Ilustrasi salah satu pertunjukan seni (Dok. Teater Koma)

Begini Cara Pemerintah Hidupkan Ekosistem Kesenian di Jakarta

15 September 2021   |   18:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Perkembangan lanskap kebudayaan di Indonesia akhir-akhir ini diwarnai dengan munculnya berbagai ekosistem kesenian yang diinisiasi oleh berbagai komunitas seni di berbagai daerah. Hal itu juga turut memberikan sumbangan penting bagi kehidupan budaya di masyarakat. Meski demikian, keberlanjutannya masih selalu harus diperjuangkan.

Situasi itu pula yang tampak ditangkap oleh Direktur Operasional Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta Dedi Wijaya. Dia mengatakan bahwa dalam pengelolaan kota, kebudayaan menjadi bagian yang harus diperhitungkan, sehingga keberlangsungan relevansinya terhadap kesenian menjadi sangat penting.

“Jika pemerintah itu berpihak pada kesenian dan kebudayaan, maka pendekatannya bukan hanya pendekatan bantuan dana, tetapi juga memastikan ekosistem kesenian itu tetap tumbuh,” katanya dalam diskusi virtual Siasat Ekosistem Kesenian yang Berkelanjutan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), baru-baru ini.
 

Bentuk revitasilasi Taman Ismail Marzuki (TIM)-Dok. Pemprov DKI Jakarta

Bentuk revitasilasi Taman Ismail Marzuki (TIM)-Dok. Pemprov DKI Jakarta

Sebagai awalan, Dedi juga menuturkan bahwa ada beberapa hal yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekosistem kesenian.

Contohnya adalah memisahkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Dinas Kebudayaan untuk menegaskan paradigma bahwa pemerintah hadir untuk kelompok-kelompok kebudayaan. Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) juga merupakan hasil konsultasi dengan beberapa lembaga seni dan kebudayaan.

“Kami melihat kesenian dan kebudayaan perlu diintegrasikan ke dalam kebijakan pembangunan kota dan keseharian warga kotanya. Artinya, pada saat berbicara tentang kesenian, kita tidak lagi berbicara hanya sebatas suatu pertunjukan, tetapi sesungguhnya dalam setiap elemen pembangunan kota seperti membangun ruang publik dan menyusun program pembelajaran, kita sudah memikirkan aspek kesenian dan kebudayaannya,” paparnya.

Untuk mewujudkan pembangunan ekosistem kesenian, dia juga menjelaskan lima kebijakan yang akan dilakukan Pemprov DKI jakarta yaitu; (1) pembangunan tempat kesenian dan kebudayaan berstandar internasional (salah satunya TIM), (2) penggunaan aset pemerintah untuk kegiatan kesenian, (3) pengembangan ruang ketiga atau placemaking dengan memasukkan elemen kesenian dan kebudayaan, (4) kegiatan pembinaan dan pengembangan pada level wilayah dan pendidikan, serta (5) inkorporasi strategi kebudayaan baik dalam jangka panjang atau tahunan ke dalam perencanaan kota.

“Melalui revitalisasi TIM serta pengelolaan dan aktivasinya oleh para pelaku kesenian dan kebudayaan bisa sungguh menggambarkan intensi kota untuk menciptakan kegiatan berkesenian yang berkelanjutan,” tutupnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Terlihat Seperti Perahu, Berikut Stadion Pemberian China untuk Kamboja

BERIKUTNYA

Hasil Survei: Informasi Vaksinasi dari Influencer Kurang Dipercaya 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: