Salah satu koleksi LAELYIND (Sumber gambar: Instagram @laelypassions)

LAELYIND, Wujud Cinta Laely pada Wastra Nusantara

06 November 2022   |   16:30 WIB
Image
Gita Carla Hypeabis.id

Like
Tak dapat dimungkiri, semakin banyak produk fesyen yang menggunakan kekayaan etnik seperti wastra Nusantara sebagai daya pikatnya. Tak hanya diterima di pasar dalam negeri, brand lokal yang mengaplikasikan budaya Indonesia ini juga diterima pasar luar negeri. 

Desainer dan pengamat mode, Sonny Muchlison Masich memberi tanggapannya akan hal ini. Dia menilai brand karya anak bangsa tidak perlu latah atau hanya sekedar ikut-ikutan menggunakan wastra lokal. Dibutuhkan kesadaran pribadi akan kecintaan pada wastra dan konsistensi untuk sukses menembus pasar luar negeri.

“Contohlah desainer Jepang, meski sudah menjadi desainer internasional mereka tidak melupakan keotentikannya. Kebanyakan desainer juga  tidak konsisten melanjutkan koleksi ini hanya di momen tertentu”, ujar desainer yang berencana mengadakan fashion show tahun depan ini.

Salah satu jenama yang mulai melangkah ke pasar internasional adalah LAELYIND, yang sukses menampilkan koleksi berbahan Tenun Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT) pada gelaran Fashion Show Front Row Paris. Pertunjukan fesyen itu diselenggarakan KBRI Paris dan Indonesian Fashion Chamber baru-baru ini.

Sekilas mengenai LAELYIND, brand yang mengangkat budaya Indonesia ini di setiap produknya memiliki karakter kuat dengan gaya busana etnik, kasual, dan tetap elegan. Brand ini berusaha menampilkan cerita selembar kain yang mengandung  nilai budaya hingga menjadi sebuah busana fesyen mewah.

Kebanyakan koleksinya memang menghadirkan rancangan modis dengan model dress dipadukan dengan outer. Koleksi LAELYIND yang didominasi warna cokelat, merah bata dan biru ini memiliki model yang feminin, tapi tetap elegan pada bagian outwear-nya. Inner menggunakan linen premium yang dibordir pada beberapa bagian untuk mempercantik meski si pengguna tak menggunakan aksesoris.

Sejumlah koleksinya memakai Tenun Sumba dengan motif Mahang, yang memiliki pengaruh gaya Renaissance di Eropa pada pertengahan abad XVI. Pengaplikasian bolero yang terkesan grande dan everlasting juga menjadi salah satu modesty function koleksi LAELYIND. Selain itu, koleksi lain punya motif Habak di bagian tengah dress sebagai simbol wanita pekerja keras.

Baca jugaCerita Laely Indah Lestari Sukses Bawa Tenun Sumba Tembus Pasar Internasional


Koleksi yang Memadukan Gaya Modern pada Tenun Sumba

Laely Indah Lestari adalah orang di balik jenama LAELYIND. Berawal dari kecintaannya pada wastra Indonesia, dia terinspirasi untuk menggunakan wastra menjadi sebuah produk fesyen yang stylish. Sebelum jadi desainer, Laely sudah bersinggungan dengan budaya Indonesia berkat pekerjaannya sebagai culture traveller, fotografer, dan penulis. 

Untuk mewujudkan impiannya menghasilkan produk fesyen berbahan wastra, Laely melakukan riset mendalam dengan langsung mengunjungi Tanah Sumba. Di sana, dia belajar tentang tenun Sumba langsung dari pengrajin lokal. Kemunculan LAELYIND menjadi penokohannya di dunia fesyen.

"Fashion wastra bukan hanya sebuah karya. Di dalamnya adalah terdapat pesan tentang keindahan Indonesia melalui selembar kain yang dijadikan dalam bentuk fashion yang lebih fashionable,” ungkap Laely dalam siaran persnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Laelyind (@laelyind)

 
Gelaran Fashion Show Front Row Paris inilah yang membuka jalan bagi LAELYIND untuk memperkenalkan keindahan wastra Nusantara pada mata dunia. Membawa misi “Melestarikan Budaya Indonesia melalui Fashion Wastra”, gelaran itu juga diharapkan membuka peluang kerjasama bisnis berkelanjutan antara desainer lokal dengan konsumen dari Eropa.

Desainer dan Chairman Indonesia Fashion Chamber, Ali Kharisma mengatakan bahwa Laely menampilkan koleksi yang memiliki karakter yang kuat dan mencuri perhatian desainer Eropa. “Dengan cutting dan presentasi menarik dan modern, koleksi LAELYIND memiliki identitas yang jelas untuk menunjukkan ini adalah desain dari Laely”, ujarnya.

Laely menyukai dunia fotografi sejak lama sehingga dia mengetahui bahwa foto, termasuk juga produk fesyen harus memiliki identitas. “ Dengan fotografi, matanya secara spesifik melihat warna-warna etnik dan mengolahnya menjadi karya fashion yang menarik dan berbeda”, ujar Sonny.

Selain itu, kata Sonny, Laely yang terjun langsung mengadakan riset dan meneliti bagaimana warna-warna tercipta dan pemahaman mengenai tenum Sumba langsung dari penenunnya, juga membuat karyanya tak kehilangan makna dan justru punya nilai tersendiri.

Terbukti, Laely mengatakan di pop up store yang digelar di La Galerie Bourbon, Prancis, produk LAELYIND diminati dan dibeli oleh warga Paris sampai terjual habis. Menurutnya, hal ini merupakan indikator bahwa minat terhadap produk fesyen lokal sangat terbuka lebar di pasar internasional.

"Setelah acara beberapa buyer juga menghubungi dan berminat untuk membeli produk kami. Akhirnya kami membuka pembelian pre-order,” kata Laely.

Baca jugaAjang Front Row Paris Sukses Digelar, Fesyen Lokal Ternyata Diminati Pasar Eropa 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Seniman Optimistis Karya Seni NFT Punya Value Tinggi pada Masa Depan

BERIKUTNYA

Jalan-Jalan & Fotografi Bikin Laely Indah Lestari Jatuh Cinta dengan Budaya Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: