Imunoterapi, Harapan Baru Pengobatan 3 Jenis Kanker
27 June 2022 |
06:51 WIB
Kanker menjadi penyakit yang menakutkan karena ancaman kematiannya yang begitu tinggi. Namun demikian, seiring perkembangan teknologi di dunia onkologi, harapan hidup pasien kanker makin tinggi. Terobosan baru untuk mengatasi kanker lantas muncul di dunia medis.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia dr. Aru Wisaksono Sudoyo mengungkapkan terapi pengobatan imunoterapi menjadi harapan baru bagi pasien kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks.
Baca juga: Bisakah Penderita Kanker Serviks Hamil?
Aru menjelaskan imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh pasien untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Diketahui bahwa sel kanker memiliki kemampuan menyamarkan diri sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
"Pemberian imunoterapi dari infus. Pemberian setiap tiga minggu, minimal enam sampai delapan kali atau bahkan lebih," ujar Aru belum lama ini.
Lebih lanjut dia menerangkan imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target, dan kemoterapi. Untuk menentukan terapi yang tepat, pasien akan melakukan serangkaian tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1).
PD-L1 adalah protein transmembran yang berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu. Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor. Kata Aru, semakin tinggi ekspresi PD-L1, respon akan semakin baik terhadap imunoterapi.
Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain, dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia dr. Aru Wisaksono Sudoyo mengungkapkan terapi pengobatan imunoterapi menjadi harapan baru bagi pasien kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks.
Baca juga: Bisakah Penderita Kanker Serviks Hamil?
Aru menjelaskan imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh pasien untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Diketahui bahwa sel kanker memiliki kemampuan menyamarkan diri sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
"Pemberian imunoterapi dari infus. Pemberian setiap tiga minggu, minimal enam sampai delapan kali atau bahkan lebih," ujar Aru belum lama ini.
Lebih lanjut dia menerangkan imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target, dan kemoterapi. Untuk menentukan terapi yang tepat, pasien akan melakukan serangkaian tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1).
PD-L1 adalah protein transmembran yang berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu. Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor. Kata Aru, semakin tinggi ekspresi PD-L1, respon akan semakin baik terhadap imunoterapi.
Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain, dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.
"Obat imunoterapi bisa ngeblok dan kemudian memutus sambungan sel T (limfosit T) dengan sel kanker, begitu terputus, sel T bangkit, dan akan menyerang sel tumor. Sel tumor dibikin tidak berbahaya," jelas Aru menggambarkan pengobatan imunoterapi.
Baca juga: Ladies, Pahami Betul Gejala Kanker Ovarium Sebelum Terlambat
Sementara itu, dia mengatakan bahwa imunoterapi sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan kanker paru bukan sel kecil (KPBSK) metastatik. Ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu memberikan manfaat angka harapan hidup dua kali lipat lebih panjang dibandingkan standar pengobatan kemoterapi saja.
Pasien kanker paru stadium lanjut dan memiliki ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu, kemudian diterapi dengan imunoterapi, angka harapan hidupnya meningkat 5 tahun hingga 31,9 persen.
Artinya, imunoterapi memberikan angka harapan hidup 5 tahun sebesar empat kali lebih tinggi dibandingkan standar pengobatan kemoterapi saja. Imunoterapi juga menurunkan angka risiko terjadinya efek samping berat hingga 22 persen.
Halaman berikutnya: Kanker payudara (klik selanjutnya)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.