Lembaga Eijkman (Dok. Eijkman Institute)

Melebur ke BRIN, Simak Sejarah dan Profil Lembaga Eijkman

02 January 2022   |   11:41 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id


Lembaga Eijkman secara sah dihidupkan kembali pada Juli 1992. Laboratorium mulai beroperasi pada April 1993 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 September 1995. Lembaga Eijkman pada era baru ini dipimpin oleh Profesor Sangkot Marzuki sejak tahun 1992 hingga tahun 2014. 

Lembaga Eijkman disebut sebagai pintu penting bagi masuknya teknologi biomolekuler mutakhir di Indonesia. Bahkan, perangkat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan Genom Sequenser sudah berada di sana sejak hampir 30 tahun lalu.

Lembaga Eijkman pun terlibat dalam jejaring dunia riset dan penyelidikan penyakit HIV-Aids, flu burung (H5N1), SARS-1 hingga kini SARS COV-2 yang menjadi penyebab Covid-19.

 

Christiaan Eijkman (Dok. Nobel Prize)

Christiaan Eijkman (Dok. Nobel Prize)


Profil Eijkman
Lembaga Eijkman menggunakan nama Christiaan Eijkman, sang direktur pertama pada lembaga penelitian tersebut sekaligus pemenang Hadiah Nobel pada akhir abad ke-19. 
Mengutip dari laman resmi Nobel Prize, Christiaan Eijkman lahir pada 11 Agustus 1858 di Nijkerk, Belanda (Gelderland atau The Netherlands).

Selama menjabat sebagai direktur di Laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Batavia, Eijkman telah melakukan sejumlah penelitian penting, terutama tentang fisiologi masyarakat yang tinggal di daerah tropis.

Penemuan terbesarnya adalah mengenai penyebab penyakit beri-beri yang menjadi cikal bakal konsep vitamin. Eijkman berhasil menyibak misteri penyakit beri-beri yang saat itu banyak menyerang negeri-negeri tropis, termasuk Hindia Belanda.

Pencapaian pentingnya ini membuat Eijkman mendapatkan Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1929. Setelah mengerjakan penelitian penyakit beri-beri, dia juga mengerjakan masalah lain seperti fermentasi arach.

Pada tahun 1898, Eijkman pindah ke Utrecht dan beralih ke studi bakteriologi dengan melakukan uji fermentasinya yang terkenal. Tak hanya itu, dia juga berpartisipasi dalam perjuangan melawan alkoholisme dan tuberkulosis. Eijkman meninggal di Utrecht pada 5 November 1930 setelah sakit yang berkepanjangan.



Editor: Roni Yunianto
 
1
2


SEBELUMNYA

Milenial Wajib Tahu, Ini 5 Tren Desain Rumah pada 2022 versi Pinterest

BERIKUTNYA

Ditulis 11 Orang, Lagu 'Peaches' Justin Bieber Catat Rekor Grammy Awards

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: