Kemendikdasmen Dukung Guru Pakai AI Lewat Program Gemini Academy & Edukreator
07 May 2025 |
20:33 WIB
Proses belajar kini tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) kini juga memainkan peran untuk mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu, termasuk untuk para siswa yang berada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia.
Berangkat dari latar belakang tersebut, Google dan YouTube bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan dua inisiatif pendidikan berbasis teknologi yakni Gemini Academy dan Gerakan Edukreator. Kedua inisiatif itu dibuat untuk memberdayakan pendidik, pelajar, serta kreator konten agar mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam dunia pendidikan.
Gemini Academy
Gemini Academy ialah program pelatihan yang bertujuan untuk membekali guru di Indonesia dengan keterampilan AI. Membekali pendidik memahami dan menggunakan teknologi AI generatif dengan aman, serta meningkatkan kreativitas dan produktivitas mereka dalam proses pengajaran.
Veronica Utami selaku Country Director Google Indonesia mengatakan sejak pertama kali diluncurkan pada Oktober 2023, pelatihan Gemini telah berhasil menjangkau lebih dari 200.000 guru di seluruh Indonesia.
Hasil survei Gemini Impact Study dari Kantar tahun 2024 menunjukkan bahwa 98 persen guru merasa lebih percaya diri menggunakan alat AI, dan 99 persen mengakui bahwa teknologi ini meringankan beban kerja mereka.
"Melalui program ini, kami membekali para pendidik dengan keterampilan untuk memanfaatkan potensi penggunaan AI di dalam kelasnya. Kami bekali mulai dari apa itu AI, bagaimana etika penggunaannya, dan prompting itu harus seperti apa untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Supaya [guru] bisa lebih kreatif dan canggih saat mengajar," katanya dalam acara konferensi pers di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Tahun ini, Google Gemini Academy kembali menghadirkan pelatihan yang dirancang secara praktis, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan guru di era digital, mencakup lima topik utama yakni sebagai berikut.
- Dasar AI & AI Generatif: Penjelasan mendalam tentang apa itu AI, cara kerjanya, dan bagaimana AI generatif seperti Gemini dapat dimanfaatkan secara produktif oleh pendidik.
- Penggunaan AI dalam pengajaran: Cara membuat rencana pembelajaran, menyusun kuis interaktif, hingga memberikan umpan balik untuk siswa secara personal dengan bantuan AI.
- Etika, Privasi, dan Keamanan Data: Kesadaran kritis tentang tanggung jawab dalam menggunakan AI, terutama dalam konteks pendidikan anak dan perlindungan data.
- Simulasi dan Studi Kasus: Guru terlibat dalam praktik langsung menggunakan alat berbasis AI untuk menyelesaikan tantangan nyata dalam kegiatan belajar mengajar.
- Efisiensi Kerja Guru: Bagaimana AI mengurangi beban administratif, membebaskan waktu guru untuk fokus pada interaksi dan kualitas belajar siswa.
Tidak hanya memberi pelatihan teori, Gemini Academy juga menghadirkan integrasi dengan Google AI-powered tools, yang memperkuat dampak di ruang kelas sebagai berikut.
- Gemini di Google Classroom: Membantu guru menyusun materi, memberi tugas, dan memberi umpan balik secara otomatis dengan kecerdasan kontekstual.
- Classroom Tools: Alat bantu pengajaran digital seperti rubrik otomatis, pelacakan kemajuan siswa, dan kolaborasi real-time.
- NotebookLM: Asisten riset berbasis AI yang mendukung guru dan siswa dalam mengorganisasi, merangkum, dan memahami materi pembelajaran.
- Google Vids: Alat video berbasis AI untuk membuat konten pembelajaran visual yang menarik, tanpa perlu keahlian teknis desain atau editing.
Veronica menuturkan dengan ekosistem ini, pihaknya ingin menjadikan pembelajaran lebih personal, efektif, dan menyenangkan baik bagi guru maupun siswa. Dia menegaskan Gemini Academy bukanlah inisiatif sesaat, melainkan bakal terus diperluas, baik dari sisi konten pelatihan maupun jangkauan peserta.
"Fokus utamanya adalah memberdayakan para pendidik Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan yang berbasis teknologi dan data," imbuhnya.
Gerakan Edukreator
Sementara itu, Gerakan Edukreator ialah inisiatif pelatihan nasional untuk guru, kreator, dan profesional dalam menciptakan konten edukasi bermutu tinggi di YouTube secara gratis.
Danny Ardianto, Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah YouTube untuk Asia Tenggara dan Asia Frontier, menuturkan sejak diluncurkan pada 2020, program ini telah melatih lebih dari 3.200 peserta dari 34 provinsi dan melahirkan kreator edukatif ternama seperti Felicia Putri Tjiasaka, drumNDRUM, dan Zahid Ibrahim.
Tahun ini, Akademi Edukreator pun hadir dengan materi pembelajaran baru sebagaimana berikut.
- Advanced Masterclass – program lanjutan untuk mengasah kemampuan kreator dan memaksimalkan karya mereka.
- Digital Safety for Teens – membangun lingkungan digital yang aman dan sehat untuk remaja.
- Explore Gemini – menggali potensi AI Gemini untuk meningkatkan kreativitas dan kualitas konten edukasi.
Danny menuturkan melalui program Akademi Edukreator, pihaknya ingin membantu mewujudkan pembelajaran yang lebih merata dengan memastikan bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, dapat mengakses pengetahuan, baik itu pendidikan tambahan, pengembangan profesional, maupun keterampilan sehari-hari.
Akademi Edukreator, lanjutnya, diharapkan dapat menginspirasi pengalaman belajar yang menyenangkan, personal, inklusif, dan interaktif, di mana dan kapan saja. "Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam mendukung ekosistem konten pembelajaran berkualitas tinggi yang mempersiapkan generasi masa depan Indonesia," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Abdul Mu'ti, menambahkan, peran teknologi seperti YouTube sangat membantu dalam mendistribusikan konten pembelajaran yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau secara geografis.
Pendidikan, tuturnya, tidak hanya harus hadir di sekolah formal, tetapi juga melalui berbagai media digital yang menyediakan konten edukatif, menarik, dan bermanfaat. Menurutnya, teknologi memungkinkan anak-anak belajar kapan dan di mana saja, sehingga mendukung cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan konten yang positif dan membangun, serta mendorong penguasaan teknologi digital yang disertai etika dan tanggung jawab," ucapnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.