Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menghitung Biaya Pernikahan 

Menikah tentu menjadi impian hampir semua orang. Kendati  demikian, pernikahan adalah keputusan besar yang juga membutuhkan biaya yang besar untuk mewujudkannya. Tidak sedikit pasangan yang menemui jalan buntu karena terkendala ongkos ke pelaminan.

Dilansir dari Bisnis Indonesia Weekend edisi Februari 2017, perencana keuangan, Ahmad Gozali, menuturkan bayangan besarnya biaya resepsi memang sering kali membuat ciut mereka yang sudah siap menikah. Padahal, biaya resepsi masih bisa dinegosiasikan.
 

“Justru yang prioritas adalah biaya hidup sesudah menikah,” ujarnya.

Baca Juga : 5 Ide Suvenir Pernikahan Unik 

Mempersiapkan biaya pernikahan tidak bisa dimungkiri adalah hal mendasar bagi mereka yang ingin menuju jenjang tersebut. Persiapan bisa dimulai dengan menghitung biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menggelar resepsi. Lantas, apa saja komponen biaya yang penting diperhatikan? 

Gozali menuturkan komponen pertama yang perlu diperhitungkan dalam menyiapkan biaya pernikahan adalah biaya konsumsi. Biaya ini merupakan pos yang paling besar dalam resepsi pernikahan yang porsinya bisa mencapai 50 persen dari total anggaran. Kalau sudah bisa menghitung biaya tersebut, maka kalian bisa memperkirakan total biayanya dengan mudah.

Untuk resepsi yang diadakan di rumah, misalnya, diperkirakan biaya 
konsumsinya sebesar Rp25juta, maka total biayanya berkisar Rp50 juta. “Tapi ini hanya angka perkiraan saja karena pada kenyataannya sangat tergantung dari daerah, kultur, dan jumlah undangannya,” jelasnya.

Jika diadakan di gedung, menghitung biaya pernikahan bisa jauh lebih mudah. Biaya konsumsi adalah harga katering per porsi dikali 85 persen x 2 x jumlah undangan. Angka 85 persen adalah tingkat kehadiran undangan. Adapun dikali 2 karena biasanya undangan datang berpasangan. Dengan demikian, untuk memperkirakan total biaya bisa dikalikan lagi dengan angka tersebut.

Baca Juga : Tips Mengatur Biaya Pernikahan Agar Tidak Membengkak 

Selain biaya resepsi, biaya besar lainnya dan tidak terduga adalah untuk pengadaan seragam keluarga. Menurut Gozali, biaya ini sering membengkak karena perasaan tidak enak.

“Yang awalnya direncanakan hanya keluarga inti yang pakai seragam, bisa jadi 10 orang ditambah keluarga besar. Bahkan bisa menjadi puluhan setel seragam karena kalau satu sepupu dihitung,” ujarnya.

Selain biaya seragam, untuk perempuan terkadang masih harus  ditambah lagi biaya make-up per kepala. Jika ditotal, komponen biaya tersebut akan sangat besar.

Biaya lain yang biasanya tidak terlalu besar, tetapi justru yang paling utama adalah mahar. Khusus untuk biaya mahar, sebaiknya berasal dari kantong sang calon suami sendiri karena mahar tersebut adalah pemberian khusus untuk menghalalkan sang pujaan hati. Sebaiknya ditanyakan dulu kepada calon istri untuk mahar tersebut maunya apa. 

Baca Juga : Mau Gelar Pesta Pernikahan tapi Minim Bujet? Perhatikan Hal-Hal Ini  
 

Tiga Bagian 

Secara umum, biaya resepsi bisa dibagi menjadi tiga bagian. Biaya yang pasti ada, biaya pilihan, dan biaya yang bisa dinihilkan. Biaya yang pasti ada adalah untuk biaya konsumsi, dekorasi & pelaminan, mahar, dan administrasi Kantor Urusan Agama (KUA). 

Selanjutnya, biaya pilihan adalah seperti sewa gedung, fotografi,  sewa alat hiburan, transportasi dan akomodasi. Sementara itu, biaya yang ketiga kadang dibayar tunai, tetapi kadang juga bisa dinihilkan atau digratiskan karena menggunakan jasa teman atau saudara seperti MC, khutbah nikah, dan hiburan.

Pada dasarnya, Gozali menuturkan tujuan mengadakan resepsi pernikahan adalah sebagai sarana untuk memperkenalkan para pengantin dan se bagai wujud syukur atas terselenggaranya pernikahan. “Selama niat ini dijaga, Insya Allah biaya akan menjadi mudah karena menikah adalah salah satu sebab dibukanya pintu rezeki,” katanya. 

Editor : Syaiful Millah