Ilustrasi anak sakit (Sumber gambar : Unsplash)

Kasus Gagal Ginjal Misterius Anak Tinggi, Kemenkes Impor Obat Penawar

19 October 2022   |   16:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak di bawah 5 tahun terus meningkat dalam sebulan terakhir. Angka kematian penyakit misterius karena belum diketahui penyebab pastinya ini pun terbilang cukup tinggi. 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril menerangkan hingga 18 Oktober 2022, jumlah anak yang mengalami gagal ginjal misterius tersebut mencapai 206 kasus dari 22 provinsi. Dari data Kemenkes, DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar dengan masing-masing 40 kasus. Diikuti Jawa Timur 25 kasus dan Sumatera Barat 21 kasus.  

Jumlah kematian yang tercatat juga cukup tinggi, mencapai 99 kasus atau 48 persen. "Angka kematian khususnya di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal mencapai 68 persen," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (19/10/2022). 

Baca jugaDimulai Dari Diare, Waspada Rangkaian Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak
 
Angka kematian yang cukup tinggi ini, lanjutnya, tidak lepas dari fungsi ginjal sebagai pusat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam sel tubuh untuk mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi energi. 
Sebagai organ penting, apabila ada gangguan pada ginjal, hal itu akan berdampak besar bagi seseorang. 

Organ yang menyerupai kacang merah dan berukuran sebesar kepalan tangan ini sejatinya memiliki banyak tugas. Di antaranya menyaring darah, menyaring dan membuang limbah seperti racun, mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Ginjal juga berfungsi mengatur tekanan dan tingkat garam dalam darah, mengatur sel darah merah, mengatur keseimbangan asam basa darah, hingga menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D. 

Oleh karena itu, Syahril meminta para orang tua waspada apabila terjadi tanda atau gejala gangguan ginjal pada anak. Gejala paling khas yakni penurunan jumlah dan frekuensi urine atau buang air kecil pada anak.  Anak yang mengalami gejala gangguan ginjal menurutnya harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca jugaGagal Ginjal Misterius Pada Anak, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua 


Upaya Penanganan

Dalam upaya menurunkan tingkat kematian atau fatalitas, Kemenkes melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pun telah membeli antidotum atau penawar. "Obat ini didatangkan langsung dari luar negeri untuk diberikan ke pasien yang dirawat di seluruh rumah sakit di Indonesia," sebutnya.

Sementara itu, Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan pemberian, penjualan, dan penggunaan obat dalam bentuk cair atau sirup pada merek apapun. Instruksi ini disampaikan karena Kemenkes bersama BPOM, IDAI, ahli farmakologi, dan pusat laboratorium forensik (Puslabfor) tengah meneliti senyawa yang terkandung di dalamnya. 

"Dalam pemeriksaan dari sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, sementara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut atipikal ini. Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti faktor risiko lainnya," jelas Syahrul. 

Baca jugaSerupa Tapi Tak Sama, Begini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Kronis

Dia menjelaskan sejauh ini senyawa yang dikaitkan dengan kasus gagal ginjal akut pada anak di Gambia, Afrika Tengah, adalah Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menduga kuat penyebab gagal ginjal pada anak berkaitan dengan Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. 

Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India. BPOM pun sebelumnya menegaskan produk-produk tersebut tidak terdaftar atau beredar di Indonesia. Apakah senyawa tersebut yang termasuk diteliti dan ditemukan dalam obat cair atau sirup di Indonesia? Kata Syahril pihaknya belum bisa memastikan karena secara pasti untuk saat ini. 

"Minggu depan hasil penelitian kita publish. Kira-kira dugaan yang kita sebutkan tadi apa, apakah senyawa campuran obat bukan obatnya yang menyebabkan seperti Gambia atau penyebab lain yang menyebabkan gangguan ginjal akut," tuturnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Kemenkes Temukan Senyawa Potensi Penyebab Gagal Ginjal di Obat Sirup

BERIKUTNYA

Manfaat Merawat Hewan Peliharaan Sebagai Metode Edukasi Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: