Ilustrasi mengajarkan anak menabung. (sumber gambar: Pexels).

Bunda, Yuk Ajarkan Anak Biar Melek Keuangan

03 August 2022   |   16:00 WIB

Like
Tak hanya orang tua, anak-anak juga harus melek keuangan sebagai bekal untuk meraih kesuksesan dalam kehidupannya kelak. Dengan memahami konsep dan produk keuangan dengan baik, akan membantu para generasi muda ini membuat keputusan keuangan dengan baik pula pada masa remaja dan dewasanya.

Tujuan pendidikan keuangan adalah untuk meningkatkan pemahaman dasar dan penting tentang topik-topik keuangan seperti menabung, belanja, atau berinvestasi. Dalam hal ini, orangtua memiliki peran yang sangat penting agar anak melek keuangan.

Bagaimana pun, orang tua harus mampu menjadi teladan sebelum mengharapkan anak memiliki kecerdasan dan keterampilan finansial yang baik.

Perencana keuangan dari Janus Financial Dwita Ariani mengatakan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi anak-anak memang harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan. “Enggak bisa teori saja, harus ada praktiknya,” katanya dikutip dari Bisnis Weekend edisi 9 Agustus 2015.

Baca juga: Moms, Yuk Ajak Anak Eksplorasi Kreativitasnya di Ganara Art Studio, Segini Biayanya

Dia menjelaskan ada banyak cara untuk membuat anak-anak merasa senang saat belajar mengenal uang. Orang tua bisa mengenalkan uang kepada anak-anak lewat gambar tokoh-tokoh yang ada di dalamnya.

Ajarkan anak menerawang uang dan memperhatikan gambarnya. Jika usia anak sudah cukup besar, bisa juga ditambahkan dengan penjelasan mengenai nomor seri yang berbeda-beda pada setiap lembar uang kertas.

Untuk anak dengan usia yang masih di bawah 5 tahun, bisa mulai dikenalkan fungsi uang sebagai alat tukar dengan mengajak  anak berbelanja. Dengan demikian, anak bisa melihat dan belajar langsung bagaimana uang bisa ditukarkan dengan berbagai barang, seperti makanan, minuman, atau mainan.

Untuk anak usia sekolah, kenalkan konsep mengelola uang mereka secara sederhana, termasuk menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung. Ajarkan anak bagaimana mengelola dan membelanjakan uangnya dengan  baik.

Anak juga bisa diajarkan soal tanggung jawab dan menetapkan prioritas sesuai dengan kebutuhan dan jumlah uang, sehingga anak bisa mengerem keinginan berbelanjanya.

Selain itu, jangan lupa mengajak anak ketika akan menabung di bank, sehingga anak bisa menyaksikan langsung proses transaksi menabung. Tak ada salahnya pula mengajak anak ketika akan bertransaksi menggunakan  mesin anjungan tunai mandiri (ATM), sekaligus berikan penjelasan ringan mengenai ATM.

Baca juga: Begini Cara mengajarkan Anak Beres-Beres Rumah

Menurut psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, orangtua yang ingin mengenalkan keuangan pada anakanaknya, sebaiknya melakukannya dengan cara bermain sembari belajar.

Bermain memiliki banyak manfaat, antara lain mengasah  ketajamam sensoris, kemampuan motorik, kreativitas dan imajinasi, keterampilan sosialisasi, kecerdasan emosi, hingga kemampuan bicara. Dengan bermain sambil belajar, akan memungkinkan terjadinya whole brain learning alias prosesnya melibatkan otak kiri dan otak kanan.

Dengan cara seperti itu, anak-anak akan lebih betah dengan apa yang sedang dilakukan. “Ajarkan lewat permainan dan hal yang menyenangkan, bukan seperti kursus akuntan,” katanya.

Salah satu cara yang dianjurkan untuk mengenalkan anak tentang uang yaitu dengan sesekali mengajak anak ke tempat kerja orangtua, sehingga anak bisa merasakan perjuangan orangtuanya dalam mencari uang, misalnya selama melewati kemacetan panjang di jalanan.

Selain mengajarkan berhemat dan menabung, mengenalkan keuangan sejak dini pada anak-anak sangat penting untuk mengajari mereka mengatur keuangan dengan cara kontrol diri hingga memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan. Anak-anak juga akan belajar mengapresiasi usaha untuk mendapatkan sesuatu.

Baca juga:
Di sisi lain, EVP Head Corporate Affairs PermataBank Leila Djafaar mengungkapkan berdasarkan sebuah survei, orangtua di Indonesia mengajarkan tentang keuangan kepada anak-anaknya hanya sebanyak lima hari dalam setahun. “Jadi anak-anak tidak terbiasa untuk belajar dari kecil mengenai apa arti uang,” katanya.

Masyarakat di kota besar sudah terbiasa berurusan dengan bank. Sedangkan masyarakat di daerah terpencil bahkan tidak memahami konsep mengenai bank, apalagi menggunakan jasanya.

Kondisi semacam ini membuat pihak-pihak terkait yang menciptakan program literasi keuangan harus mengemasnya secara menarik dan menyenangkan, apalagi jika yang disasar adalah anak-anak.

Editor: Fajar Sidik
 

SEBELUMNYA

9 Cara Mudah Mengelola Stres, Bikin Mood Naik Lagi

BERIKUTNYA

Kapan Waktu Yang Tepat Buat Melamar Kekasih?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: