Acara pembukaan pameran Across The Time (sumber gambar Hypeabis.id)

Can's Gallery Gelar Pameran Across The Time Hadirkan Sejumlah Karya Seniman Terbaik Indonesia

10 December 2022   |   21:50 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Galeri seni rupa modern Indonesia Can's Gallery menghelat pameran bertajuk Across The Time di galeri mereka di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pameran ini menghadirkan puluhan seniman kondang Tanah Air dalam rangka ulang tahun mereka yang ke-21. 

Seniman-seniman kondang Indonesia lintas generasi pun turut serta memacak karya-karya mereka dalam pameran tersebut. Beberapa di antaranya termasuk Eddie Harra, Agus Suwage, Heri Dono hingga generasi yang lebih muda, seperti Beatrix Hendriani, Erika Ernawan, Muklay, dan Naufal Abshar.

Baca juga: Seni Media Baru Berkembang Pesat, Bagaimana Nasib Seni Konvensional?

Tommy Sutomo, pendiri Can's Gallery mengatakan pameran tersebut merupakan bentuk refleksi terhadap peluang baru di dunia seni rupa yang  berjalan cepat. Oleh karena itu dalam pameran ini mereka menampilkan karya dari beragam usia, eksplorasi media, teknis, hingga ide.

"Kami juga akan membuat program yang lebih berarah pada pendidikan dengan mengundang lebih banyak seniman untuk berpartisipasi dan memikirkan bagaimana bekerja sama dengan galeri seni di luar negeri," papar Tommy saat pembukaan pameran.

Total ada 40 karya dari 24 seniman yang ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut. Salah satu yang cukup mencolok mata adalah karya Heri Dono yang bertajuk The Punakawan's Journey to Mars, Acrylic on Canvas berukuran 150 x 200 cm yang dibuat pada 2019.

Dalam lukisan tersebut Heri menggambarkan sosok punakawan yang sedang menunggangi kendaraan tranformasi antara binatang dan mesin dan seolah siap melancong ke Planet Mars. Selintas, karya tersebut menyuguhkan narasi kocak yang seolah mempertemukan masa lalu dan masa depan.

Menurut sang seniman, karya tersebut membicarakan kehidupan di galaksi alam semesta yang semuanya terhubung sebagai  sebuah makrokosmos. Tak hanya itu, dia juga melihat kesalingterhubungan antara perkembangan seni dan sains yang menurutnya saat ini kian cair.

"Jadi, saya kira persoalan punakawan ini adalah dewa-dewa yang menjelma menjadi manusia untuk memberikan pengetahuan terutama di dalam persoalan kemanusiaan," katanya saat ditemui Hypeabis.id di sela-sela pembukaan pameran.

(Sumber gambar: Hypeabis.id)

Dari kiri ke kanan : Karya Jumaldi Alfi Black Board Series: Oleh-oleh Masa Lalu, dan Karya Heri Dono Punakawan's Journey to Mars. Sumber gambar (Can's Gallery)

Jumaldi Alfi, perupa kontemporer yang banyak menghasilkan karya di Yogyakarta juga memacak lukisannya yang berjudul Black Board Series: Oleh-oleh Masa Lalu, Acrylic on Linen, berukuran 190 X 260 cm yang dibuat pada 2022. Sesuai judulnya seri karya lukisan tersebut ditempel di papan tulis berwarna hitam dengan coretan-coretan kapur di pinggirnya.

Perupa asal Sumatra Barat itu memaparkan, karya tersebut merupakan hasil kontemplasinya saat pagebluk berlangsung di Tanah Air. Di mana akhirnya dia memiliki waktu untuk merenung dan memikirkan hal-hal yang telah lewat.

"Ternyata Covid-19 ini ada baiknya juga, yang akhirnya membuat kita punya waktu untuk tenang dan menilai lagi apa yang pernah kita lalukan. Lewat karya ini jadi kayak catatan apa yang pernah terjadi, sehingga aku lebih kontemplatif gitu," jelas Alfi.

Adapun, dari seniman dari generasi yang lebih muda, pengunjung bisa melihat karya Muchlis Fachri atau yang lebih dikenal dengan nama Muklay. Seniman visual asal Jakarta itu turut menyumbang dua karya bertajuk I Need Some Fresh Idea #1 & #2, Acrylic on wood panel berukuran 100 X 150 cm, yang dibuat pada 2022.
 

Karya Muklay berjudul  I Need Some Fresh Idea #1 & #2 (sumber gambar Hypeabis.id)

Karya Muklay berjudul I Need Some Fresh Idea #1 & #2 (sumber gambar Hypeabis.id)

Lewat karya tersebut  Muklay menampilkan karakter yang penuh ironi. Di balik bentuknya yang lucu, tapi juga menyimpan sisi menyeramkan, berupa jari-jari yang meremas kepala, atau gunting yang menancap di dahi dan mengeluarkan darah hijau.

"Karya ini sebenarnya repesentasi dari diri gua sendiri, di mana ada tagline yang namannya beauty is pain. Jadi, ketika lo mau melakukan sesuatu yang gila [dalam berkarya] ya lo harus merelakan rasa kenyamanan lo," papar Muklay.

Pameran Across The Time  berlangsung dari 10 Desember sampai 10 Januari 2023 dan terbuka untuk umum. Para seniman yang ikut berpameran adalah Sunaryo, Eddie Hara, Win Dwi Laksono, Agus Suwage, Heri Dono, Entang Wiharso, Ugo Untoro, Putu Sutawijaya, Suraji, Nyoman Masriadi, Ay Tjoe Christine, dan Jumaldi Alfi.

Kemudian ada juga Arkiv Vilmansa, Syagini Ratnawulan, J.A Pramuhendra, Beatrix Hendriani, Erika Ernawan, Oky Rey Montha, Rega Ayundya, Maharani Mancanagara, Muklay, Naufa Abshar dan Ajeng Martia.

Baca juga: Pameran Seni & Tutur Perempuan Dorong Korban Kekerasan Berani Berbicara

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Live Mural Bertajuk Daulat Pangan Lokal Digelar di Taman Ismail Marzuki

BERIKUTNYA

Aperture, Ketika Davy Linggar Mainkan Gesture Tangan & Sensualitas

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: