Komunitas Salihara Berseni Kembali lewat Musim Seni Salihara 2022
01 August 2022 |
13:05 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
Komunitas Salihara akan mengadakan Musim Seni Salihara 2022 yang menyajikan pertunjukan seni, diskusi seni bertajuk Fokus! serta pameran bertajuk Kelana Boneka. Ajang Musim Seni Salihara 2022 memiliki jargon Berseni Kembali, dan akan berlangsung pada 4 Agustus – 6 September 2022 secara daring dan luring.
Direktur Program Komunitas Salihara Arts Center Nirwan Dewanto mengatakan bahwa makna Berseni Kembali memiliki arti sudah waktunya bagi seni untuk mengambil tempat lagi di tengah kancah hidup bersama.
“Yakni bahwa kita, permirsa, hadir berhadapan langsung dengan karya-karya seni. Pameran seni rupa dan pertunjukan teater, misalnya, adalah peristiwa yang – sebaik-baiknya – kita alami langsung,” katanya.
Baca juga: Digelar Agustus, Art Jakarta 2022 Akan Hadirkan 9 Segmen Pameran
Nirwan menuturkan, Musim Seni Salihara 2022 merupakan wujud komitmen Komunitas Salihara untuk terus menghidupkan semangat berkesenian setelah pembatasan sosial berskala besar pada masa Pandemi Covid-19. Komunitas seni ini terus berupaya untuk bisa memberikan perkembangan paling aktual dalam dunia seni di tanah air kepada masyarakat melalui berbagai program.
Menurutnya, ajang Musim Seni Salihara 2022 akan dimeriahkan oleh penampilan dari 14 seniman individu atau kelompok dari Indonesia maupun mancanegara. Dari 14 seniman, 4 di antaranya merupakan tayangan arsip atau pertunjukan yang sudah pernah ditampilkan di Komunitas Salihara.
Di ajang seni ini juga, seniman Ugo Untoro akan berkolaborasi dengan grup teater Komunitas Sakatoya untuk pertama kalinya. Karya sang seniman berupa boneka yang awalnya diminta untuk memainkannya sendiri pada akhirnya diminta dengan komunitas Sakatoya.
Ugo menuturkan bahwa tidak pernah memainkan karya boneka yang dibuat dalam bentuk sebuah pertunjukan. “Awalnya kalau tidak salah diminta untuk main sendiri. Padahal, saya belum pernah memainkan boneka-bonek saya dalam bentuk sebuah pertunjukan,” katanya.
Untuk diketahui, pertunjukan Amongraga oleh Komunitas Sakatoya dan Ugo Untoro menjadi salah satu dari berbagai pertunjukan yang bisa dilihat secara langsung di Komunitas Salihara dari 6 Agustus hingga 4 September 2022.
Para penampil akan terbagi dalam tiga kategori, yaitu luring (on-site), daring (online), dan pertunjukan arsip. Untuk pertunjukan luring, pengunjung dapat menyaksikan Bar(u)atimur Ensemble, Fitri Setyaningsih, Josh Marcy, Komunitas Sakatoya dengan Ugo Untoro, dan Motekar.
Sedangkan untuk pertunjukan daring terdapat Cloud Gate, Dewa Alit, Sinta Wullur dan Tatiek Maliyati. Salihara juga menyediakan pertunjukan lama yang dapat disaksikan kembali dalam pertunjukan arsip yang terdiri dari Arica Theater Company, Speak Percussion, Otniel Tasman dan Rendra Bagus Pamungkas.
Selain pertunjukan, pengunjung juga bisa menikmati pameran boneka teater Nusantara di Galeri Salihara. Pameran dengan tajuk Kelana Boneka ini akan menghadirkan puluhan boneka dari 9 seniman Indonesia.
Seniman-seniman itu seperti Boneka Koran Sena Didi Mime, Kuntilanak Miss Tjitjih, Papermoon Puppet Theatre, Wayang Baja Hitam Enthus, Wayang Faisal Kamandobat, Wayang Golek Asep Sunandara Sunarya, Wayang Golek Den Kisot, Wayang Heri Dono dan Wayang Ukur Sukasman.
Sementara itu, diskusi seni berbasis kesejarahan dengan nama Fokus! Juga akan tersedia dengan tema Pertumbuhan Teater Modern (di) Indonesia. Seri diskusi daring ini akan mengajak peserta untuk mengikuti perjalanan teater di Indonesia dari era kolonial hingga pascareformasi 1998 melalui enam sesi diskusi.
Narasumber yang akan mengisi diskusi antara lain penulis, sejarawan, pelaku seni, dan peneliti seperti Arthur S. Nalan, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cahyaningrum Dewojati, Goenawan Mohamad, Ibed S. Yuga, Kurniasih Zaitun, M. Yoesoef, Matthew Isaac Cohen, N. Riantiarno, Slamet Rahardj,o dan Yudi Ahmad Tajudin.
Editor: Nirmala Aninda
Direktur Program Komunitas Salihara Arts Center Nirwan Dewanto mengatakan bahwa makna Berseni Kembali memiliki arti sudah waktunya bagi seni untuk mengambil tempat lagi di tengah kancah hidup bersama.
“Yakni bahwa kita, permirsa, hadir berhadapan langsung dengan karya-karya seni. Pameran seni rupa dan pertunjukan teater, misalnya, adalah peristiwa yang – sebaik-baiknya – kita alami langsung,” katanya.
Baca juga: Digelar Agustus, Art Jakarta 2022 Akan Hadirkan 9 Segmen Pameran
Nirwan menuturkan, Musim Seni Salihara 2022 merupakan wujud komitmen Komunitas Salihara untuk terus menghidupkan semangat berkesenian setelah pembatasan sosial berskala besar pada masa Pandemi Covid-19. Komunitas seni ini terus berupaya untuk bisa memberikan perkembangan paling aktual dalam dunia seni di tanah air kepada masyarakat melalui berbagai program.
Menurutnya, ajang Musim Seni Salihara 2022 akan dimeriahkan oleh penampilan dari 14 seniman individu atau kelompok dari Indonesia maupun mancanegara. Dari 14 seniman, 4 di antaranya merupakan tayangan arsip atau pertunjukan yang sudah pernah ditampilkan di Komunitas Salihara.
Di ajang seni ini juga, seniman Ugo Untoro akan berkolaborasi dengan grup teater Komunitas Sakatoya untuk pertama kalinya. Karya sang seniman berupa boneka yang awalnya diminta untuk memainkannya sendiri pada akhirnya diminta dengan komunitas Sakatoya.
Ugo menuturkan bahwa tidak pernah memainkan karya boneka yang dibuat dalam bentuk sebuah pertunjukan. “Awalnya kalau tidak salah diminta untuk main sendiri. Padahal, saya belum pernah memainkan boneka-bonek saya dalam bentuk sebuah pertunjukan,” katanya.
Untuk diketahui, pertunjukan Amongraga oleh Komunitas Sakatoya dan Ugo Untoro menjadi salah satu dari berbagai pertunjukan yang bisa dilihat secara langsung di Komunitas Salihara dari 6 Agustus hingga 4 September 2022.
Para penampil akan terbagi dalam tiga kategori, yaitu luring (on-site), daring (online), dan pertunjukan arsip. Untuk pertunjukan luring, pengunjung dapat menyaksikan Bar(u)atimur Ensemble, Fitri Setyaningsih, Josh Marcy, Komunitas Sakatoya dengan Ugo Untoro, dan Motekar.
Sedangkan untuk pertunjukan daring terdapat Cloud Gate, Dewa Alit, Sinta Wullur dan Tatiek Maliyati. Salihara juga menyediakan pertunjukan lama yang dapat disaksikan kembali dalam pertunjukan arsip yang terdiri dari Arica Theater Company, Speak Percussion, Otniel Tasman dan Rendra Bagus Pamungkas.
Selain pertunjukan, pengunjung juga bisa menikmati pameran boneka teater Nusantara di Galeri Salihara. Pameran dengan tajuk Kelana Boneka ini akan menghadirkan puluhan boneka dari 9 seniman Indonesia.
Seniman-seniman itu seperti Boneka Koran Sena Didi Mime, Kuntilanak Miss Tjitjih, Papermoon Puppet Theatre, Wayang Baja Hitam Enthus, Wayang Faisal Kamandobat, Wayang Golek Asep Sunandara Sunarya, Wayang Golek Den Kisot, Wayang Heri Dono dan Wayang Ukur Sukasman.
Sementara itu, diskusi seni berbasis kesejarahan dengan nama Fokus! Juga akan tersedia dengan tema Pertumbuhan Teater Modern (di) Indonesia. Seri diskusi daring ini akan mengajak peserta untuk mengikuti perjalanan teater di Indonesia dari era kolonial hingga pascareformasi 1998 melalui enam sesi diskusi.
Narasumber yang akan mengisi diskusi antara lain penulis, sejarawan, pelaku seni, dan peneliti seperti Arthur S. Nalan, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cahyaningrum Dewojati, Goenawan Mohamad, Ibed S. Yuga, Kurniasih Zaitun, M. Yoesoef, Matthew Isaac Cohen, N. Riantiarno, Slamet Rahardj,o dan Yudi Ahmad Tajudin.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.