Lukisan Cerita-cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
05 November 2022 |
06:39 WIB
Sumber inspirasi karya seni bisa datang dari mana saja. Tak hanya melulu objek fisik yang kasat mata, tetapi juga imajinasi pada alam bawah sadar yang tak nyata seperti mimpi. Hal itulah yang tampak pada sederet lukisan seniman muda I Made Dabi Arnasa bertajuk Cabinet of Dreams yang dipamerkan di Art Moments Jakarta 2022.
Seperti judulnya, lukisan-lukisan yang dibuat oleh seniman yang akrab disapa Dabi itu konsisten menampilkan elemen kabinet yang di dalamnya berisikan ragam objek yang merupakan hasil tafsirannya tentang mimpi. Sekilas, lukisannya tampak realis. Namun, jika diamati lebih teliti lagi, visualisasi dari karyanya seperti surealis.
"Secara story [cerita], di balik lukisan itu banyak dapat idenya dari cerita mimpi," katanya kepada Hypeabis, Jumat (4/11/2022).
Dengan elemen kabinet di setiap lukisannya, Dabi menyusun rangkaian cerita-cerita mimpi baik yang dialaminya ataupun didapatkan dari kisah orang-orang di sekelilingnya, menjadi semacam 'pertunjukan' sekaligus mencatat memori mimpi tersebut.
Baca juga: Nuansa Alam dalam Goresan Gaya Abstrak
Pernyataan ini agaknya tidak cukup membingungkan. Sebab, mimpi terkadang memang menjadi semacam pertunjukan dari sebuah cerita yang muncul secara acak di alam bawah sadar seseorang. Tak hanya menjadi penonton, seringkali kita juga menjadi salah satu subjek dari cerita mimpi tersebut.
"Jadi cerita mimpi yang sudah terkumpul dari lama itu saya baca ulang lagi. Di samping itu juga saya terima cerita mimpi dari teman-teman," imbuhnya.
Inspirasi Dabi untuk mengeksplorasi tentang imajinasi, memori, hingga mimpi berawal ketika dia membaca buku Law of Attraction (2003) karya Michael Losier. The Law of Attraction merupakan kepercayaan atau keyakinan bahwa alam semesta menciptakan dan menyediakan bagi kita apa yang menjadi fokus pikiran kita.
Ketertarikannya pada teori psikologi analitis, membawa pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini juga mendalami literasi dari tokoh-tokoh kenamaan dunia di bidang tersebut seperti Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung. Hasil pembacaannya itu lantas dia tuangkan ke dalam lukisan-lukisannya.
"Penafsiran cerita-cerita mimpi itu akhirnya menjadi karya lukis yang memiliki sebuah makna, dan bukan menjadi mimpi personal dari pemimpinya," tambahnya.
Kurator Rizki A. Zaelani mengatakan lukisan-lukisan Dabi menunjukkan keadaan lengang, temaram, atau anigmatik, namun juga tak terasa suram. Ada dominasi nada warna gelap dan permainan warna-warna terang yang muncul dengan kontras dan mencolok.
"Efek yang paling terasa pada karya-karya Dabi adalah suasana dramatik, seseorang mungkin menyebutnya surrealistik," katanya.
Meski begitu, di sisi lain, pria yang akrab disapa Kiki itu menambahkan lukisan-lukisan Dabi juga seolah tidak asing ketika narasi yang melekat berasal dari mimpi-mimpi yang dikisahkan orang-orang kepadanya, termasuk juga mimpi yang sering dialaminya sendiri.
Dengan kata lain, suasana, lingkungan, atau pemandangan dalam bidang kanvas yang diciptakan Dabi seakan adalah perasaan asing yang telah menjadi akrab.
"Banyak orang juga mahfum, mimpi seringkali membingungkan, tak jelas, bahkan menggelisahkan. Tapi itu semua dianggap tak lagi jadi hal yang aneh atau asing," imbuh Kiki.
Sementara itu, bursa seni Art Moments Jakarta (AMJ) 2022 dihelat selama tiga hari berturut-turut pada 4-6 November 2022 di Grand Ballroom, Sheraton Grand Jakarta Gandaria City dan Gandaria City Hall.
AMJ 2022 menampilkan ratusan karya seni dari 40 galeri seni lokal dan mancanegara. Selain itu, ada juga sejumlah karya seni digital, NFT, dan seni urban.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Seperti judulnya, lukisan-lukisan yang dibuat oleh seniman yang akrab disapa Dabi itu konsisten menampilkan elemen kabinet yang di dalamnya berisikan ragam objek yang merupakan hasil tafsirannya tentang mimpi. Sekilas, lukisannya tampak realis. Namun, jika diamati lebih teliti lagi, visualisasi dari karyanya seperti surealis.
"Secara story [cerita], di balik lukisan itu banyak dapat idenya dari cerita mimpi," katanya kepada Hypeabis, Jumat (4/11/2022).
Dengan elemen kabinet di setiap lukisannya, Dabi menyusun rangkaian cerita-cerita mimpi baik yang dialaminya ataupun didapatkan dari kisah orang-orang di sekelilingnya, menjadi semacam 'pertunjukan' sekaligus mencatat memori mimpi tersebut.
Baca juga: Nuansa Alam dalam Goresan Gaya Abstrak
Pernyataan ini agaknya tidak cukup membingungkan. Sebab, mimpi terkadang memang menjadi semacam pertunjukan dari sebuah cerita yang muncul secara acak di alam bawah sadar seseorang. Tak hanya menjadi penonton, seringkali kita juga menjadi salah satu subjek dari cerita mimpi tersebut.
"Jadi cerita mimpi yang sudah terkumpul dari lama itu saya baca ulang lagi. Di samping itu juga saya terima cerita mimpi dari teman-teman," imbuhnya.
Beberapa lukisan I Made Dabi Arnasa dalam pameran Art Moments Jakarta 2022 (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Ketertarikannya pada teori psikologi analitis, membawa pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini juga mendalami literasi dari tokoh-tokoh kenamaan dunia di bidang tersebut seperti Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung. Hasil pembacaannya itu lantas dia tuangkan ke dalam lukisan-lukisannya.
"Penafsiran cerita-cerita mimpi itu akhirnya menjadi karya lukis yang memiliki sebuah makna, dan bukan menjadi mimpi personal dari pemimpinya," tambahnya.
Kurator Rizki A. Zaelani mengatakan lukisan-lukisan Dabi menunjukkan keadaan lengang, temaram, atau anigmatik, namun juga tak terasa suram. Ada dominasi nada warna gelap dan permainan warna-warna terang yang muncul dengan kontras dan mencolok.
"Efek yang paling terasa pada karya-karya Dabi adalah suasana dramatik, seseorang mungkin menyebutnya surrealistik," katanya.
Meski begitu, di sisi lain, pria yang akrab disapa Kiki itu menambahkan lukisan-lukisan Dabi juga seolah tidak asing ketika narasi yang melekat berasal dari mimpi-mimpi yang dikisahkan orang-orang kepadanya, termasuk juga mimpi yang sering dialaminya sendiri.
Dengan kata lain, suasana, lingkungan, atau pemandangan dalam bidang kanvas yang diciptakan Dabi seakan adalah perasaan asing yang telah menjadi akrab.
"Banyak orang juga mahfum, mimpi seringkali membingungkan, tak jelas, bahkan menggelisahkan. Tapi itu semua dianggap tak lagi jadi hal yang aneh atau asing," imbuh Kiki.
Sementara itu, bursa seni Art Moments Jakarta (AMJ) 2022 dihelat selama tiga hari berturut-turut pada 4-6 November 2022 di Grand Ballroom, Sheraton Grand Jakarta Gandaria City dan Gandaria City Hall.
AMJ 2022 menampilkan ratusan karya seni dari 40 galeri seni lokal dan mancanegara. Selain itu, ada juga sejumlah karya seni digital, NFT, dan seni urban.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.