Seniman Optimistis Karya Seni NFT Punya Value Tinggi pada Masa Depan
06 November 2022 |
16:00 WIB
1
Like
Like
Like
Karya seni Non Fungible Token (NFT) saat ini kian populer dan dilirik pencinta seni di Indonesia. Salah satunya terlihat dari semakin maraknya pameran dan bursa seni yang menampilkan karya seni digital tersebut, khususnya sejak pandemi Covid-19 berlangsung di Tanah Air.
Setelah Art Jakarta Gardens dan Artopologi, pameran terbaru yang menyuguhkan karya seni NFT adalah Art Moments Jakarta (AMJ) 2022, yang berlangsung pada 4-6 November 2022. Pameran seni itu juga menampilkan karya seni digital berbasis teknologi blockchain dari berbagai seniman di kawasan Asia Tenggara.
NFT sendiri adalah sebuah token yang menjadi bukti kepemilikan sah sebuah aset digital baik audio, video, ilustrasi, animasi hingga grafis. NFT memiliki karakteristik yang unik, orisinal, dan langka, sehingga tidak dapat digandakan bila telah dibeli seseorang, tetapi bisa dipindahkan.
Baca juga: Ada Pameran NFT di Art Moment Jakarta, 6 Seniman Asia-Pasifik Terlibat
Di booth Tezos dalam pameran Art Moments Jakarta 2022 misalnya, sebanyak 18 karya seni digital juga ditampilkan kepada para pengunjung yang hadir. Karya-karya tersebut merupakan buah tangan dari enam seniman muda yang fokus berkesenian secara digital dengan gaya dan disiplinnya masing-masing.
Mereka adalah Diela Maharanie (DIELA), Arya Mularama, dan Tommy Chandra yang berasal dari Indonesia. Lalu, tiga seniman lain adalah, Sarisa Kojima dari Thailand, loopymoon (MarionOlmillo) dari Filipina, dan Hamlatul Arsy dari Brunei Darussalam.
I Made Dabi Arnasa, salah satu perupa yang ikut menggelar pameran di AMJ 2022 mengaku optimis melihat prospek seni rupa digital. Menurutnya kepopuleran NFT beberapa waktu belakangan dapat jadi peluang yang bagus untuk mengakomodir seniman-seniman digital yang dulu kurang memiliki peminat.
"Karya NFT itu banyak memberikan dampak positif buat seniman-seniman yang bekerja full secara digital. Lain dari itu, fenomena ini bisa jadi pilihan alternatif buat mereka yang masih berkarya dengan media analog (konvensional)," papar Dabi pada Hypeabis.id.
Baca juga: Lukisan Cerita-Cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Dabi menceritakan dia juga pernah membuat karya NFT yang laku terjual di Tezos dengan harga tinggi. Di platform tersebut antara seniman dan kolektor juga tidak memerlukan perantara. Jadi bisa langsung menjalin komunikasi via media sosial. Hadirnya medsos dan platform media jual beli NFT, menurutnya, memang cukup membuat geliat seni rupa di Indonesia kian membaik. Lingkaran untuk melakukan kolaborasi sesama seniman juga semakin dipermudah, bahkan bisa lintas negara.
Setali tiga uang, perupa Andry Boy Kurniawan mengungkap pergerakan seni ke arah digital adalah keniscayaan. Meski masih ada beberapa seniman yang tetap berkreasi dengan media konvensional, jika tidak segera mengikuti arus, mereka bisa kehilangan momentum.
"Sebenarnya mereka yang tidak tertarik dengan NFT itu kan sama dengan waktu internet pertama kali muncul. Saat kolektor yang tidak memiliki ruang fisik tapi ingin mengoleksi seni bagaimana? Tools-nya ya melalui digital, akhirnya dunia NFT itu tidak akan terhindarkan lagi," kata Boy.
Sebagai seniman, Boy mengatakan fenomena NFT justru memiliki tantangan menarik, karena pelakunya harus tetap kreatif menciptakan karya seni yang memiliki value. Hal ini juga bisa jadi peluang bagi seniman-seniman digital yang ingin mengeksploarasi dunia NFT.
"Buat saya up to date itu penting. Jadi tidak buta-buta banget mengenai fenomena yang terjadi. Meski saya juga nggak paham-paham benget teknologi tapi seengggaknya pernah mencoba berkarya di NFT dan ternyata laku," ujar Boy.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta 2022
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Setelah Art Jakarta Gardens dan Artopologi, pameran terbaru yang menyuguhkan karya seni NFT adalah Art Moments Jakarta (AMJ) 2022, yang berlangsung pada 4-6 November 2022. Pameran seni itu juga menampilkan karya seni digital berbasis teknologi blockchain dari berbagai seniman di kawasan Asia Tenggara.
NFT sendiri adalah sebuah token yang menjadi bukti kepemilikan sah sebuah aset digital baik audio, video, ilustrasi, animasi hingga grafis. NFT memiliki karakteristik yang unik, orisinal, dan langka, sehingga tidak dapat digandakan bila telah dibeli seseorang, tetapi bisa dipindahkan.
Baca juga: Ada Pameran NFT di Art Moment Jakarta, 6 Seniman Asia-Pasifik Terlibat
(Sumber gambar: Tezos/AMJ)
Mereka adalah Diela Maharanie (DIELA), Arya Mularama, dan Tommy Chandra yang berasal dari Indonesia. Lalu, tiga seniman lain adalah, Sarisa Kojima dari Thailand, loopymoon (MarionOlmillo) dari Filipina, dan Hamlatul Arsy dari Brunei Darussalam.
I Made Dabi Arnasa, salah satu perupa yang ikut menggelar pameran di AMJ 2022 mengaku optimis melihat prospek seni rupa digital. Menurutnya kepopuleran NFT beberapa waktu belakangan dapat jadi peluang yang bagus untuk mengakomodir seniman-seniman digital yang dulu kurang memiliki peminat.
"Karya NFT itu banyak memberikan dampak positif buat seniman-seniman yang bekerja full secara digital. Lain dari itu, fenomena ini bisa jadi pilihan alternatif buat mereka yang masih berkarya dengan media analog (konvensional)," papar Dabi pada Hypeabis.id.
Baca juga: Lukisan Cerita-Cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Dabi menceritakan dia juga pernah membuat karya NFT yang laku terjual di Tezos dengan harga tinggi. Di platform tersebut antara seniman dan kolektor juga tidak memerlukan perantara. Jadi bisa langsung menjalin komunikasi via media sosial. Hadirnya medsos dan platform media jual beli NFT, menurutnya, memang cukup membuat geliat seni rupa di Indonesia kian membaik. Lingkaran untuk melakukan kolaborasi sesama seniman juga semakin dipermudah, bahkan bisa lintas negara.
Setali tiga uang, perupa Andry Boy Kurniawan mengungkap pergerakan seni ke arah digital adalah keniscayaan. Meski masih ada beberapa seniman yang tetap berkreasi dengan media konvensional, jika tidak segera mengikuti arus, mereka bisa kehilangan momentum.
"Sebenarnya mereka yang tidak tertarik dengan NFT itu kan sama dengan waktu internet pertama kali muncul. Saat kolektor yang tidak memiliki ruang fisik tapi ingin mengoleksi seni bagaimana? Tools-nya ya melalui digital, akhirnya dunia NFT itu tidak akan terhindarkan lagi," kata Boy.
Sebagai seniman, Boy mengatakan fenomena NFT justru memiliki tantangan menarik, karena pelakunya harus tetap kreatif menciptakan karya seni yang memiliki value. Hal ini juga bisa jadi peluang bagi seniman-seniman digital yang ingin mengeksploarasi dunia NFT.
"Buat saya up to date itu penting. Jadi tidak buta-buta banget mengenai fenomena yang terjadi. Meski saya juga nggak paham-paham benget teknologi tapi seengggaknya pernah mencoba berkarya di NFT dan ternyata laku," ujar Boy.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta 2022
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.