14 Hotel Bersejarah di Indonesia Untuk Liburan 17 Agustusan
07 August 2022 |
13:11 WIB
1
Like
Like
Like
Selain merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan berbagai kegiatan khas seperti bermain permainan tradisional dan memaknai hari bersejarah tersebut, cara lain untuk berkenalan dengan perayaan yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus itu adalah dengan berkunjung ke hotel-hotel bersejarah di Indonesia.
Beberapa hotel yang ada di Tanah Air memiliki kisahnya sendiri, mengingat beberapa di antaranya sudah dibangun lebih dulu sebelum, menjelang, atau tidak lama setelah Hari Kemerdekaan. Bervariasi dari hotel di Jakarta sampai di Bali dan Medan, yuk simak beberapa hotel bersejarah yang bisa jadi destinasi liburan maupun staycation terbaru.
Baca Juga: Tonton Yuk, 11 Film Bertema Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan
Sebagai salah satu hotel mewah pada masanya, hotel ini juga menjadi tempat akomodasi pada masa Asian Games IV dengan menempatkan para atlet hingga pejabat dan tamu penting untuk acara tersebut. Pada 2004, hotel tersebut kemudian berpindah pengelolaan ke Kempinski Group dan dikenal sebagai Hotel Indonesia Kempinski sampai saat ini.
Barulah pada 2008, bangunan ini kemudian dialhkan menjadi hotel dengan nama The Hermitage Hotel oleh Portfolio Hotel. Pasca peralihan ini, beberapa desain bangunan mulai mengalami penyesuaian dengan beberapa pergantian interior kendati beberapa elemen dibiarkan seperti semua, sehingga menarik perhatian para pengunjung.
Beberapa nama yang muncul adalah du Lion d'Or, Park Hotel pada 1941, hingga akhirnya hotel ini mengubah namanya menjadi Hotel Sriwijaya pada 1950an saat masa pemerintahan Soekarno yang identik dengan ketidaksukaannya terhadap hal-hal yang kebarat-baratan.
Baca Juga: Pelesiran Asyik Mengunjungi Hotel Mewah dari Jakarta hingga Bali
Namun, hotel ini kemudian berpindah tangan ke pemerintahan penjajahan Jepang dengan alih fungsi sebagai markas militer. Pada 1948, hotel ini kembali ke fungsi semula dengan nama Hotel Salak The Heritage dan bangunannya masih mempertahankan arsitektur ala Belanda.
Hotel ini memiliki nilai sejarah sebagai hotel yang ditempati oleh beberapa petinggi dalam Konferensi Asia Afrika 1955, yaitu Jawaharlal Nehru yang dikenal sebagai salah satu Perdana Menteri India, Soekarno, Perdana Menteri China Cho En-Lai, serta tokoh dunia seperti aktor Charlie Chaplin.
Kini, hotel tersebut memiliki kesan jadul yang menawarkan beberapa pengalaman unik seperti naik mobil antik produksi tahun 1962 dan menjadi salah satu hotel bintang lima yang memiliki ragam fasilitas seperti brasserie untuk tempat makan hingga patisserie untuk kue-kue.
Beberapa hotel yang ada di Tanah Air memiliki kisahnya sendiri, mengingat beberapa di antaranya sudah dibangun lebih dulu sebelum, menjelang, atau tidak lama setelah Hari Kemerdekaan. Bervariasi dari hotel di Jakarta sampai di Bali dan Medan, yuk simak beberapa hotel bersejarah yang bisa jadi destinasi liburan maupun staycation terbaru.
Baca Juga: Tonton Yuk, 11 Film Bertema Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan
1. Hotel Indonesia Kempinski (Jakarta Pusat)
Terletak di kawasan M.H. Thamrin, hotel yang sering disingkat sebagai HI, tempat ini merupakan salah satu hotel bintang lima pertama di Indonesia sekaligus gedung tertinggi pertama yang pernah dibangun di Tanah Air. Kisah sejarah yang menarik dari hotel ini terletak pada fakta bahwa gedung ini merupakan hasil rampasan dengan Jepang pada masa kemerdekaan.Sebagai salah satu hotel mewah pada masanya, hotel ini juga menjadi tempat akomodasi pada masa Asian Games IV dengan menempatkan para atlet hingga pejabat dan tamu penting untuk acara tersebut. Pada 2004, hotel tersebut kemudian berpindah pengelolaan ke Kempinski Group dan dikenal sebagai Hotel Indonesia Kempinski sampai saat ini.
2. The Hermitage Hotel (Jakarta Pusat)
Terletak di Jalan Cilacap, Menteng, hotel ini memiliki ciri khas arsitektur ala Belanda yang dipertahankan bentuknya sejak pembangunannya pada masa negara itu menguasai Indonesia. Pada 1920an, bangunan ini awalnya memiliki fungsi sebagai pusat telekomunikasi milik pemerintah Hindia Belanda dan setelahnya tidak diketahui fungsi bangunan ini saat pasca kemerdekaan.Barulah pada 2008, bangunan ini kemudian dialhkan menjadi hotel dengan nama The Hermitage Hotel oleh Portfolio Hotel. Pasca peralihan ini, beberapa desain bangunan mulai mengalami penyesuaian dengan beberapa pergantian interior kendati beberapa elemen dibiarkan seperti semua, sehingga menarik perhatian para pengunjung.
3. Hotel Sriwijaya (Jakarta Pusat)
Berada di kawasan Gambir dan berseberangan dengan Stasiun Juanda, gedung hotel ini awalnya digunakan sebagai restoran milik Conrad Alexander Willam Cavadino dan akhirnya sempat dibangun sebagai Hotel Cavadino sekitar sembilan tahun setelah restorannya berdiri. Namun, hotel ini kemudian berganti nama selama beberapa kali setelah setahun Hotel Cavadino berjalan.Beberapa nama yang muncul adalah du Lion d'Or, Park Hotel pada 1941, hingga akhirnya hotel ini mengubah namanya menjadi Hotel Sriwijaya pada 1950an saat masa pemerintahan Soekarno yang identik dengan ketidaksukaannya terhadap hal-hal yang kebarat-baratan.
Baca Juga: Pelesiran Asyik Mengunjungi Hotel Mewah dari Jakarta hingga Bali
4. Hotel Salak The Heritage (Bogor)
Sebagai salah satu hotel dengan gedung hasil bangunan pemerintahan Hindia Belanda, hotel yang terletak di provinsi Jawa Barat ini awalnya merupakan Bellevue-Dibbets Hotel pada 1856. Hotel ini diperuntukkan sebagai akomodasi elit bagi orang-orang pemerintahan VOC.Namun, hotel ini kemudian berpindah tangan ke pemerintahan penjajahan Jepang dengan alih fungsi sebagai markas militer. Pada 1948, hotel ini kembali ke fungsi semula dengan nama Hotel Salak The Heritage dan bangunannya masih mempertahankan arsitektur ala Belanda.
5. Hotel Savoy Homann (Bandung)
Memiliki bintang empat, hotel yang terletak di Jalan Asia Afrika, Cikawao ini memiliki sejarah yang terkait dengan pemerintahan Belanda. Hotel yang sudah dibangun sejak 1937 ini hadir dengan konsep art deco rancangan arsitek A.F. Albers dan awalnya dikenal dengan nama Hotel Homann karena pemilihnya yang merupakan warga negara Jerman.Hotel ini memiliki nilai sejarah sebagai hotel yang ditempati oleh beberapa petinggi dalam Konferensi Asia Afrika 1955, yaitu Jawaharlal Nehru yang dikenal sebagai salah satu Perdana Menteri India, Soekarno, Perdana Menteri China Cho En-Lai, serta tokoh dunia seperti aktor Charlie Chaplin.
6. Grand Hotel Preanger (Bandung)
Masih satu kawasan dengan Hotel Savoy Homann, Grand Hotel Preanger terletak di Braga, Sumur Bandung dengan ciri khas bangunan awal yang memiliki fungsi sebagai pertokoan roti pada 1897. Lalu, hotel ini dikenal juga dengan konsep desain Eropa yang identik dengan kemegahan karena desain art deco ala kolonial Belanda.Kini, hotel tersebut memiliki kesan jadul yang menawarkan beberapa pengalaman unik seperti naik mobil antik produksi tahun 1962 dan menjadi salah satu hotel bintang lima yang memiliki ragam fasilitas seperti brasserie untuk tempat makan hingga patisserie untuk kue-kue.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.