Ilustrasi sirup parasetamol. (Sumber gambar : Freepik/user1852605)

Diduga Picu Gagal Ginjal, Produsen Klaim Praxion Sudah Sesuai Standar

07 February 2023   |   20:40 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Obat sirup Praxion diduga menjadi penyebab kematian anak yang tiba-tiba mengalami gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada akhir Januari lalu. Produk buatan PT Pharos Indonesia yang sempat itu langsung ditarik dari peredaran untuk mencegah kejadian serupa.

Direktur Komunikasi PT Pharos Indonesia Ida Nurtika mengatakan saat beredar kabar kematian kasus gagal ginjal akut setelah meminum obat Praxion, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan ulang keamanan produk di laboratorium internal. Pengujian dilakukan sesuai dengan aturan Farmakope Indonesia edisi VI suplemen II. 

Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal, Ada 5 Anak yang Dirawat Sejak Desember

“Hasil pemeriksaan internal ini menunjukkan produk masih memenuhi spesifikasi Farmakope Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).

Untuk memastikan mutu dan keamanan produk, PT Pharos Indonesia, sambungnya, memeriksa obat itu pada tiga laboratorium eksternal yang terakreditasi. Ida menyebut hasil pemeriksaan ini akan diperoleh dalam beberapa hari mendatang.

Untuk memperkuat data, secara aktif PT Pharos Indonesia juga mengumpulkan sampel produk dari apotik-apotik untuk diperiksa mutu dan keamanannya secara intensif. Namun dia menegaskan bahwa Praxion telah diproduksi sesuai standar cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

Walaupun menjamin tidak ada cemaran etilen glikol dan dietilen glikol dalam produknya, Ida menyampaikan PT Pharos Indonesia tetap melalukan penarikan produk secara sukarela (voluntary recall) terhadap Praxion dari batch terkait. Hal ini katanya sebagai tanggung jawab industri farmasi.

“PT Pharos Indonesia telah meminta seluruh mitra distribusi dan penjualan untuk sementara waktu tidak menjual produk Praxion sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,”  tuturnya.

Baca juga: Obat Sirop yang Aman & Bebas Cemaran EG/DEG Sudah Tersedia di Apotek

Dari penelusuran Hypeabis.id, di laman Cek Produk BPOM, ada tiga produk obat sirup penurunan panas merek Praxion yang terdaftar. Ketiga produk tersebut diantaranya Praxion kemasan plastik 15 ml dengan tanggal terbit 23 Desember 2021 dan Praxion kemasan 60 ml dengan tanggal terbit 17 Desember 2021 yang diproduksi PT Pharos Indonesia. 

Kemudian Praxion kemasan 60 ml dengan tanggal terbit 17 Desember 2021 yang diproduksi PT Faratu Indonesia dan didaftarkan PT Pharos Indonesia.

Seperti diketahui, hingga 5 Februari 2023, Kementerian Kesehatan mencatat ada 326 kasus anak yang mengalami GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 116 kasus dinyatakan sembuh. “6 perawatan, 204 meninggal,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, kepada Hypeabis.id, Selasa (7/2/2023).

Tambahan kasus kematian akibat GGAPA baru-baru ini terjadi pada anak berusia 1 tahun. Anak tersebut mengalami demam pada 25 Januari 2023 dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion. Pada 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (anuria).

Mengalami gejala tersebut, sang anak dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada 31 Januari, dia mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa. Melihat ada gejala GGAPA, petugas medis merujuknya untuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan meminta pulang paksa. 

Berlanjut pada 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Pasien sudah mulai buang air kecil. Namun, pada hari yang sama, pasien dirujuk kembali ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Sayangnya, 3 jam setelah mendapat perawatan di RSCM, pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia. 

Sementara satu kasus suspek, terjadi pada anak berusia 7 tahun yang mengalami demam pada 26 Januari. Diberikan obat penurun panas sirup yang dibeli secara mandiri, pada 30 Januari, sang anak kemudian mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas. Berlanjut pada 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. 

Kondisinya tidak kunjung membaik. Pada 2 Februari, anak berusia 7 tahun itu dirawat di RSUD Kembangan, kemudian dirujuk dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM. Saat ini, pasien sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah. 

Baca juga: 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, 1 Anak Meninggal Pasca Minum Obat Penurun Panas
 

SEBELUMNYA

Sinopsis Drakor Our Blooming Youth yang Dibintangi Park Hyung-sik

BERIKUTNYA

Cara Vote Kids Choice Awards 2023, Dukung Artis & Game Terbaikmu Yuk!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: