Tidur berkualitas sangat baik untuk kesehatan (Sumber gambar : Freepik/Tirachardz)

Hati-hati, Risiko Penyakit Ini Mengintai Jika Kalian Kurang Tidur

06 October 2022   |   10:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Waktu tidur punya peranan besar untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Apabila waktu tidur kurang, risiko penyakit jantung, strok, depresi, dan obesitas pun meningkat. Namun baru-baru ini, para peneliti menyebut risiko lainnya yang bisa timbul adalah demensia.

Temuan ini bermula ketika para peneliti di China, Swedia, dan Inggris melihat data tidur dari 1.982 orang China dengan usia rata-rata 70 tahun. Mereka tidak ada yang menunjukkan gejala demensia pada awal penelitian.

Rata-rata 3,7 tahun kemudian, 97 peserta atau 5 persen diantaranya didiagnosis menderita demensia menurut kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition (DSM-IV). Mereka yang terkena dampak utama berusia antara 60 dan 74 tahun. 

Baca juga: Waspada Tidur dengan Cahaya Terang, Ini Risikonya

Dari penelitian yang terbit di Journal of American Geriatrics Society pada September lalu, juga disebutkan pria berisiko lebih tinggi menerima risiko demensia tersebut. Sangat bertolak belakangan dengan penelitian yang ada sebelumnya. 

“Dalam kebanyakan penelitian, wanita diketahui memiliki risiko demensia dua kali lipat lebih besar daripada pria. Penelitian ini menemukan yang sebaliknya, ”kata Dr. Alex Dimitriu, psikiatri dan pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine, dikutip dari Healthline, Kamis (6/10/2022).

Dalam studi ini, mereka yang tidur selama lebih dari 8 jam menunjukkan penurunan kognitif selama Mini Mental State Examination (MMSE), tes yang digunakan untuk mengukur gangguan kognitif. Itulah mengapa para lansia butuh tidur dalam waktu yang lebih lama. 

Sementara itu, Profesor Neurologi Caitlin Tynan Doyle di Columbia University College of Physicians and Surgeons, Dr. Carl W. Bazil menyebut depresi yang dialami lansia seringkali membuat mereka susah tidur. Kondisi medis lainnya seperti penyakit jantung atau diabetes, serta obat-obatan yang diminum untuk mereka, dapat meningkatkan kelelahan dan mengurangi kebutuhan tidur. 

Baca juga: Patut Dicoba, 7 Cara Agar Tidur Lebih Nyenyak & Berkualitas

Penelitian ini juga menyoroti waktu tidur yang berisiko menimbulkan demensia. Jam-jam awal-pertengahan malam dianggap paling berisiko. Temuan menunjukkan bahwa sebelum jam 10 malam dikaitkan dengan 25 persen peningkatan risiko demensia. Penulis penelitian berhipotesis bahwa waktu tidur lebih awal dapat menganggu ritme sirkadian.

“Bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur tidur mulai berubah seiring bertambahnya usia. Ini berdampak pada siklus ritme sirkadian kita,” kata ahli saraf David Rabin.

Faktor usia lebih tua sering ke kamar mandi di malam hari juga mempengaruhi kualitas tidur yang baik dan lelap. “Kurang tidur secara akumulatif mengakibatkan perubahan struktur otak yang mengatur siklus srikandian,” jelasnya.

Dimitriu menambahkan ada kemungkinan orang dengan demensia tahap awal mengalami kelelahan otak lebih awal, dan membuat mereka ingin tidur lebih awal. “Sundowning adalah efek yang terkenal pada orang tua yang rentan terhadap demensia, di mana mereka dapat menjadi bingung dan kehilangan arah di malam hari," tuturnya. 

Baca juga: 3 Penyebab Sering Alami Gangguan Tidur 
 

Bagaimana Tidur Mempengaruhi Memori?

Sinyal kunci demensia adalah kehilangan memori. Namun, dalam semua tahap kehidupan, tidur berkualitas diperlukan untuk menjaga memori itu. Rabin menjelaskan saat tidur, terjadi pemrosesan dan penyimpanan ingatan. Memori jangka pendek awalnya disimpan di hippocampus, yang merupakan area di mana informasi disimpan untuk ingatan dan penggunaan jangka pendek. 

Informasi dari hippocampus ini akan diteruskan ke struktur kortikal otak yang lebih tinggi, memungkinkannya menjadi memori jangka panjang dan berintegrasi dengan memori masa lalu. proses ini disebut rekonsolidasi memori dan terutama dipengaruhi oleh kualitas tidur REM yang buruk atau durasi tidur yang lebih pendek.

Selain itu, ketika tidur, otak kita membersihkan racun berbahaya yang seiring waktu, dapat memengaruhi memori. Ketika otak aktif di siang hari, organ ini menghasilkan  produk limbah inflamasi. “Ketika otak tertidur dan mampu pulih, terutama dalam kondisi tidur nyenyak dan REM, itu mendetoksifikasi dan menghilangkan produk limbah inflamasi,” jelas Robin.

Penumpukan racun pada akhirnya memberi tekanan ekstra pada otak dan mencegahnya mencapai rekonsolidasi memori. Oleh karena itu, penting menjaga kualitas tidur kamu ya, Genhype. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Usung Tema Ufuk, Madani International Film Festival 2022 Segera Digelar

BERIKUTNYA

Inang Tayang 13 Oktober, Film Horor-Thriller Berbalut Mitos Jawa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: