Jumlah Kasus Bertambah, BRIN Turun Tangan Teliti Wabah Hepatitis Akut
13 May 2022 |
16:57 WIB
Sepekan terakhir, penyebaran wabah hepatitis akut di Indonesia meningkatkan kewaspadaan terkait kesehatan masyarakat. Hingga Jumat (13/5/2022), ada total 18 pasien suspek di Tanah Air, namun belum juga diketahui apa penyebabnya.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ni Luh P. Indi Dharmayanti menerangkan BRIN akan melakukan analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut. Mereka akan mengurutkan genom dari organisme tersebut, kemudian menganilisis pola penyebaran, karakteristiknya.
(Baca juga: Adenovirus diduga Jadi Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak-Anak)
BRIN juga akan melakukan riset metagenomik pada darah dan jaringan, pengembangan perangkat diagnostik, riset deteksi dini dan respons cepat terhadap penyakit hepatitis akut, eksplorasi serta pengembangan bahan baku obat juga obat tradisional untuk hepatoprotektor, termasuk penegakan diagnostik dan pengembangan terapi.
"Seperti halnya kasus Covid, kemungkinan akan ada obat-obatan dari luar yang akan diujikan di Indonesia. Seharusnya BRIN juga terlibat dalam upaya tersebut bersama Kemenkes," ujar Indi seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/5/2022).
Tidak berhenti di situ, BRIN melakukan riset terkait Multiplex Reverse Transcriptase-PCR for Simultaneous Detection Hepatitis Viruses, dan riset mekanisme silvestrol senyawa alami dalam menghambat replikasi virus hepatitis secara in vitro dan in vivo.
Peneliti Kelompok Riset Hepatitis, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Korri El Khobar menjelaskan, deteksi virus penyebab hepatitis dapat dilakukan secara serologi dan molekuler. Deteksi serologi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang telah atau pernah terinfeksi dengan cara mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus.
Menurut Korri, deteksi molekuler dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis infeksi virus dengan cara mendeteksi materi genetik virus. Hasil positif dari deteksi molekuler dapat dilanjutkan dengan melakukan proses sequencing untuk mendapatkan sekuens virus tersebut.
“Analisis sekuens virus dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus, melakukan karakterisasi sekuens virus dengan melihat adanya variasi pada sekuens, melakukan analisis kekerabatan virus, dan juga menentukan sebaran epidemiologi virus,” tambah Korri.
Editor: Nirmala Aninda
Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ni Luh P. Indi Dharmayanti menerangkan BRIN akan melakukan analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut. Mereka akan mengurutkan genom dari organisme tersebut, kemudian menganilisis pola penyebaran, karakteristiknya.
(Baca juga: Adenovirus diduga Jadi Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak-Anak)
BRIN juga akan melakukan riset metagenomik pada darah dan jaringan, pengembangan perangkat diagnostik, riset deteksi dini dan respons cepat terhadap penyakit hepatitis akut, eksplorasi serta pengembangan bahan baku obat juga obat tradisional untuk hepatoprotektor, termasuk penegakan diagnostik dan pengembangan terapi.
"Seperti halnya kasus Covid, kemungkinan akan ada obat-obatan dari luar yang akan diujikan di Indonesia. Seharusnya BRIN juga terlibat dalam upaya tersebut bersama Kemenkes," ujar Indi seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/5/2022).
Tidak berhenti di situ, BRIN melakukan riset terkait Multiplex Reverse Transcriptase-PCR for Simultaneous Detection Hepatitis Viruses, dan riset mekanisme silvestrol senyawa alami dalam menghambat replikasi virus hepatitis secara in vitro dan in vivo.
Peneliti Kelompok Riset Hepatitis, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Korri El Khobar menjelaskan, deteksi virus penyebab hepatitis dapat dilakukan secara serologi dan molekuler. Deteksi serologi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang telah atau pernah terinfeksi dengan cara mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus.
Menurut Korri, deteksi molekuler dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis infeksi virus dengan cara mendeteksi materi genetik virus. Hasil positif dari deteksi molekuler dapat dilanjutkan dengan melakukan proses sequencing untuk mendapatkan sekuens virus tersebut.
“Analisis sekuens virus dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus, melakukan karakterisasi sekuens virus dengan melihat adanya variasi pada sekuens, melakukan analisis kekerabatan virus, dan juga menentukan sebaran epidemiologi virus,” tambah Korri.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.