Fashion Show (Sumber Foto: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Menembus Panggung Mode Internasional, Sebatas Eksistensi atau Potensi Ekspansi

18 June 2025   |   06:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Menengok beberapa tahun ke belakang, tak sedikit desainer dan merek fesyen lokal yang mulai menapaki panggung mode dunia, seperti Paris, Milan, London, atau New York Fashion Week. Mereka membawa identitas budaya Indonesia lewat kain tradisional yang dijahitnya menjadi pakaian-pakaian modis.

Namun, di balik gemerlap runway fashion show, muncul pertanyaan yang tak kalah penting. Apakah eksistensi di ajang mode bergengsi ini bisa mendongkrak penjualan, ataukah hanya menjadi ajang unjuk diri semata?

Penjualan yang diharapkan setelah melakukan show di luar negeri, tentunya bukan sekadar laku satu dua helai pakaian. Melainkan permintaan dalam jumlah besar, misalnya dari retail dan department store yang bisa membuka kerja sama dagang jangka panjang dan meningkatkan komoditi ekspor. 

Hal ini ke depannya bisa memberikan multiplier effect baik untuk desainer, pemilik merek, dan pekerja di baliknya seperti perajin wastra, penjahit, sampai pelaku UMKM pendukung lainnya di rantai pasok. 

Baca juga: Bisnis Couture Makin Dilirik di Indonesia, Begini Tren dan Peluangnya 

Menjawab permasalahan tersebut, pemerintah dan pelaku industri fesyen berupaya mencari jawaban dan jalan terbaik agar langkah besar ini bisa membuka pasar baru dan potensi ekspor yang bisa meningkatkan perekonomian negara dan perluasan lapangan kerja. 

Thresia Mareta, pendiri dari merek fesyen lokal, Lakon Indonesia, memaparkan bahwa kesiapan pelaku industri menjadi kunci utama dalam membawa merek fesyen lokal ke panggung global. Karenanya perlu dilakukan proses kurasi yang matang dan konsisten, supaya jenama-jenama yang bisa hadir di sana benar-benar mewakili standar terbaik industri fesyen Indonesia.

“Lemahnya konsistensi dalam hal kurasi ketika ada kesempatan tampil di luar negeri kadang membuat Indonesia dicap sebagai negara yang kurang memiliki kualitas,” ujarnya. 
 

Model memperagakan busana karya Ayu Dyah Andari pada sesi fashion show BTN Grand Gala di ajang BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. (Sumber gambar: Bisnis/Himawan L Nugraha)

Model memperagakan busana karya Ayu Dyah Andari pada sesi fashion show BTN Grand Gala di ajang BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. (Sumber gambar: Bisnis/Himawan L Nugraha)

Hal ini menjadi sorotan karena keikutsertaan di panggung global seharusnya menjadi momentum strategis untuk meningkatkan citra fesyen Indonesia di mata dunia, serta meningkatkan penjualan.

Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sebagai perwakilan pemerintah di luar negeri juga diharapkan bisa berperan aktif. KBRI perlu membuka koneksi dengan media dan menemukan para potensial buyer di negara tujuan, lalu undang mereka untuk melihat langsung keunikan desain-desain busana karya anak bangsa.

“Jadi jangan hanya orang-orang kita saja yang menonton (fashion show), karena itu sama saja dengan membuang usaha sia-sia,” katanya.

Salah satu permasalahan yang kerap terjadi adalah kurangnya follow-up strategis setelah brand Indonesia tampil di ajang internasional. Setibanya di negara tujuan, menurutnya yang sering terjadi merek lokal hanya sekadar eksis saja tanpa ada peningkatan sales atau akses ke pasar baru.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tampil di luar negeri bukan sekadar eksistensi belaka, melainkan strategi menyeluruh mencakup kurasi yang kuat, diplomasi ekonomi yang aktif, serta kesiapan industri untuk menjawab permintaan global. Tanpa sinergi tersebut, kesempatan emas bisa berubah menjadi selebrasi sesaat saja. 

Baca juga: Fenomena Fast Fashion dan Upaya Merajut Industri Mode Berkelanjutan
 

Mendongkrak Potensi Fesyen Lokal di Luar Negeri

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menjelaskan bahwa sektor fesyen menjadi salah satu dari tiga fokus utama ekonomi kreatif Indonesia saat ini, bersama kuliner dan kriya, dari total 16 sektor lainnya. Pemusatan perhatian ini didasarkan pada kontribusi besar ketiganya terhadap ketahanan dagang nasional serta kemampuannya melibatkan pelaku UMKM di berbagai daerah.

Namun dari ketiga sektor tersebut, fesyen menempati posisi yang sangat strategis dan menonjol. Sebagai bentuk ekspresi budaya sekaligus identitas visual bangsa, sektor ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk tampil di panggung global.

"Indonesia punya kekayaan kain tradisional seperti batik, tenun, dan songket yang dapat dikembangkan dalam rancangan kontemporer yang berdaya saing internasional," katanya, dalam acara JF3 Talks Vol 2.

Kementerian, lanjutnya, telah melakukan berbagai langkah untuk mengenalkan karya fesyen Indonesia ke panggung mode global, termasuk menargetkan sejumlah potensial buyer dari mancanegara. Misalnya melalui kolaborasi lintas kementerian dan dengan para asosiasi/lembaga/pelaku fesyen lokal.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan lembaga fesyen lokal untuk membantu mengkurasi brand-brand fesyen agar memenuhi standar global. Proses kurasi ini mencakup peningkatan kualitas produk, penetapan kriteria seleksi yang terukur, serta pelatihan dan pendampingan intensif bagi para pelaku industri.

“Semua ini harus disiapkan secara matang agar brand-brand lokal mampu menembus pasar global dan melampaui batasan yang selama ini menghambat kemajuan fesyen nasional,” tambah Irene. 
 

Model memperagakan busana karya Ayu Dyah Andari pada sesi fashion show BTN Grand Gala di ajang BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. (Sumber gambar: Bisnis/Himawan L Nugraha)

Terkait kurasi, Ekraf menggunakan parameter yang cukup modern. Salah satunya adalah melalui pengamatan terhadap media sosial merek fesyen yang bersangkutan. Aspek kreativitas dan orisinalitas menjadi tolok ukur utama dalam menilai nilai dan daya tarik sebuah merek di mata publik global. 

Setelah menemukan merek-merek fesyen lokal yang akan dibawa ke luar negeri, para desainer dan pemilik merek harus melakukan persiapan matang. Mulai dari menyusun materi secara lengkap mengenai desain yang akan ditampilkan, termasuk rencana untuk mendapatkan sourcing yang mampu menunjang kebutuhan produksi dalam jangka panjang. 

"Riset tentang calon mitra atau buyer yang akan ditemui juga sangat penting agar bisa dilakukan kolaborasi atau penguatan branding secara lebih strategis," ujar Irene.

Setibanya di luar negeri, kita akan melibatkan jaringan lokal termasuk perwakilan KBRI, untuk mendukung promosi produk lokal. Setelah kembali ke tanah air, perlu melakukan follow up dan evaluasi. Komunikasi dengan pelaku industri fesyen dari negara-negara yang sudah dikunjungi harus terus dijaga agar koneksi yang terbangun tidak hilang begitu saja. 

Sebagai upaya menarik sejumlah potensial buyer internasional, Ekraf telah mengambil langkah-langkah kerja sama. Salah satunya dengan Perancis yang kini menjadi salah satu mitra aktif Indonesia dalam pengembangan pasar global. 

Tak hanya itu, keikutsertaan Indonesia di Osaka World Expo 2025 juga menjadi pintu untuk membuka distribusi brand Indonesia di Jepang. “Ada beberapa agen di Jepang yang sudah kita kontak dan akan dilakukan beberapa zoom session dengan brand-brand Indonesia yang siap ekspor dalam skala kecil untuk market testing di sana,” katanya. 

Selain Jepang, Hong Kong juga menjadi target ekspansi, yang kini sedang dalam tahap identifikasi sebagai pasar potensial karena sampai saat ini belum ada pesaing lainnya. 

Ekraf membantu merek fesyen lokal dalam melebarkan distribusi produk secara global melalui mitra-mitra yang telah bekerjasama didalamnya. Namun, Irene mengingatkan bahwa strategi ini tetap memerlukan kesiapan pelaku industri, baik dari segi kualitas produk sampai kapasitas produksi yang sesuai standar global. 

Baca juga: 5 Istilah Tren Busana ke Kantor yang Modis, Smart Casual sampai Office Siren

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Waspadai Cacar Api, Jangan Anggap Enteng Cuma Ruam Gatal

BERIKUTNYA

Jakarta Jadi Tuan Rumah Grand Final PMSL SEA Summer 2025, Hadirkan Format Baru Smash Format

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: