Mampu Prediksi Cuaca Ekstrem, Apa itu SADEWA BRIN?
28 December 2022 |
20:59 WIB
Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) belakangan ramai diperbincangkan publik. Sebab, produk litbang yang dikembangkan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mampu memprediksi potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi sepanjang pekan ini.
Prediksi cuaca dari SADEWA itu viral setelah Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Erma Yulihastin membagikan informasi bahwa pada 28 Desember 2022, wilayah Jabodetabek berpotensi banjir besar.
SADEWA adalah sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang terkait dengan kondisi atmosfer ekstrem. Sistem informasi ini didukung oleh satelit penginderaan jauh dan model dinamika atmosfer.
Baca juga: BRIN Proyeksikan Jabodetabek Diterjang Hujan & Badai Ekstrem
SADEWA mampu memantau kondisi lingkungan mendekati real time dari satelit maupun sensor-sensor permukaan. Pantauan tersebut kemudian dijadikan sebagai perkiraan terhadap kemungkinan terjadinya potensi bahaya menggunakan model-model komputer.
Meski terdengar baru, SADEWA sebenarnya produk litbang yang dikembangkan cukup lama. SADEWA 1.0 mulai dikembangkan pada 2010 sebagai pilot project untuk wilayah Jawa Barat yang rentan dengan berbagai bencana alam. Kemudian, SADEWA 2.0 dikembangkan untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Anis Purwaningsing mengatakan bahwa SADEWA berfungsi memberikan informasi terkini terkait prediksi atmosfer agar penanganan kejadian bencana bisa lebih baik.
Anis menjelaskan SADEWA dapat memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrem, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.
“SADEWA menyajikan informasi parameter atmosfer, seperti curah hujan, angin, awan, suhu, kelembapan, dan lain-lain,” ujar Anis dalam keterangan tertulisnya.
Meski fungsi SADEWA sudah jadi nasional, pengembangan dan penyempurnaan sistem masih terus dilakukan. Sistem tersebut kini telah sampai pada pengembangan SADEWA 6.0.
Kini SADEWA sudah meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 kilometer, resolusi waktu 1 jam, dan mampu membuat skema prediksi hingga 3 hari ke depan. SADEWA dengan resolusi yang lebih tinggi 1 kilometer baru tersedia di wilayah Jawa Barat dengan resolusi waktu dan jangkauan prediksi yang sama dengan versi 5 kilometer.
Jadi, SADEWA merupakan salah satu sistem yang bisa dipakai untuk memprediksi cuaca. Untuk memperoleh data uyang lebih akurat, masyarakat dapat melakukan pengecekan silang pada laman serupa, seperti milik BMKG.
Peta tersebut dapat diperbesar untuk melihat lokasi yang lebih spesifik. Untuk wilayah yang tertutup oleh awan berarti memiliki risiko hujan, baik dengan intensitas ringan maupun berat.
Kemudian, fitur IR1-IR2 akan menyajikan informasi berupa wilayah yang tertutup awan Cirrus atau awan Cumulonimbus. Adanya awan Cumulonimbus di suatu wilayah menandakan daerah tersebut berpotensi dihuyur hujan. Awan Cumulonimbus ditandai dengan warna hijau tua.
Selanjutnya, fitur IR1-IR3 akan memperlihatkan wilayah yang tertutup awan tinggi (Cumulonimbus) yang berwarna biru gelap dan awan rendah (Cumulus). Sama seperti pilihan sebelumnya, wilayah yang tertutup Cumulonimbus adalah tanda bahwa daerah tersebut berpotensi hujan lebat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Prediksi cuaca dari SADEWA itu viral setelah Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Erma Yulihastin membagikan informasi bahwa pada 28 Desember 2022, wilayah Jabodetabek berpotensi banjir besar.
SADEWA adalah sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang terkait dengan kondisi atmosfer ekstrem. Sistem informasi ini didukung oleh satelit penginderaan jauh dan model dinamika atmosfer.
Baca juga: BRIN Proyeksikan Jabodetabek Diterjang Hujan & Badai Ekstrem
SADEWA mampu memantau kondisi lingkungan mendekati real time dari satelit maupun sensor-sensor permukaan. Pantauan tersebut kemudian dijadikan sebagai perkiraan terhadap kemungkinan terjadinya potensi bahaya menggunakan model-model komputer.
Meski terdengar baru, SADEWA sebenarnya produk litbang yang dikembangkan cukup lama. SADEWA 1.0 mulai dikembangkan pada 2010 sebagai pilot project untuk wilayah Jawa Barat yang rentan dengan berbagai bencana alam. Kemudian, SADEWA 2.0 dikembangkan untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Anis Purwaningsing mengatakan bahwa SADEWA berfungsi memberikan informasi terkini terkait prediksi atmosfer agar penanganan kejadian bencana bisa lebih baik.
SADEWA ( Satellite based Disaster Early Warning System) merupakan sebuah sistem DSS ( Decision Support System) informasi peringatan dini bencana terkait kondisi atmosfer ekstrem yang didukung satelit penginderaan jauh dan model dinamika atmosfer. pic.twitter.com/63l2c4auMv
— Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA) (@LAPAN_RI) February 25, 2020
Anis menjelaskan SADEWA dapat memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrem, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.
“SADEWA menyajikan informasi parameter atmosfer, seperti curah hujan, angin, awan, suhu, kelembapan, dan lain-lain,” ujar Anis dalam keterangan tertulisnya.
Meski fungsi SADEWA sudah jadi nasional, pengembangan dan penyempurnaan sistem masih terus dilakukan. Sistem tersebut kini telah sampai pada pengembangan SADEWA 6.0.
Kini SADEWA sudah meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 kilometer, resolusi waktu 1 jam, dan mampu membuat skema prediksi hingga 3 hari ke depan. SADEWA dengan resolusi yang lebih tinggi 1 kilometer baru tersedia di wilayah Jawa Barat dengan resolusi waktu dan jangkauan prediksi yang sama dengan versi 5 kilometer.
Jadi, SADEWA merupakan salah satu sistem yang bisa dipakai untuk memprediksi cuaca. Untuk memperoleh data uyang lebih akurat, masyarakat dapat melakukan pengecekan silang pada laman serupa, seperti milik BMKG.
Fitur Informasi di SADEWA
Ada beberapa fitur informasi yang tersedia di SADEWA, di antaranya Hujan, IR1, IR2, IR1-IR2, IR1-IR3, dan COM. Jika membuka informasi terkait hujan, pengunjung situs dapat melihat peta Indonesia beserta jenis tutupan awannya.Peta tersebut dapat diperbesar untuk melihat lokasi yang lebih spesifik. Untuk wilayah yang tertutup oleh awan berarti memiliki risiko hujan, baik dengan intensitas ringan maupun berat.
Kemudian, fitur IR1-IR2 akan menyajikan informasi berupa wilayah yang tertutup awan Cirrus atau awan Cumulonimbus. Adanya awan Cumulonimbus di suatu wilayah menandakan daerah tersebut berpotensi dihuyur hujan. Awan Cumulonimbus ditandai dengan warna hijau tua.
Selanjutnya, fitur IR1-IR3 akan memperlihatkan wilayah yang tertutup awan tinggi (Cumulonimbus) yang berwarna biru gelap dan awan rendah (Cumulus). Sama seperti pilihan sebelumnya, wilayah yang tertutup Cumulonimbus adalah tanda bahwa daerah tersebut berpotensi hujan lebat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.