Ilustrasi anak-anak (Sumber gambar: Freepik)

Gagal Ginjal Misterius Pada Anak, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua

12 October 2022   |   16:55 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Penyakit gagal ginjal akus misterius dikabarkan telah menyerang banyak anak di Indonesia sepanjang 2022. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan setidaknya ada 131 anak yang terkena gagal ginjal akut yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya.

Kasus ini mulanya hanya muncul satu atau dua laporan per bulan sejak Januari 2022. Namun, dalam dua bulan terakhir, lonjakan kasusnya meningkat hingga lebih dari 100 anak. Data tersebut didapat IDAI dari empat belas cabangnya yang tersebar di beberapa provinsi.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Begini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Kronis

Dokter spesialis anak konsultan Henny Adriani mengatakan ginjal adalah salah satu organ yang punya fungsi vital bagi tubuh manusia, termasuk anak. Ginjal adalah organ tubuh yang bertanggung jawab untuk membuang cairan yang berlebihan dan membuang racun dari dalam tubuh.

Selain itu, ginjal juga punya fungsi lain, yakni untuk mengatur tekanan darah, keseimbangan elektrolit, ph tubuh, dan memproduksi hormon-hormon tertentu yang mengatur tekanan darah maupun sel darah merah.

“Jadi, kalau ada masalah, tentu semua fungsi terganggu,” ujar Henny dalam diskusi daring di kanal YouTube IDAI_TV.

Henny menambahkan bahwa gangguan ginjal akut sudah lintas umur. Artinya, penyakit ini memang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Lantas apa sebenarnya gangguan ginjal akut? Gangguan ginjal akut adalah kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan ginjal secara tiba-tiba.

Beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat ialah air kencing anak berkurang drastis. Saat di bawa ke lab rumah sakit, dokter juga akan melihat kadar ureum atau kreatinin akan sangat tinggi.

Secara umum gangguan ginjal akut ada tiga. Pertama, penyebab fungsional. Kondisi ini biasanya terjadi karena anak kekurangan cairan, adanya infeksi di tempat lain sehingga aliran darah ke ginjal kurang baik, gagal jantung, dan sebagainya.

Kedua, penyebab datang dari ginjalnya sendiri. Misalnya, ada anak-anak yang mengalami penyakit ginjal yang membuat ginjalnya tidak bisa memproduksi sejumlah air kencing yang cukup.

Ketiga, adanya sumbatan. Beberapa anak mengalami kelainan bawaan dari lahir. Jadi, saluran kemih tidak lancar sehingga jumlah urine pun sedikit.
 

Gejala gagal Ginjal Akut Misterius

Secara umum gangguan ginjal akut memang selalu disertai penyebab. Namun, pada kasus yang menimpa lebih dari 100 anak Indonesia ini masih belum diketahui hingga sekarang. Oleh karena itu, penyakit ini disebut gangguan ginjal akut misterius.

Sampai saat ini investasi masih terus dilakukan di tengah kasus yang terus melonjak dalam dua bulan terakhir ini. Dokter Henny mengatakan gangguan ginjal akut misterius cenderung memiliki gejala yang mirip dengan gangguan ginjal biasa.

Umumnya, hal itu ditandai dengan jumlah kencing yang menurun drastis  tiba-tiba hingga tidak keluar sama sekali. Yang menarik dari penyakit ini ialah bisa terjadi secara mendadak dan perburukannya juga cepat.

“Hal itu yang membuat kami, para dokter anak, dalam tanda kutip tidak biasanya. Anak-anak dengan penyakit ini juga biasanya datang dengan riwayat demam dan diare. Beberapa yang lain disertai gejala saluran napas, seperti batuk dan pilek,” imbuh Henny.

Henny mengatakan anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut misterius ini lebih banyak yang berusia di bawah 6 tahun. Kemudian, anak-anak ini seharusnya belum punya kekebalan terhadap covid-19, kecuali anak tersebut pernah positif sebelumnya.

Henny menyebut penelitian dan investigasi masih berlangsung hingga saat ini. Belum ada bukti yang pasti apakah munculnya penyakit misterius ini ada hubungannya dengan pandemi covid-19.
 

Orang Tua Tak Perlu Panik

Meski penyebabnya masih misterius, orang tua diminta untuk tidak panik terhadap kondisi anaknya. Orang tua diharapkan lebih aware terhadap gejala-gejala dari penyakit gangguan ginjal akut misterius tersebut.

Orang tua mesti rajin membuka popok anak sehingga bisa terus memantau produksi kencing si buah hati. Jika anak sudah berkemih sendiri, orang tua juga mesti memastikan volume kencing anak. Jika berkurang, segera mendatangi rumah sakit untuk melakukan deteksi lebih tepat.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

5 Makanan Jepang yang Laris Manis di Indonesia, Mulai Hidangan Mentah hingga Berkuah

BERIKUTNYA

Kemendikbudristek Resmikan Tiga Museum Baru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: