentahelix government, academics, business, community, dan media” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, lewat kesenian mural diharapkan pesan kedaulatan, ketahanan, keamanan, dan keanekaragaman pangan yang selama ini terus dikampanyekan Badan pangan Nasional dapat diterima dan diinternalisasi dengan lebih mudah oleh khalayak, khususnya generasi muda sebagai penerus tongkat estafet bangsa.
Baca juga: In the Hand, Esensi Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
“Melalui gelaran ini, kita berharap isu-isu pangan menjadi lebih mudah diterima publik. Kita percaya bahasa seni adalah bahasa yang universal sehingga mampu menembus ruang-ruang pemahaman secara lebih komprehensif,” ungkapnya.
Sementara, Kurator Seni dari komunitas Jakarta Art Movement, Bambang Asrini menyatakan, bahwa seni mural memiliki karakter istimewa yang mampu menarik perhatian kaum muda dengan sifatnya yang egaliter dan bersentuhan dengan ruang-ruang publik luar ruang dan demokratis.
“Acara On the Spot Mural Action yang digagas bersama Badan pangan Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta ini misinya, juga menggugah kesadaran masyarakat luas, baik secara estetika maupun kontemplasi personal dan komunal tentang pemaknaan pesan pangan yang ingin disampaikan para seniman lewat karyanya” ujar Bambang.
“Acara ini juga bagian tak terpisah dari komitmen Dewan Kesenian Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak, selain program tahunan seni public luar ruang berupa live mural dan instalasi untuk menyongsong acara Jakarta Biennale,” ujar Aidil Usman, yang menjabat Ketua Komite Seni Rupa, Dewan Kesenian Jakarta.
Baca juga: Refleksi Sosial Seniman Naufal Abshar dalam Pameran Flash, Pow, Bham!
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.