Ada banyak anak yang mengalami gangguan ginjal misterius (Sumber gambar : Unsplash/Richard Stachmann)

Marak Kasus pada Anak, Begini 5 Cara Menghindari Risiko Gagal Ginjal

19 October 2022   |   20:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak terus meningkat di Indonesia. Sampai saat ini tercatat 206 anak mengalami gangguan ginjal misterius ini dan 99 di antaranya meninggal dunia. Adapun hingga kini belum diketahui pasti penyebab dari penyakit ini. 

Gagal ginjal akut pada anak adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan atau penurunan fungsi. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril mengatakan bahwa situasi yang menjadi fenomena saat ini adalah kondisi yang disebut sebagai gagal ginjal akut progresif atipikal. 

“Atipikal artinya penyebabbnya masih dalam penelusuruan, belum diketahui,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Rabu (19/10/2022). 

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Misterius Anak Tinggi, Kemenkes Impor Obat Penawar

Kondisi ini menyerang anak usia 6 bulan sampai 18 tahun, tetapi lebih banyak dialami balita di bawah usia 5 tahun. Gejalanya berupa diare, mual muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni atau urine yang semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Saat ini, pemerintah tengah menelusuri penyebab pasti gagal ginjal akut ini. Namun, ada kecurigaan kasus tersebut terkait obat sirup yang terkontaminasi Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), seperti yang terjadi di Gambia. 

Sebagai upaya pencegahan. Kemenkes pun meminta penggunaan obat sirup untuk anak dihentikan. Seluruh tenaga kesehatan diinstruksikan untuk tidak meresepkan obat cair tersebut. Begitu pula dengan apotek untuk menghentikan sementara penjualannya. 

Di tengah kasus yang tengah marak ini, pencegahan memang menjadi cara terbaik yang bisa dilakukan para orang tua. Selain tidak memberikan obat sirup pada anak, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko gagal ginjal :


1. Kelola Kadar Gula Darah & Tekanan Darah dalam Tubuh 

Mengelola kadar gula darah dan tekanan darah dalam level normal menjadi hal penting yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit gagal ginjal. Salah satu penyebab risiko seseorang terkena penyakit jantung dan gagal ginjal adalah penyakit diabetes. Selain itu, tekanan darah tinggi juga telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit jantung serta gagal ginjal.


2. Cukup Minum Air Putih

Dehidrasi dapat mengurangi aliran darah ke ginjal sehingga dapat merusak organ tubuh satu ini. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah gangguan pada ginjal yakni memastikan tubuh terhidrasi. Genhype disarankan untuk setidaknya mengonsumsi minum 8 hingga 10 gelas setiap hari.


3. Diet Jantung Sehat 

Diet jantung sehat yaitu rendah gula, rendah kolesterol, tinggi serat, tinggi biji-bijian, tinggi  buah-buahan dan sayuran juga diyakini dapat membantu mencegah penambahan berat badan yang bisa berkontribusi terhadap gagal ginjal. Selain itu, kurangi asupan garam yang kerap kali dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan gagal ginjal.

Jaga berat badan anak tetap ideal. Pasalnya obesitas dapat meningkatkan risiko kondisi yang berhubungan dengan gagal ginjal seperti diabetes dan hipertensi. 


4. Tetap Aktif & Bugar

Olahraga secara teratur dapat menurunkan risiko gangguan pada ginjal. Olahraga juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal. Dengan demikian, kalian disarankan untuk tetap aktif bergerak ya. 


5. Cek Kesehatan Ginjal

Mengetahui kesehatan ginjal menjadi salah satu cara deteksi dini. Oleh karena itu, memeriksa kesehatan ginjal terutama bagi anak dengan berat badan lahir rendah sangat direkomendasikan. Cek kesehatan ginjal juga berlaku bagi anak yang mengalami obesitas, riwayat penyakit kardiovaskular, maupun riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.

Selain itu, memeriksa kesehatan ginjal juga baiknya dilakukan apabila anak menunjukkan tanda atau gejala yang terkait dengan gangguan fungsi ginjal. Terutama jika intensitas atau produksi urin mereka menurun. 

Baca jugaKemenkes Temukan Senyawa Potensi Penyebab Gagal Ginjal di Obat Sirup


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sinopsis 5 Film Wajib Tonton yang Tayang di Jakarta World Cinema Week 2022

BERIKUTNYA

Tayang 2023, Babylon Kisahkan Masa Keemasan Hollywood di Era 1920-an

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: