Ilustrasi membaca (Sumber gambar: Unsplash/Aaron Burden)

Cara Meningkatkan Kebiasaan Literasi Anak

30 July 2022   |   17:43 WIB

Kehadiran gawai seakan telah membelenggu anak-anak dari kegiatan menulis dan membaca. Padahal, penelitian yang dilakukan oleh University of Washington menunjukkan anak-anak yang hobi membaca dapat menjadi alat tersebut untuk membangun kesuksesan ketika mereka dewasa. Beberapa literatur telah membuktikan kebiasaan membaca memiliki hubungan dengan nilai akademik yang lebih baik. 

Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 24 September 2017, peneliti dari University of Washington Nicole Alston-Abel mengatakan siswa yang baik cenderung akan menjadi pekerja yang baik dengan manajemen waktu yang baik dan melakukan usaha yang terbaik untuk pekerjaannya. 

“Jika Anda memastikan anak Anda bisa mengikuti sekolah dengan baik hingga kelas 3, layaknya pesawat yang menghidupkan mode autopilot, anak-anak bisa menyelesaikan tugasnya dengan otomatis,” ujarnya seperti dihimpun dari laman resmi University of Washington. 

Baca juga: Latih Kecerdasan Kinestetik Anak dengan Cara Ini Yuk Moms

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap orang tua siswa terkait dengan cara mereka mendampingi anaknya dalam kegiatan, yang melibatkan menulis dan membaca. Studi ini melibatkan dua kelompok siswa yang terdiri dari anak kelas 1–5 SD dan kelas 3 SD hingga kelas 1 SMP. 

Sejumlah 241 keluarga berpartisipasi dalam penelitian yang dikerjakan dalam 5 tahun ini dengan mengumpulkan rekam jejak nilai akademik anak-anak setiap tahun. 
 

Peran orang tua

Penelitian yang ditulis dalam Journal of Educational and Psychological Consultation ini, menunjukkan bahwa tidak peduli dalam keadaan sosial ekonomi yang berbeda, pendampingan orang tua dengan membiasakan anak membaca dan menulis tetap menjadi hal yang penting.

Anak-anak selalu butuh perhatian, maka tidak ada salahnya untuk sering-sering menemani anak-anak dalam membaca dan menulis. Bahkan, beberapa literatur juga menyebut kan bahwa mendampingi anak membaca dan menulis dapat meningkatkan kedekatan hubungan antara orang tua dan anak. 
 

Lebih senang membaca

Beberapa penemuan dalam penelitian ini di antaranya adalah anak-anak ternyata lebih menyukai membaca ketimbang menulis. Namun, orang tua lebih banyak mendampingi ketika anak-anak menulis dibandingkan dengan membaca. 

“Ketika anak-anak mulai kelas 4, tugas bertambah, tetapi tingkat pendampingan orang tua dalam kegiatan menulis berkurang. Setelah itu, penilaian orang tua terhadap kemampuan anak dalam mengatur tugas dan waktu belajarnya memengaruhi performa akademiknya,” katanya.
 

Saat orang tua sibuk

Bagi orang tua yang sibuk bekerja, Abel merekomendasikan kepada mereka untuk bekerja sama dengan para guru di sekolah dalam mengajarkan membaca dan menulis. Perlu ada keterbukaan antara orang tua dan guru di sekolah terkait dengan kemampuan orang tua dalam mendampingi kegiatan belajar anak. 

Dengan adanya keterbukaan, orang tua juga bisa belajar dari guru mengenai hal-hal yang perlu dilakukan ketika mendampingi anak-anak membaca dan menulis. Orang tua yang sudah membiasakan diri mendampingi anak-anak menulis dan membaca, biasanya dapat berdampak positif terhadap kemampuan manajemen waktu dan pengendalian mood membaca dan menulis anak. 
 

Libatkan anak

Beberapa kiat lainnya adalah melibatkan anak untuk menulis buku harian mengenai kegiatannya dalam sehari, apa yang dia rasakan dan apa yang dia harapkan. Kebiasaan menulis diary justru biasa tumbuh sejak kecil. Selain melatih anak untuk mengungkapkan idenya, anakanak juga terpancing untuk menulis kosakata baru. 

Selain itu, mintalah anak untuk menceritakan kembali buku cerita yang telah dibacanya. Meminta anak untuk menuliskan ucapan terima kasih atau selamat ulang tahun kepada anggota keluarga yang lain juga bisa menarik perhatian anak untuk terbiasa menulis. Intinya, libatkan anak untuk kegiatan membaca dan menulis dengan kegiatan yang menyenangkan. 

Baca juga: Ajak Anak Eksplorasi Kreativitasnya di Ganara Art Studio Yuk Moms, Segini Biayanya

“Kesuksesan akademis adalah pekerjaan berat yang melibatkan seluruh pihak. Membina hubungan di rumah dan sekolah dapat meningkatkan dan memperluas pengalaman belajar anak sehingga bisa menjadi kebiasaan yang berdampak baik untuk kesuksesan masa depan,” tuturnya. 
 

SEBELUMNYA

Mari Berkenalan Dengan Teknologi IMAX yang Digunakan Film Pengabdi Setan 2: Communion

BERIKUTNYA

5 Cara Menabung untuk Menyiapkan Masa Tua yang Sejahtera

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: