Handrio, Menciptakan Dimensi yang Kompleks dalam Gaya Abstrak
06 November 2022 |
07:53 WIB
Karya seniman Handrio tanpa judul berukuran 80 cm x 100 cm menjadi salah satu dari sejumlah karya yang menarik perhatian di ajang Art Moments Jakarta edisi kelima yang diselenggarakan pada 4-6 November 2022. Karya dengan medium cat minyak di atas kanvas tersebut merupakan lukisan yang dibuat pada 1986 silam.
Kurator Mikke Susanto mengatakan bahwa karya tersebut pada intinya menggambarkan sebuah huruf Jawa ho, dan terlihat ada kaitannya dengan nama sang seniman, yakni Handrio. Dalam karya ini, sang seniman memunculkan perspektif yang menjorok ke atas pada tulisan ho dan menciptakan ruang tiga dimensional dari bawah ke atas.
Baca juga: Yuk Telusuri Lanskap Seni Rupa Terkini Bersama Kurator Mikke Susanto
Langkah itu memberikan kesan keluasan dan ruang juga langit. Tidak hanya itu, sang seniman juga menggambarkan bulan yang kemungkinan besar, menunjuk terhadap potret diri sebagai implementasi diri sang seniman di dalam lukisan abstrak yang dibuat. Pola bulatan atau bulan kerap dijumpai di sejumlah karya Handrio lainnya yang juga kerap tidak memiliki judul.
Karya yang dibuat pada 1986 tersebut memberikan satu perspektif pemaknaan bahwa sang seniman bisa memperoleh puncak kejayaan sebagai pelukis abstrak pada saat itu. Handrio mampu menghadirkan perspektif dan geometris di dalam karya.
“Jadi, semua karya yang ada di pak Handrio itu terukur abstraknya. Diukur benar-benar, geometris, pakai penggaris. Untuk menciptakan dimensi tertentu, dia harus melakukan perhitungan matematis, dengan warna,” katanya.
Sang seniman mampu melihat warna untuk digunakan sebagai bagian dari ilusi ruang pada saat itu. Melalui karya yang menampilkan seperti huruf Jawa Ho tersebut, Handrio memberikan warna hitam sebagai background.
Sementara pada bagian atas warna hitam terdapat sentuhan warna-warna emas dan silver yang dimunculkan. Komposisi ini menghadirkan warna kontras yang luar biasa, “dan warna hitam merupakan warna pengunci dari kajian teori warna. Jadi, warna apa saja kalau diberi background warna hitam akan padu,” jelasnya.
Dia menuturkan bahwa Handrio adalah salah satu seniman abstrak di antara tiga seniman lain yang diketahui oleh publik, seperti Fadjar Sidik dan Ahmad Sadali.
Menurutnya, sang seniman membuat gaya dan indentitas sendiri dalam membuat karya abstrak yang berbeda dengan pelukis lainnya. Handrio membuat lukisan abstrak geometresi yang membuat dinamika ruang jauh lebih kompleks dengan tiga dimensional.
Handrio membuat lukisan murni bidang datar yang disusun secara matematis pada era 1980an. Sebelumnya, atau pada 1970an, karya yang dibuat oleh sang seniman masih memiliki objek tertentu. “Itu dipikirkan sejak dahulu dibandingkan dengan seniman-seniman saat ini yang modelnya abstrak,” katanya.
Dalam melukis, Handrio tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, kemungkinan besar mendapatkan pengaruh berpikir dari seniman S. Sudjojono dan Basoeki Abdullah.
Dari S. Sudjojono, sang seniman mendapatkan semangat rasa nasionalisme. Kondisi ini dapat terlihat di karya Handrio pada era 1950 – 1960an yang menampilkan simbol-simbol keindonesiaan dengan gaya abstraksi atau pra abstrak.
Sementara dari seniman Basoeki Abdullah, sang seniman mendapatkan pelajaran mengenai warna, garis, komposisi, dan sebagainya. Ilmu yang didapat oleh sang seniman dari Sudjojono dan Basoeki Abdullah kemudian dimatangkan dengan oleh seniman Sidarta.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta
Direktur Moon’s Art, Sri Woelandari, mengatakan bahwa target utama galeri di ajang Art Moments Jakarta edisi kelima adalah mempublikasikan siapa sebenarnya Handrio yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Menurutnya, Handrio adalah seorang pelukis yang potensial dan berkualitas yang dapat disejajarkan dengan Ahamad Sadali dan Fadjar Sidik yang merupakan pelukis abstrak Indonesia. “Mereka merupakan Three Musketeers Indonesia dalam dunia seni abstrak,” katanya.
Dia menuturkan bahwa karya yang dibuat oleh sang seniman adalah karya yang visioner yang bisa dinikmati sekarang. Galeri memamerkan karya-karya yang dipilih dari awal sampai akhir di pameran Art Moments Jakarta.
Dia pun berharap seluruh karya dari sang seniman yang berada di bursa seni ini dapat terjual seluruhnya.
Editor: Fajar Sidik
Kurator Mikke Susanto mengatakan bahwa karya tersebut pada intinya menggambarkan sebuah huruf Jawa ho, dan terlihat ada kaitannya dengan nama sang seniman, yakni Handrio. Dalam karya ini, sang seniman memunculkan perspektif yang menjorok ke atas pada tulisan ho dan menciptakan ruang tiga dimensional dari bawah ke atas.
Baca juga: Yuk Telusuri Lanskap Seni Rupa Terkini Bersama Kurator Mikke Susanto
Langkah itu memberikan kesan keluasan dan ruang juga langit. Tidak hanya itu, sang seniman juga menggambarkan bulan yang kemungkinan besar, menunjuk terhadap potret diri sebagai implementasi diri sang seniman di dalam lukisan abstrak yang dibuat. Pola bulatan atau bulan kerap dijumpai di sejumlah karya Handrio lainnya yang juga kerap tidak memiliki judul.
Karya yang dibuat pada 1986 tersebut memberikan satu perspektif pemaknaan bahwa sang seniman bisa memperoleh puncak kejayaan sebagai pelukis abstrak pada saat itu. Handrio mampu menghadirkan perspektif dan geometris di dalam karya.
“Jadi, semua karya yang ada di pak Handrio itu terukur abstraknya. Diukur benar-benar, geometris, pakai penggaris. Untuk menciptakan dimensi tertentu, dia harus melakukan perhitungan matematis, dengan warna,” katanya.
Sang seniman mampu melihat warna untuk digunakan sebagai bagian dari ilusi ruang pada saat itu. Melalui karya yang menampilkan seperti huruf Jawa Ho tersebut, Handrio memberikan warna hitam sebagai background.
Sementara pada bagian atas warna hitam terdapat sentuhan warna-warna emas dan silver yang dimunculkan. Komposisi ini menghadirkan warna kontras yang luar biasa, “dan warna hitam merupakan warna pengunci dari kajian teori warna. Jadi, warna apa saja kalau diberi background warna hitam akan padu,” jelasnya.
Dia menuturkan bahwa Handrio adalah salah satu seniman abstrak di antara tiga seniman lain yang diketahui oleh publik, seperti Fadjar Sidik dan Ahmad Sadali.
Menurutnya, sang seniman membuat gaya dan indentitas sendiri dalam membuat karya abstrak yang berbeda dengan pelukis lainnya. Handrio membuat lukisan abstrak geometresi yang membuat dinamika ruang jauh lebih kompleks dengan tiga dimensional.
Handrio membuat lukisan murni bidang datar yang disusun secara matematis pada era 1980an. Sebelumnya, atau pada 1970an, karya yang dibuat oleh sang seniman masih memiliki objek tertentu. “Itu dipikirkan sejak dahulu dibandingkan dengan seniman-seniman saat ini yang modelnya abstrak,” katanya.
Dalam melukis, Handrio tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, kemungkinan besar mendapatkan pengaruh berpikir dari seniman S. Sudjojono dan Basoeki Abdullah.
Dari S. Sudjojono, sang seniman mendapatkan semangat rasa nasionalisme. Kondisi ini dapat terlihat di karya Handrio pada era 1950 – 1960an yang menampilkan simbol-simbol keindonesiaan dengan gaya abstraksi atau pra abstrak.
Sementara dari seniman Basoeki Abdullah, sang seniman mendapatkan pelajaran mengenai warna, garis, komposisi, dan sebagainya. Ilmu yang didapat oleh sang seniman dari Sudjojono dan Basoeki Abdullah kemudian dimatangkan dengan oleh seniman Sidarta.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta
Direktur Moon’s Art, Sri Woelandari, mengatakan bahwa target utama galeri di ajang Art Moments Jakarta edisi kelima adalah mempublikasikan siapa sebenarnya Handrio yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Menurutnya, Handrio adalah seorang pelukis yang potensial dan berkualitas yang dapat disejajarkan dengan Ahamad Sadali dan Fadjar Sidik yang merupakan pelukis abstrak Indonesia. “Mereka merupakan Three Musketeers Indonesia dalam dunia seni abstrak,” katanya.
Dia menuturkan bahwa karya yang dibuat oleh sang seniman adalah karya yang visioner yang bisa dinikmati sekarang. Galeri memamerkan karya-karya yang dipilih dari awal sampai akhir di pameran Art Moments Jakarta.
Dia pun berharap seluruh karya dari sang seniman yang berada di bursa seni ini dapat terjual seluruhnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.