Ilustrasi pekerjaan (Sumber gambar: Jo Szczepanska/Unsplash)

Penelitian LinkedIn: Disrupsi AI Membuat Kemampuan Soft Skill Kian Penting

27 February 2024   |   16:37 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Dunia bersiap menghadapi disrupsi teknologi yang kian masif pada era artificial intelligence ini. Pengaruh teknologi yang makin canggih seolah membuat manusia bergantung sepenuhnya pada kecerdasan buatan. Namun, penelitian oleh LinkedIn menjumpai temuan lain.

Dalam laporan terbarunya, LinkedIn mengungkapkan bahwa banyak perusahaan justru berfokus pada talent development pada 2024 ini. Sekitar 97% perusahaan di Indonesia menilai bahwa skill dan keterampilan lainnya dari para karyawan perlu ditingkatkan, meskipun proyeksi perubahan keterampilan kerja akibat dampak disrupsi AI berada pada persentase 68% pada 2030 mendatang. 

Baca juga: 10 Skill Penting Bagi Arsitek Profesional

Laporan tersebut mencatat setidaknya ada lima skill yang paling penting di tengah era kecerdasan buatan yang sudah tampak berdampingan dengan kehidupan manusia saat ini. Kelima skill tersebut adalah problem solving (37%), AI (35%), IT & web (28%), critical thinking (27%), dan skill komunikasi (25%).

Di antara kelima skill tersebut, ketiga di antaranya berkaitan dengan soft skill yang memerlukan pelatihan khusus. Country Lead LinkedIn di Indonesia Rohit Kalsy mengatakan bahwa adopsi keadaan pembelajaran yang berkelanjutan bagi perusahaan dan profesional terlihat menjadi fokus industri kerja pada tahun ini.

“Dalam setahun terakhir, narasi didominasi oleh kemajuan teknologi, terutama integrasi AI ke dalam alur kerja bisnis. Sekarang, kita sedang menyaksikan pergeseran skill yang nyata, baik skill teknis maupun soft skill, untuk berhasil di tengah disrupsi AI ini,” kata Rohit.

Hampir 97% perusahaan di Indonesia mengamati perubahan substansial dalam keterampilan dan kualifikasi yang mereka prioritaskan pada calon pekerja. Meski teknologi kecerdasan buatan terus terlihat nyata dan berdampak, para karyawan diharapkan tidak hanya melatih diri dalam menguasai skill-skill terkait AI saja.

Perusahaan memberi tuntutan agar karyawan memiliki soft skill dan berkeinginan dalam mempelajari hal-hal baru. Motivasi mempelajari hal baru ini bersinggungan dengan potensi individu bertumbuh dalam perusahaan, di mana 43% manajer perekrut di Indonesia menganggap potensi individu untuk bertumbuh ini menjadi faktor paling penting saat tahap evaluasi kandidat, baik secara internal maupun eksternal.

Menurut Workplace Learning Report dari LinkedIn, sebanyak 95% profesional Learning & Development di Asia Tenggara percaya bahwa keterampilan manusia semakin menjadi kompetitif dalam ekonomi masa kini.

Daftar laporan LinkedIn juga mencatat komunikasi menjadi keterampilan yang paling dicari untuk 2024 di semua negara Asia Pasifik, khususnya Indonesia, Australia, China, India, Jepang, Filipina, dan Singapura.

Pentingnya soft skill ini membuat perusahaan mempersiapkan program-program untuk menunjang jiwa kompetisi, rasa percaya diri, dan keamanan kerja karyawan mereka di masa depan. 

Baca juga: Mau Kerja di Perusahaan Teknologi? JobStreet Beberkan Skill yang Dibutuhkan Industri

Sekitar 57% profesional HR d Indonesia menyediakan program pelatihan  dan pengembanagan online untuk mendukung soft skill dan hard skill. Beberapa perusahaan juga memberi kesempatan lebih untuk karyawan bereksperimen langsung menggunakan tools generative AI.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Lord Rothschild, Bankir Legendaris dengan Kecintaan pada Seni & Budaya

BERIKUTNYA

Chungha Bakal Comeback Maret 2024 Setelah Gabung Agensi MORE VISION Milik Jay Park

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: