Begini Cara Mengaplikasikan Bata Ekspos dalam Desain Rumah
05 July 2022 |
19:07 WIB
Teknik bata ekspos saat ini cukup banyak diterapkan dalam berbagai rancangan rumah. Penggunaan teknik bata ekspos ini, selain menampilkan kesan natural, penggunaan bata ekspos di beberapa sisi ruangan dapat menambah estetika tersendiri bagi pemilik rumah.
Arsitek Adang Widjaya menuturkan penggunaan teknik ini dapat diterapkan pada salah satu sisi dinding atau keseluruhan dinding, tergantung keinginan. Penggunaan bata ekspos untuk interior sangat cocok diaplikasikan pada gaya rumah industrial, atau klasik.
Sementara itu, untuk penggunaan eksterior dapat digunakan untuk mempercantik fasad rumah, atau dinding bagian luar. “Tampilan yang eksotis, alami, dan unik membuat banyak orang menerapkan bata ekspos pada rumahnya. Desain ini termasuk mudah dipadukan,” katanya.
Baca juga:
Penggunaan desain bata ekspos pada rumah dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menggunakan batu bata asli yang disusun sedemikian rupa, atau menggunakan bahan keramik yang berwarna menyerupai batu bata.
Menurutnya, salah satu tantangan penggunaan teknik ini adalah pemasangan batu-bata. Saat dilakukan pemasangan harus dipastikan peletakan batu bata dan semen penyambung secara presisi. Ukuran antarbatu bata dan sambungan harus tepat sehingga bentuk dinding rapi dan nyaman dilihat.
Selain itu, perlu diperhatikan warna dari batu bata. Arsitek yang tergabung alam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) tersebut menyarankan agar batu bata yang akan digunakan dibeli di satu tempat dan waktu yang sama sehingga didapatkan warna yang seragam.
Batu bata yang berasal dari Kebumen, Klaten, dan Yogyakarta disebut Adang memiliki kualitas bahan dan warna yang terbaik dibanding tempat lain. “Tetapi terkadang ada juga klien yang justru meminta warna batanya belang-belang dan tidak terlalu presisi karena menurut mereka hal itu justru unik,” ungkapnya.
Batu dengan jenis marmer atau sabak biasanya dibuat timbul di bagian sampingnya. Hal itu sengaja dilakukan sebagai variasi dan sensasi dalam pengaplikasian konsep bata ekspos.
Meskipun tampak mudah dalam pemasangan, tetapi pengaplikasian bata ekspos menggunakan batu bata atau batu alam asli memiliki beberapa kekurangan, a.l. kendala kelembapan udara yang mudah masuk ke dalam rumah. Hal tersebut terjadi karena dinding yang digunakan untuk desain bata ekspos tidak menggunakan lapisan plester, yang biasanya menghambat peresapan air.
Beberapa cara untuk menanggulangnya adalah melakukan plester semen di salah satu sisi yang berlawanan dengan sisi yang digunakan untuk bata ekspos. Penggunaan lapisan coating juga dapat dilakukan untuk meminimalkan berkembangnya lumut.
Baca juga:
Selain menggunakan bahan batu bata asli, konsep bata ekspos juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan keramik. Konsep ini dinilai lebih efisien dan lebih mudah pelaksanaannya karena pemilik rumah tidak perlu khawatir rembesan air, dan fenomena kelembapan dinding.
Pemasangan keramik tinggal ditempelkan dan disusun ke bagian plesteran dindin. Guna menambahkan kesan nyata pada konsep ini, di sela-sela keramik dapat diberikan cekungan pada semen plesteran tersebut, sehingga keramik tampak timbul.
“Konsep ini juga termasuk memudahkan pemilik rumah untuk membersihkannya, tanpa takut air yang digunakan untuk membersihkan merembes ke dalam dinding,” ujar Adang. Beberapa ukuran bata atau keramik yang digunakan sebagai penyusun bata ekspos mulai dari ukuran kecil (4 x 10 x 20 cm), ukuran sedang (5 x 11 x 22 cm), dan paling besar (6 x 12 x 24 cm).
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 28 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Arsitek Adang Widjaya menuturkan penggunaan teknik ini dapat diterapkan pada salah satu sisi dinding atau keseluruhan dinding, tergantung keinginan. Penggunaan bata ekspos untuk interior sangat cocok diaplikasikan pada gaya rumah industrial, atau klasik.
Sementara itu, untuk penggunaan eksterior dapat digunakan untuk mempercantik fasad rumah, atau dinding bagian luar. “Tampilan yang eksotis, alami, dan unik membuat banyak orang menerapkan bata ekspos pada rumahnya. Desain ini termasuk mudah dipadukan,” katanya.
Baca juga:
- Jadi Tren Desain interior, Ini 5 Konsep Utama Gaya Japandi
- Intip Inspirasi Desain Interior Maksimalis nan Mewah
Penggunaan desain bata ekspos pada rumah dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menggunakan batu bata asli yang disusun sedemikian rupa, atau menggunakan bahan keramik yang berwarna menyerupai batu bata.
Menurutnya, salah satu tantangan penggunaan teknik ini adalah pemasangan batu-bata. Saat dilakukan pemasangan harus dipastikan peletakan batu bata dan semen penyambung secara presisi. Ukuran antarbatu bata dan sambungan harus tepat sehingga bentuk dinding rapi dan nyaman dilihat.
Selain itu, perlu diperhatikan warna dari batu bata. Arsitek yang tergabung alam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) tersebut menyarankan agar batu bata yang akan digunakan dibeli di satu tempat dan waktu yang sama sehingga didapatkan warna yang seragam.
Batu bata yang berasal dari Kebumen, Klaten, dan Yogyakarta disebut Adang memiliki kualitas bahan dan warna yang terbaik dibanding tempat lain. “Tetapi terkadang ada juga klien yang justru meminta warna batanya belang-belang dan tidak terlalu presisi karena menurut mereka hal itu justru unik,” ungkapnya.
BAHAN BATU ALAM
Selain menggunakan batu bata, para pemilik rumah dapat menggantinya dengan beberapa bahan batu alam lain, seperti batu marmer, sabak, andesit, ataupun granit. Batu-batu jenis tersebut biasanya telah dipotong secara presisi, sehingga memudahkan proses pemasangan.Batu dengan jenis marmer atau sabak biasanya dibuat timbul di bagian sampingnya. Hal itu sengaja dilakukan sebagai variasi dan sensasi dalam pengaplikasian konsep bata ekspos.
Meskipun tampak mudah dalam pemasangan, tetapi pengaplikasian bata ekspos menggunakan batu bata atau batu alam asli memiliki beberapa kekurangan, a.l. kendala kelembapan udara yang mudah masuk ke dalam rumah. Hal tersebut terjadi karena dinding yang digunakan untuk desain bata ekspos tidak menggunakan lapisan plester, yang biasanya menghambat peresapan air.
Beberapa cara untuk menanggulangnya adalah melakukan plester semen di salah satu sisi yang berlawanan dengan sisi yang digunakan untuk bata ekspos. Penggunaan lapisan coating juga dapat dilakukan untuk meminimalkan berkembangnya lumut.
Baca juga:
Selain menggunakan bahan batu bata asli, konsep bata ekspos juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan keramik. Konsep ini dinilai lebih efisien dan lebih mudah pelaksanaannya karena pemilik rumah tidak perlu khawatir rembesan air, dan fenomena kelembapan dinding.
Pemasangan keramik tinggal ditempelkan dan disusun ke bagian plesteran dindin. Guna menambahkan kesan nyata pada konsep ini, di sela-sela keramik dapat diberikan cekungan pada semen plesteran tersebut, sehingga keramik tampak timbul.
“Konsep ini juga termasuk memudahkan pemilik rumah untuk membersihkannya, tanpa takut air yang digunakan untuk membersihkan merembes ke dalam dinding,” ujar Adang. Beberapa ukuran bata atau keramik yang digunakan sebagai penyusun bata ekspos mulai dari ukuran kecil (4 x 10 x 20 cm), ukuran sedang (5 x 11 x 22 cm), dan paling besar (6 x 12 x 24 cm).
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 28 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.