Cut and Rescue adalah seniman yang terlibat dalam pameran Age of Consent (Sumber gambar: tangkapan layar laman galeri.salihara.org/diolah)

Arcolabs & Komunitas Salihara Bakal Mengadakan Pameran Interaktif Seni Media Baru Age of Consent

18 November 2022   |   16:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Arcolabs dan Komunitas Salihara bakal mengadakan pameran interaktif bertajuk Age of Consent di galeri daring Komunitas Salihara Arts Center, mulai 19 November 2022 sampai dengan 28 Mei 2023. Pameran interaktif seni media baru ini menampilkan empat seniman dari Indonesia dan Korea Selatan.

Kurator Komunitas Salihara sekaligus mentor program Xplore Arcolabs, Asikin Hasan, mengatakan bahwa gelaran ini merupakan pameran pendampingan atau rangkaian dari pameran dalam jaringan (daring/online) yang sedang berlangsung di Komunitas Salihara, yakni Universal Iteration (Unit) 2.

Universal Iteration 2 adalah sebuah inisiatif yang lahir pada 2021 sebagai upaya untuk memanfaatkan ruang digital sebagai lokasi pameran. “Selama pandemi Covid-19, kami membuat program pameran online, Unit 1 dan 2. Sekarang sedang berlangsung Unit 2,” katanya. 

Baca jugaSeniman Naufal Abshar Siap Pameran Tunggal Lewat Tajuk Flash, Pow, Bham!
 

Asikin menuturkan bahwa karya seniman yang tampil di dalam pameran ini adalah mereka yang berpihak kepada seni media baru. Begitu juga kurator yang terlibat di dalam pameran, adalah para kurator yang berminat dan mengikuti perkembangan seni media baru.

Kurator pameran Age of Consent, Luthfi Zulkifli, mengatakan bahwa narasi secara keseluruhan pameran ini adalah tentang sifat konvergensi dan perannya. Dalam konvergensi, lanjutnya, semua media terintegrasi dalam satu kanal. Dalam proses kurasinya, dia memperhatikan unsur computing, communication, dan content (3C). 

“Kami melihat secara keseluruhan bagaimana seniman yang memungkinkan untuk berperan dari tiga poin itu,” katanya.

Dalam pameran ini, kurator melakukan kurasi dan penggalian lebih dibanding proses pameran fisik. Dalam mengkurasi pameran berbasis situs web ini, dia menyebut tidak hanya memindahkan karya fisik ke wilayah digital. Kurator juga belajar mengenai bahasa digital yang jarang ditemui. Termasuk juga berpikir pemilihan warna dan informasi yang selaras dengan situs. 

Baca jugaMerekam Transformasi Budaya Melalui Karya Seni di Pameran Yusuf Susilo Hartono

Sementara itu, kurator pameran Christine Toelle mengatakan bahwa hal yang menjadi pembahasan dalam pameran ini bukan hanya tentang merasakan seni visual, melainkan semua konteks yang ada dalam praktik kekaryaan. "Bikin apa yang menyenangkan, user interface friendly, dan publik bisa belajar," katanya. 

Untuk diketahui, dalam kuratorialnya disebutkan bahwa Age of Consent adalah pameran yang berfungsi sebagai platform, yang memungkinkan seniman dan penikmat karya untuk berinteraksi dan berkreasi bersama. Dengan begitu, mereka akan mengembangkan karya seni selama pameran berlangsung.

Pameran ini berperan sebagai ruang konvergen tempat seniman dan audiens berani saling merespons proses kreasi karya seni media baru. Aktivitas ini menjelajah langsung cara proses artistik berbasis jaringan, mengonversi ragam bentuk mobilitas melalui empat bentuk fundamental, yakni waktu, ruang, benda, dan energi.  

Seniman yang terlibat dalam pameran ini adalah (Con)struck, Cut and Rescue, dan Theo Nugraha yang berasal dari Indonesia. Sementara itu, seniman dari Korea Selatan yang turut serta dalam pameran seni media baru Age of Consent adalah Yim Hyun Jung.

Baca jugaPenuh Kejutan, Festival Pameran Pokemon Terbesar di Indonesia Siap Digelar pada Bulan Depan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sejarah Terbentuknya BLACKPINK dan Fakta Menarik yang Jarang Diketahui, Simak Yuk!

BERIKUTNYA

Menu Sarapan Hingga Makan Malam Ini Efektif Turunkan Berat Badan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: