Ilustrasi bisnis digital. (Dok. tirachardz dari Freepik)

SMK Harus Siap dengan Pendidikan Bisnis Digital

23 November 2021   |   13:49 WIB

Selama ini, program pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didesain sebagai pendidikan yang mengarahkan lulusannya agar bisa langsung masuk dunia kerja. Akan tetapi, hal ini membuatnya menjadi kelemahan jika dibandingkan dengan lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti diploma, sarjana, hingga magister.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun ini, lulusan SMK masih menempati angka tertinggi untuk jumlah pengangguran terbuka dengan penghitungan sebesar 11,45 persen pada Februari 2021 dan 11,13 persen pada Agustus 2021. Hal ini membuat berbagai pihak terkait dengan pendidikan SMK perlu memutar otak untuk beradaptasi dengan situasi di masa kini.

Inilah yang kemudian dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat bersama dengan Shopee untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan bisnis digital untuk para guru dan siswa SMK sebagai bentuk persiapan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan siap untuk menghadapi ekonomi digital yang kini semakin berkembang.

(Baca juga: Ajak Masyarakat Cakap Berinternet, Ruangguru Luncurkan Ruang Literasi Digital)

Menurut Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, persiapan SDM yang paham dengan ekonomi digital bersama dengan kewajiban bisnis untuk peduli dengan perekonomian di lingkungannya pentung dalam upaya menyiapkan masyarakat yang siap untuk terjun ke perekonomian digital.

Dedi Supandi selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menuturkan menambahkan alasan lainnya perlunya persiapan sumber daya manusia yang siap menghadapi ekonomi digital juga adalah karena lulusan SMK selama ini hanya terbatas pada pencarian lulusan yang cocok dengan industri.

Berangkat dari kesiapan SDM dalam ekonomi digital, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Shopee kemudian mengembangkan sejumlah program untuk pengembangan SDM. Beberapa program yang direncanakan adalah Proyek Kreatif Kewirausahaan, pengembangan untuk digitalisasi dalam manajemen logistik hingga pemasaran, serta adanya praktik dan kerja magang.

(Baca juga: Kepercayaan dan Literasi Digital Kunci Partisipasi Ekonomi yang Lebih Besar)

Dedi menjelaskan bahwa program ini akan diikuti oleh 406 guru dan 26.444 siswa SMK di Jawa Barat ditambah dengan 50.000 pendaftar di program pemerintah daerah Sekolah Pencetak Wirausaha. Ini juga dibarengi dengan penyesuaian kurikulum dalam persiapan tenaga kerja yang mumpuni.

"Hal ini dilakukan untuk memperkuat SMK sebagai pusat-pusat keunggulan. Kami sudah membuka 12 kurikulum baru bagi 17 sekolah SMK ada di Majalengka, Subang, Indramayu, dan Cirebon. Jadi sengaja ini dilakukan untuk mempersiapkan tenaga kerja saat kota Metropolitan Rebana, termasuk Pelabuhan Patimban," jelasnya pada konferensi pers pada Selasa (23/11).

Sementara itu, program pelatihan dan pengembangan bisnis digital untuk guru dan siswa SMK antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Shopee ini rencananya akan akan disalurkan ke 209 SMK di Jawa Barat lalu diteruskan kepada para peserta.

Melalui program ini, Christin Djuarto sebagai direktur eksekutif Shopee Indonesia berharap bahwa upaya digitalisasi ekonomi yang awalnya penting untuk UMKM dan masyarakat umum ini bisa membantu kesiapan sumber daya manusia.

"Semoga program ini bisa membantu sumber daya manusia untuk siap menghadapi ekonomi digital," ucap Christin.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya Crepes & Kue Leker

BERIKUTNYA

Backstreet Boys & NSYNC Akan Reuni di Acara TV A Very Boy Band Holiday

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: