Jangan Panik, Begini Langkah Pertolongan Pertama Pada Henti Jantung
12 October 2022 |
15:30 WIB
Henti jantung merupakan kondisi ketika jantung mendadak berhenti berdetak. Situasi tersebut dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Minimnya informasi soal langkah-langkah pertolongan pertama pada kasus henti jantung membuat penderitanya sering kali tidak tertolong.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rizki mengatakan data pada 2015 di Amerika Serikat mencatat ada sekitar 350.000 orang mengalami henti jantung di luar rumah sakit. Namun, hanya 39 persen orang yang mengalami henti jantung mendapatkan pertolongan pertama berupa bantuan hidup dasar.
“Padahal, kalau kita melakukan bantuan hidup dasar dan mengenali korban yang mengalami henti jantung, angka kesintasan korban henti jantung dapat naik 2-3 kali lipat,” ujar Rizki dalam webinar Jantung Sehat Untuk Semua.
Baca juga: Waspada Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak, Pantau Gejalanya Bun!
Rizki mengatakan sebelum menolong korban henti jantung, setiap orang harus melihat gejala-gejala yang ada pada korban. Pada korban henti jantung, umumnya mereka akan langsung tidak sadarkan diri. Misalnya, seseorang yang sedang beraktivitas tiba-tiba terjatuh.
Selain itu, ketika dicek respons korban juga tetap diam. Sementara itu, pernapasannya juga mulai mencurigakan. Terkadang korban sama sekali tidak terlihat sedang bernapas, tetapi ada juga yang mengalami gasping atau bernapas dengan tidak normal.
Rizki menuturkan pertolongan pertama pada korban henti jantung sangatlah penting. Pertolongan tersebut, kata dia, juga sebenarnya bisa dilakukan bukan hanya oleh tim medis. Orang awam pun bisa melakukannya. Berikut beberapa langkah pertama melakukan pertolongan pada henti jantung.
Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Ada di Diet Harian
Baca juga: Banyak yang Tak Sadar, Waspadai Gejala Penyakit Jantung
Jika dalam 10 detik tidak ada respons dan henti napas, segera anggap korban mengalami henti jantung. Dengan kondisi henti jantung, penolong mesti segera mengganti fungsi jantung agar darah tetap bisa terpompa dan mengalir ke organ-organ vital. Sebab, hanya butuh 3 menit setelah henti jantung, pasien berpotensi mengalami kerusakan otak permanen.
Penolong bisa membantu fungsi jantung dengan cara kompresi dada. Letakkan satu tangan pada dada bagian tengah. Letakkan tangan yang lain di atasnya. Kemudian lakukan tekanan cepat dan kuat, kira-kira 100 kali sampai dengan 120 kali per menit dengan kedalaman 5-6 centimeter. Dalam melakukan kompresi dada, baju korban tidak perlu dibuka terlebih dahulu. Kompresi dapat dilakukan hingga korban kembali sadar atau ketika bantuan datang.
Selain dengan kompresi dada, penolong juga bisa melakukan bantuan napas. Bantuan napas idealnya diberikan dua kali setelah melakukan 30 kali kompresi dada. Namun, berhubung saat ini masih era pandemi, sebaiknya tidak dilakukan bantuan napas ke mulut, khususnya kepada orang yang tidak dikenal
AED saat ini sudah banyak ditemukan di tempat-tempat umum, seperti bandara, hotel, stasiun, dan pusat berbelanjaan modern. Alat AED bisa digunakan oleh awam. Alat ini dapat mengenali kelainan irama jantung dan membrikan kejut listrik bila diperlukan untuk mengembalikan irama normal.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rizki mengatakan data pada 2015 di Amerika Serikat mencatat ada sekitar 350.000 orang mengalami henti jantung di luar rumah sakit. Namun, hanya 39 persen orang yang mengalami henti jantung mendapatkan pertolongan pertama berupa bantuan hidup dasar.
“Padahal, kalau kita melakukan bantuan hidup dasar dan mengenali korban yang mengalami henti jantung, angka kesintasan korban henti jantung dapat naik 2-3 kali lipat,” ujar Rizki dalam webinar Jantung Sehat Untuk Semua.
Baca juga: Waspada Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak, Pantau Gejalanya Bun!
Rizki mengatakan sebelum menolong korban henti jantung, setiap orang harus melihat gejala-gejala yang ada pada korban. Pada korban henti jantung, umumnya mereka akan langsung tidak sadarkan diri. Misalnya, seseorang yang sedang beraktivitas tiba-tiba terjatuh.
Selain itu, ketika dicek respons korban juga tetap diam. Sementara itu, pernapasannya juga mulai mencurigakan. Terkadang korban sama sekali tidak terlihat sedang bernapas, tetapi ada juga yang mengalami gasping atau bernapas dengan tidak normal.
Rizki menuturkan pertolongan pertama pada korban henti jantung sangatlah penting. Pertolongan tersebut, kata dia, juga sebenarnya bisa dilakukan bukan hanya oleh tim medis. Orang awam pun bisa melakukannya. Berikut beberapa langkah pertama melakukan pertolongan pada henti jantung.
Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Ada di Diet Harian
1. Amankan Lokasi
Pertama, kalau kita mau menolong orang yang dicurigai terkena henti jantung, pastikan dahulu lokasi kejadian aman. Misalnya, ketika korban henti jantung berada di lokasi kebakaran, tentu penolong harus memastikan dirinya aman sebelum membantu korban. Kemudian, bawalah korban ke lokasi yang aman sebelum melakukan pertolongan. Lalu, baringkanlah korban di posisi telentang dengan alas yang keras.2. Pemeriksaan Respons
Langkah selanjutnya ialah melakukan respons. Jadi, kalau ada korban tiba-tiba terjatuh, penolong bisa menepuk pundak atau goyangkan badan pasien. Jika mengenal nama si korban, panggilah nama tersebut dengan nada yang tinggi. Segera kenali tanda-tanda setelah melakukan pemeriksaan. Jika tidak ada respons, ditambah tidak sadarkan diri, lalu tidak ada napas, penolong bisa berasumsi korban mengalami henti jantung.3. Panggil Bantuan
Jika tidak mendapatkan respons setelah langkah-langkah tersebut, segera panggil bantuan karena tidak mungkin seseorang dapat menolong korban sendirian. Mintalah orang di sekitar untuk memanggil tenaga medis dan ambulan sembari tetap memantau pergerakan spontan atau usaha napas dari korban.Baca juga: Banyak yang Tak Sadar, Waspadai Gejala Penyakit Jantung
4. Mulai Kompresi Dada
Jika dalam 10 detik tidak ada respons dan henti napas, segera anggap korban mengalami henti jantung. Dengan kondisi henti jantung, penolong mesti segera mengganti fungsi jantung agar darah tetap bisa terpompa dan mengalir ke organ-organ vital. Sebab, hanya butuh 3 menit setelah henti jantung, pasien berpotensi mengalami kerusakan otak permanen.Penolong bisa membantu fungsi jantung dengan cara kompresi dada. Letakkan satu tangan pada dada bagian tengah. Letakkan tangan yang lain di atasnya. Kemudian lakukan tekanan cepat dan kuat, kira-kira 100 kali sampai dengan 120 kali per menit dengan kedalaman 5-6 centimeter. Dalam melakukan kompresi dada, baju korban tidak perlu dibuka terlebih dahulu. Kompresi dapat dilakukan hingga korban kembali sadar atau ketika bantuan datang.
5. Bantuan Napas
Selain dengan kompresi dada, penolong juga bisa melakukan bantuan napas. Bantuan napas idealnya diberikan dua kali setelah melakukan 30 kali kompresi dada. Namun, berhubung saat ini masih era pandemi, sebaiknya tidak dilakukan bantuan napas ke mulut, khususnya kepada orang yang tidak dikenal6. Defibrillator External Otomatis (AED)
Pada kasus henti jantung sering kali ditemukan fibrilasi ventrikel, yakni jantung hanya mengalami kejang, tetapi tidak berdetak. Gangguan irama jantung ini juga harus diatasi. Sebab jika tidak, kemungkinan korban selamat akan makin kecil. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah dengan menggunakan alat defibrillator external otomatis (AED).AED saat ini sudah banyak ditemukan di tempat-tempat umum, seperti bandara, hotel, stasiun, dan pusat berbelanjaan modern. Alat AED bisa digunakan oleh awam. Alat ini dapat mengenali kelainan irama jantung dan membrikan kejut listrik bila diperlukan untuk mengembalikan irama normal.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.