Waspada Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak, Pantau Gejalanya Bun!
30 September 2022 |
14:42 WIB
Penyakit jantung ternyata bukan hanya dialami orang dewasa saja lho, Genhype. Kondisi ini bisa terjadi pada bayi yang lebuh dikenal sebagai penyakit jantung bawaan. Angka kejadiannya cukup tinggi dan bisa berdampak pada kualitas hidup mereka kelak.
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang didapat sejak anak masih berada di dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung.
Kondisi ini mengakibatkan terjadi gangguan aliran darah di dalam tubuh pasien. Sebagai contoh, terjadi sumbatan aliran darah, atau darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.
Baca juga: Peringatan Hari Jantung Sedunia, Duh Kasus Kardiovaskular Sudah Lintas Usia
Angka kejadian PJB di Indonesia tercatat delapan untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2 persen, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32.000 bayi setiap tahun.
Data terbaru dari Yayasan Jantung Indonesia mencatat pada 2021 sebanyak 80.928 bayi yang lahir dengan PJB. Kendala utama dalam menangani anak dengan PJB adalah tingginya biaya pemeriksaan dan operasi.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Radityo Prakoso menyampaikan penyebab penyakit jantung bawaan belum diketahui secara pasti. Gejala yang muncul dan kapan gejala tersebut muncul pun sangatlah bervariasi, tergantung dari jenis penyakit jantung bawaan yang diderita.
Gejala dapat muncul sesaat setelah lahir, pada masa bayi, atau bahkan pada saat dewasa. Kata Radityo, gejala penyakit jantung bawaan dibagi menjadi dua yaitu sianotik (menunjukkan tanda kebiruan) dan asianotik (tidak menunjukkan tanda kebiruan).
"Pada anak dengan penyakit jantung sianotik, biasanya saat menangis tanda kebiruan akan muncul pada bibir, lidah, dan kuku," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Hypeabis.id, Jumat (30/9/2022).
Sebaliknya, pada penyakit jantung bawaan asianotik, tidak ada gejala yang muncul, dan sehingga seringkali tidak disadari atau tidak terdiagnosis. Namun, gejala yang dapat diamati antara lau mudah lelah saat beraktivitas, pucat, detak jantung yang cepat, dan adanya keterlambatan pertumbuhan, serta perkembangan pada anak.
Adapun penyakit jantung bawaan dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih dalam kandungan. Kata Radityo, kunci pencegahan penyakit jantung bawaan adalah dilakukannya pemeriksaan sebelum kehamilan dan selama kehamilan.
"Bayi dengan penyakit jantung bawaan juga dapat menunjukkan bermacam-macam tanda dan gejala, tetapi dapat juga tidak menunjukkan gejala sampai ia dewasa," imbuhnya.
Radityo menyampaikan penyakit jantung bawaan yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko dapat menyebabkan gagal jantung dini hingga kematian. Oleh karena risiko yang tinggi di masa depan serta kejadian penyakit jantung bawaan yang sulit diprediksi, maka menurutnya penting untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada bayi yang baru lahir.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (P2PTM Kemenkes RI), dr. Eva Susanti, menuturkan penting untik membiasakan deteksi dini mencegah atau mengantisipasi penyakit jantung bawaan.
Selain deteksi dini, hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyakit bawaan pada perempuan-perempuan yang sedang merencanakan kehamilan adalah cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, serta kelola stres.
"Kesemuanya ini sering kami sebut sebagai cara CERDIK," tegasnya.
Baca juga: 5 Makanan yang Menyehatkan Jantung, Salah Satunya Cokelat
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin menambahkan penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada satu tahun pertama kehidupan yang disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan.
Selain itu, ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga mempunyai peran yang besar dalam penyakit jantung bawaan. Meski demikian, banyak kasus penyakit jantung bawaan terjadi tanpa penyakit yang mendasari.
Oleh karena itu, YJI berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah melalui program-program promotif. Pihaknya juga melakukan pelayanan kuratif terhadap anak-anak dengan penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera.
Hingga saat ini sebanyak 2.189 pasien yang memdapat bantuan dari YJI. Bantuan tersebut berupa tindakan intervensi bedah maupun non bedah. "Jumlah ini pastinya akan bertambah seiring bertambah banyaknya pasien penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera," imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang didapat sejak anak masih berada di dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung.
Kondisi ini mengakibatkan terjadi gangguan aliran darah di dalam tubuh pasien. Sebagai contoh, terjadi sumbatan aliran darah, atau darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.
Baca juga: Peringatan Hari Jantung Sedunia, Duh Kasus Kardiovaskular Sudah Lintas Usia
Angka kejadian PJB di Indonesia tercatat delapan untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2 persen, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32.000 bayi setiap tahun.
Data terbaru dari Yayasan Jantung Indonesia mencatat pada 2021 sebanyak 80.928 bayi yang lahir dengan PJB. Kendala utama dalam menangani anak dengan PJB adalah tingginya biaya pemeriksaan dan operasi.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Radityo Prakoso menyampaikan penyebab penyakit jantung bawaan belum diketahui secara pasti. Gejala yang muncul dan kapan gejala tersebut muncul pun sangatlah bervariasi, tergantung dari jenis penyakit jantung bawaan yang diderita.
Gejala dapat muncul sesaat setelah lahir, pada masa bayi, atau bahkan pada saat dewasa. Kata Radityo, gejala penyakit jantung bawaan dibagi menjadi dua yaitu sianotik (menunjukkan tanda kebiruan) dan asianotik (tidak menunjukkan tanda kebiruan).
"Pada anak dengan penyakit jantung sianotik, biasanya saat menangis tanda kebiruan akan muncul pada bibir, lidah, dan kuku," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Hypeabis.id, Jumat (30/9/2022).
Penyakit jantung bawaan faktor genetik dan lingkungan. (Sumber gambar: Pexels/Los Muertos Crew)
Adapun penyakit jantung bawaan dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih dalam kandungan. Kata Radityo, kunci pencegahan penyakit jantung bawaan adalah dilakukannya pemeriksaan sebelum kehamilan dan selama kehamilan.
"Bayi dengan penyakit jantung bawaan juga dapat menunjukkan bermacam-macam tanda dan gejala, tetapi dapat juga tidak menunjukkan gejala sampai ia dewasa," imbuhnya.
Radityo menyampaikan penyakit jantung bawaan yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko dapat menyebabkan gagal jantung dini hingga kematian. Oleh karena risiko yang tinggi di masa depan serta kejadian penyakit jantung bawaan yang sulit diprediksi, maka menurutnya penting untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada bayi yang baru lahir.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (P2PTM Kemenkes RI), dr. Eva Susanti, menuturkan penting untik membiasakan deteksi dini mencegah atau mengantisipasi penyakit jantung bawaan.
Selain deteksi dini, hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyakit bawaan pada perempuan-perempuan yang sedang merencanakan kehamilan adalah cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, serta kelola stres.
"Kesemuanya ini sering kami sebut sebagai cara CERDIK," tegasnya.
Baca juga: 5 Makanan yang Menyehatkan Jantung, Salah Satunya Cokelat
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin menambahkan penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada satu tahun pertama kehidupan yang disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan.
Selain itu, ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga mempunyai peran yang besar dalam penyakit jantung bawaan. Meski demikian, banyak kasus penyakit jantung bawaan terjadi tanpa penyakit yang mendasari.
Oleh karena itu, YJI berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah melalui program-program promotif. Pihaknya juga melakukan pelayanan kuratif terhadap anak-anak dengan penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera.
Hingga saat ini sebanyak 2.189 pasien yang memdapat bantuan dari YJI. Bantuan tersebut berupa tindakan intervensi bedah maupun non bedah. "Jumlah ini pastinya akan bertambah seiring bertambah banyaknya pasien penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera," imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.