5 Fakta Menarik Masyarakat Adat yang Perlu Kamu Ketahui
15 September 2021 |
12:29 WIB
Genhype tentu tahu kalau Indonesia memiliki ribuan komunitas masyarakat adat yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Tercatat ada sekitar 70 juta masyarakat adat yang terbagi menjadi 2.371 komunitas adat dari 31 provinsi di Tanah Air. Seluruh komunitas adat itu tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) .
Deputi Sekjen untuk Urusan Sosial Budaya di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Mina Setra mengatakan masyarakat adat merupakan sekelompok manusia yang memiliki identitas budaya yang sama, serta ikatan batiniah yang kuat atas suatu ruang geografis tertentu sebagai rumah bersama. Rumah tersebut dikuasai, dijaga, dan dikelola secara turun-temurun sebagai wilayah kehidupan sejak zaman leluhurnya.
Untuk semakin mengenal dengan karakteristik masyarakat adat, simak yuk 5 fakta menarik tentang mereka dari kacamata Mina seperti berikut ini.
1. Membuka diri terhadap turis
Tidak sedikit orang mengira bahwa kehidupan masyarakat adat sangat tertutup dari dunia luar. Mina menjelaskan, saat ini hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengisolasi diri seperti itu. Misalnya, Baduy Dalam dan Orang Rimba. Sebagian besar anggota masyarakat adat sudah berbaur dengan dunia luar. Akibatnya, kehidupan mereka juga dipengaruhi oleh dunia luar, termasuk dalam berpakaian.
“Masyarakat adat merupakan masyarakat yang dinamis, sangat senang kedatangan orang dari luar komunitas. Pada dasarnya, mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi. Persoalan justru datang dari para tamu. Tidak semua turis bisa menghargai kebudayaan dan lingkungan,” katanya.
2. Tidak kehilangan jati diri
Mina tak memungkiri bahwa banyak masyarakat adat yang semakin ingin keluar dari komunitasnya, misalnya generasi muda Baduy Dalam. Namun, keinginan itu menjadi persoalan ketika ada aturan mereka yang sudah keluar komunitas, tidak boleh masuk lagi. Akhirnya, dibentuklah Gerakan Pulang Kampung yang digagas Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN)
“Dengan gerakan ini anak muda memanggil teman-temannya yang bersekolah dan bekerja di kota untuk pulang dan mengurus kampung. Maka, sekarang banyak anak muda dari masyarakat adat yang akhirnya pulang,” ujar Mina.
3. Tetap produktif selama pandemi
Selama pandemi, masyarakat adat aktif menjalankan ritual dan meracik berbagai ramuan untuk meningkatkan imunitas mereka. Selain itu, mereka juga meletakkan berbagai simbol untuk menangkal bahaya. Meskipun pemerintah tidak menetapkan lockdown, Mina mengatakan masyarakat adat berinisiatif menerapkan lockdown sendiri dari Maret 2020 hingga Mei 2021.
“Selama lockdown, karena tidak ada virus yang mengancam di kampung, mereka bebas beraktivitas. Kebanyakan memilih bertani,” kata Mina.
Deputi Sekjen untuk Urusan Sosial Budaya di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Mina Setra mengatakan masyarakat adat merupakan sekelompok manusia yang memiliki identitas budaya yang sama, serta ikatan batiniah yang kuat atas suatu ruang geografis tertentu sebagai rumah bersama. Rumah tersebut dikuasai, dijaga, dan dikelola secara turun-temurun sebagai wilayah kehidupan sejak zaman leluhurnya.
Untuk semakin mengenal dengan karakteristik masyarakat adat, simak yuk 5 fakta menarik tentang mereka dari kacamata Mina seperti berikut ini.
1. Membuka diri terhadap turis
Tidak sedikit orang mengira bahwa kehidupan masyarakat adat sangat tertutup dari dunia luar. Mina menjelaskan, saat ini hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengisolasi diri seperti itu. Misalnya, Baduy Dalam dan Orang Rimba. Sebagian besar anggota masyarakat adat sudah berbaur dengan dunia luar. Akibatnya, kehidupan mereka juga dipengaruhi oleh dunia luar, termasuk dalam berpakaian.
“Masyarakat adat merupakan masyarakat yang dinamis, sangat senang kedatangan orang dari luar komunitas. Pada dasarnya, mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi. Persoalan justru datang dari para tamu. Tidak semua turis bisa menghargai kebudayaan dan lingkungan,” katanya.
2. Tidak kehilangan jati diri
Mina tak memungkiri bahwa banyak masyarakat adat yang semakin ingin keluar dari komunitasnya, misalnya generasi muda Baduy Dalam. Namun, keinginan itu menjadi persoalan ketika ada aturan mereka yang sudah keluar komunitas, tidak boleh masuk lagi. Akhirnya, dibentuklah Gerakan Pulang Kampung yang digagas Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN)
“Dengan gerakan ini anak muda memanggil teman-temannya yang bersekolah dan bekerja di kota untuk pulang dan mengurus kampung. Maka, sekarang banyak anak muda dari masyarakat adat yang akhirnya pulang,” ujar Mina.
Ilustrasi ritual adat (Dok. AMAN)
Selama pandemi, masyarakat adat aktif menjalankan ritual dan meracik berbagai ramuan untuk meningkatkan imunitas mereka. Selain itu, mereka juga meletakkan berbagai simbol untuk menangkal bahaya. Meskipun pemerintah tidak menetapkan lockdown, Mina mengatakan masyarakat adat berinisiatif menerapkan lockdown sendiri dari Maret 2020 hingga Mei 2021.
“Selama lockdown, karena tidak ada virus yang mengancam di kampung, mereka bebas beraktivitas. Kebanyakan memilih bertani,” kata Mina.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.