Pasangan selebritas Chelsea Islan dan Rob Clinton (Sumber gambar: Shots Coffee)

Chelsea Islan Tawarkan Paket Kemitraan Shots Coffee Bar, Berapa Biayanya?

03 May 2025   |   20:31 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Aktris Chelsea Islan tak hanya aktif di dunia hiburan, tapi juga merambah dunia bisnis. Salah satu merek usahanya yang dikembangkannya adalah Shots Coffee Bar, kedai kopi yang mengusung konsep lokalitas dan pemberdayaan komunitas. 

Keputusannya untuk terjun ke bisnis kedai kopi terinspirasi dari kesehariannya di lokasi syuting. Chelsea terbilang cukup sering mengonsumsi kopi, tidak hanya dirinya sendiri tetapi juga kru dan rekan aktor lain. Dari sanalah lahir ide untuk memiliki brand kopi sendiri.

"Kalau syuting kan setiap hari, bisa dari pagi sampai pagi lagi. Aku tuh selalu minum kopi. Akhirnya mikir, kenapa enggak punya brand sendiri aja?” ujar Chelsea ditemui di sela acara IFRA Expo 2025. 

Baca juga: Ingin Ikut Kemitraan Tomoro Coffee? Segini Biaya Investasinya

Ide itu direalisasikan pada 2020, tepat saat pandemi COVID-19 melanda. Meski penuh tantangan, Chelsea bersama tim tetap memutuskan membuka Shots Coffee yang awalnya hanya melayani sistem delivery. Seiring pelonggaran pembatasan sosial, kedainya pun mulai membuka layanan offline

Saat ini Shots Coffee telah memiliki beberapa cabang, termasuk di Radio Dalam, Kelapa Gading, MRT ASEAN, dan bahkan di Bandar Lampung. Menariknya, setiap cabang mengusung konsep yang berbeda sesuai dengan kearifan lokal, mulai dari penggunaan biji kopi lokal hingga desain interior yang khas. 

“Kami ingin setiap gerai menghadirkan experience yang khas. Misalnya di Lampung, kami pakai coffee bean lokal dan ada menu khas daerah. Di MRT ASEAN, konsepnya lebih ke grab and go, karena mobilitas tinggi,” jelas Rob Clinton, suami Chelsea Islan yang menjadi rekannya dalam membangun bisnis ini. 

Chelsea menegaskan bahwa Shots Coffee dibangun bukan semata untuk jualan kopi, tapi sebagai ruang kolaborasi dan pemberdayaan. Lokasi-lokasi yang dipilih cenderung dekat dengan kampus atau komunitas agar dapat menjadi tempat produktif bagi anak muda, mulai dari mengerjakan tugas, diskusi, hingga kerja part-time sebagai barista.

“Kami ingin coffee shop ini jadi ruang kontemplasi, kolaborasi, dan koneksi. Dan bukan cuma itu, tapi juga bisa memberdayakan masyarakat sekitar,” kata Chelsea. 

Dalam menghadapi tantangan industri kopi yang kian kompetitif, tim Shots Coffee mengandalkan riset tren dan pemanfaatan teknologi seperti big data dan AI. Mereka aktif memprediksi tren rasa dan minuman yang akan naik daun. 

“Kita selalu forecast tren. Misalnya tren matcha, itu kita udah lihat dari jauh-jauh hari dan kita siapkan. Jadi kita enggak cuma ikut-ikutan, tapi sudah siap saat tren itu datang,” ujar Robin. 
 

Chelsea juga menyadari bahwa coffee shop saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Karena itulah dia memastikan bahwa Shots Coffee tidak sekadar menjual minuman, tetapi juga menghadirkan suasana dan pengalaman.

“Setiap orang sekarang udah biasa bilang, ‘Let’s meet over coffee.’ Nah kami ingin jadi tempat itu, tempat ketemu, curhat, kerja, atau cari peluang baru. Kopi sekarang bukan cuma kebutuhan, tapi bagian dari hidup,” tutur Chelsea. 

Melalui Shots Coffee, Chelsea membuktikan bahwa dengan semangat dan visi yang jelas, dunia hiburan dan dunia usaha bisa berjalan beriringan. Tak hanya menciptakan tempat minum kopi, ia menciptakan ruang yang hidup bagi komunitas. 

Shots Coffee terus memperluas jangkauannya dengan membuka cabang-cabang baru di berbagai lokasi strategis. Setelah sukses di Radio Dalam, Kelapa Gading, dan MRT ASEAN, Shots Coffee meresmikan cabang di Bandar Lampung pada 30 November 2024. Selanjutnya, akan ada rencana membuka cabang di Rawamangun dengan konsep "Social Space" yang lebih luas, dilengkapi area untuk acara komunitas dan live music.

Selain itu, Shots Coffee menawarkan peluang kemitraan bagi para pengusaha yang ingin bergabung dalam jaringan mereka. Dengan investasi sekitar Rp300 jutaan, mitra akan mendapatkan dukungan penuh, termasuk pelatihan, pemasaran, dan pasokan bahan baku.

Setiap cabang dirancang untuk menyesuaikan dengan karakteristik lokal, seperti penggunaan biji kopi lokal dan menu khas daerah, guna menciptakan pengalaman unik bagi pelanggan. 

Baca juga: Ingin Ikut Kemitraan Jus Kode yang Lagi Viral? Ini Perhitungan Usahanya

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Cek 6 Agenda Pameran Seni Mei 2025 di Jakarta, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

BERIKUTNYA

Ini Kata AKSI Soal Skema Hibrida Royalti Musik yang Diusulkan Kemenekraf

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: