Merdunya Life Music Suara Alam dari 10 Wilayah Konservasi Indonesia
23 April 2025 |
21:13 WIB
Alam bukan hanya menyuguhkan pemandangan yang indah dipandang mata, tapi juga menghasilkan suara-suara merdu yang memanjakan telinga. Alam sebagai 'musisi' mampu melantunkan suara indah seperti debur ombak, gemericik air sungai, semilir angin yang meniup pepohonan, sampai suara satwa yang bersahutan.
Namun apakah alam sebagai 'musisi' yang menghasilkan karya seni, telah mendapatkan royaltinya? Menjawab hal tersebut, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) meluncurkan Life Music, sebuah album suara alam pertama yang dihadirkan bersama mitra dari alam untuk alam dan kembali ke alam.
Baca juga: 5 Fakta Penting di Balik Hari Bumi yang Diperingati 22 April
Bertepatan dengan perayaan Hari Bumi 2025 yang jatuh pada 22 April, album musik alam yang dirilis oleh YKAN mencakup 10 suara alam seperti nyanyian burung cendrawasih, alunan ombak, keriuhan satwa hutan di pagi hari.
Suara-suara tersebut direkam dari berbagai wilayah konservasi Indonesia seperti Raja Ampat (Papua Barat Daya), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Hutan Wehea (Kalimantan Timur).
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Kehutanan, Nandang Prihadi, mengapresiasi inisiatif peluncuran Album Life Music untuk makin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.
"Musik merupakan media universal yang mampu menyentuh hati dan mendorong seseorang untuk mau mengambil tindakan, mengingatkan kita semua akan tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam demi generasi mendatang,” ujar Nandang, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/4/2205).
Senada dengan Nandang, Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto mengatakan, peluncuran album Life Music Suara Alam ini juga untuk mengingatkan publik akan begitu besarnya manfaat alam bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Herlina mencontoh ekosistem hutan misalnya, yang menjadi penyedia pangan, papan, air bersih hingga bahan obat-obatan, terutama bagi masyarakat lokal. Hutan juga punya peranan penting dalam mengatur iklim mikro dan global, menyerap dan menyimpan karbon, mengurangi bencana banjir, tanah longsor, dan tsunami.
“Alam juga memberi kita satu anugerah yang luar biasa, yang sering tidak kita sadari atau hargai, yaitu keindahan suara alam," kata Herlina.
Suara alam, seperti nyanyian dan kicauan burung, bisa memberi kita kebahagiaan. Begitupun dengan suara deburan ombak atau hujan, bisa memberi kita ketenangan. Bila alam rusak, anugerah ini akan hilang. Lebih lanjut, dia mempertanyakan, apakah manusia hidup di tengah-tengah alam yang sunyi sepi, tanpa suara-suara tersebut?
"Melalui album Life Music ini, kami mengajak publik untuk menjaga alam dan menghargai anugerah spesial yang alam telah berikan,” lanjutnya.
Direktur Komunikasi YKAN, Priscilla Christin menjelaskan, ide Life Music ini diajukan oleh Moonfalks, yang terinspirasi alunan suara indah yang dihasilkan alam dan dinikmati siapa saja secara bebas.
“Selayaknya musisi, alam pun berhak menerima royalti dari suara yang dihasilkan dan kita nikmati. Album suara alam pertama ini diharapkan bisa dinikmati oleh publik, dan membuat publik makin mengapresiasi alam,” ujar Priscilla.
Priscilla memaparkan, saat ini album Life Music sudah bisa diakses masyarakat melalui berbagai kanal musik digital seperti Spotify, Apple Music, dan Youtube. Semua orang kini bisa mendengarkan suara alam yang merdu secara gratis.
Dengan mendengarkan suara ini maka publik turut serta memberikan royalti kepada sang musisi, yaitu alam. Royalti yang diterima akan mendukung program konservasi yang dijalankan YKAN bersama mitra di wilayah daratan dan lautan di berbagai tempat di Indonesia, di antaranya di Papua dan Kalimantan, untuk kelestarian alam Indonesia.
Beberapa suara alam yang tersedia dalam album Life Music antara lain Whispers of Nyadeng Lake, The Morning Melody of Wehea Forest, The Sound of Raja Ampat Underwater, The Sounds of Muara Siran Peatlands, The Chimes of Wakatobi Beach.
The Sound of Kelay River, The Melody of Long Pelay Forest, The Sound of Rain in Merasa Forest, Cendrawasih Bird of Paradise at Raja Ampat, dan tak ketinggalan Swift Birds of Teluk Semanting Village.
Selain suara-suara alam yang direkam di daratan seperti pegunungan dan pantai, Life Music juga memperdengarkan bagaimana suara alam yang diambil dari dasar laut.
Melalui, The Sound of Raja Ampat Underwater, pendengar bisa menikmati suara-suara dari dasar laut Raja Ampat yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Raja Ampat memiliki konsentrasi terbesar karang keras dan jenis ikan karang terbanyak di dunia.
"Kita memang punya tim yang suka diving secara berkala di Raja Ampat, sambil memonitoring terumbu karang, mereka membawa alat perekam untuk menangkap suara-suara di bawah laut," papar Priscilla.
Melalui karya-karya ini, YKAN berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjaga dan melestarikan alam dan mahluk hidup di dalamnya. Dengan mendengarkan album ini, siapa saja bisa ikut memberikan royalti pada alam, sang musisi yang karyanya sering kita nikmati.
Baca juga: 77,6 Persen Daratan Bumi Alami Kekeringan Permanen Dalam 30 Tahun Terakhir
Untuk mengakses Album Life Music Suara Alam, pendengar bisa langsung mengetik kata kunci ‘Suara Alam Nusantara’ di Spotify, Apple Music, maupun Youtube. Berikut link untuk mendengarkan Life Music di platform musik pilihanmu, yakni Spotify, Apple Music, Youtube Music
Life Music juga akan bisa didengarkan melalui Nature Booth, sebuah instalasi sederhana yang akan diletakkan di beberapa titik keramaian di Jakarta di sepanjang 2025. Titik lokasi Nature Booth akan segera diupdate melalui akun media sosial resmi YKAN. Selain itu, di dalamnya dapat ditemui tent card yang dapat dipindai langsung untuk mengakses album musik ini.
Namun apakah alam sebagai 'musisi' yang menghasilkan karya seni, telah mendapatkan royaltinya? Menjawab hal tersebut, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) meluncurkan Life Music, sebuah album suara alam pertama yang dihadirkan bersama mitra dari alam untuk alam dan kembali ke alam.
Baca juga: 5 Fakta Penting di Balik Hari Bumi yang Diperingati 22 April
Bertepatan dengan perayaan Hari Bumi 2025 yang jatuh pada 22 April, album musik alam yang dirilis oleh YKAN mencakup 10 suara alam seperti nyanyian burung cendrawasih, alunan ombak, keriuhan satwa hutan di pagi hari.
Suara-suara tersebut direkam dari berbagai wilayah konservasi Indonesia seperti Raja Ampat (Papua Barat Daya), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Hutan Wehea (Kalimantan Timur).
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Kehutanan, Nandang Prihadi, mengapresiasi inisiatif peluncuran Album Life Music untuk makin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.
"Musik merupakan media universal yang mampu menyentuh hati dan mendorong seseorang untuk mau mengambil tindakan, mengingatkan kita semua akan tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam demi generasi mendatang,” ujar Nandang, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/4/2205).
Herlina mencontoh ekosistem hutan misalnya, yang menjadi penyedia pangan, papan, air bersih hingga bahan obat-obatan, terutama bagi masyarakat lokal. Hutan juga punya peranan penting dalam mengatur iklim mikro dan global, menyerap dan menyimpan karbon, mengurangi bencana banjir, tanah longsor, dan tsunami.
“Alam juga memberi kita satu anugerah yang luar biasa, yang sering tidak kita sadari atau hargai, yaitu keindahan suara alam," kata Herlina.
Suara alam, seperti nyanyian dan kicauan burung, bisa memberi kita kebahagiaan. Begitupun dengan suara deburan ombak atau hujan, bisa memberi kita ketenangan. Bila alam rusak, anugerah ini akan hilang. Lebih lanjut, dia mempertanyakan, apakah manusia hidup di tengah-tengah alam yang sunyi sepi, tanpa suara-suara tersebut?
"Melalui album Life Music ini, kami mengajak publik untuk menjaga alam dan menghargai anugerah spesial yang alam telah berikan,” lanjutnya.
Inspirasi Album Life Music
“Selayaknya musisi, alam pun berhak menerima royalti dari suara yang dihasilkan dan kita nikmati. Album suara alam pertama ini diharapkan bisa dinikmati oleh publik, dan membuat publik makin mengapresiasi alam,” ujar Priscilla.
Priscilla memaparkan, saat ini album Life Music sudah bisa diakses masyarakat melalui berbagai kanal musik digital seperti Spotify, Apple Music, dan Youtube. Semua orang kini bisa mendengarkan suara alam yang merdu secara gratis.
Dengan mendengarkan suara ini maka publik turut serta memberikan royalti kepada sang musisi, yaitu alam. Royalti yang diterima akan mendukung program konservasi yang dijalankan YKAN bersama mitra di wilayah daratan dan lautan di berbagai tempat di Indonesia, di antaranya di Papua dan Kalimantan, untuk kelestarian alam Indonesia.
Beberapa suara alam yang tersedia dalam album Life Music antara lain Whispers of Nyadeng Lake, The Morning Melody of Wehea Forest, The Sound of Raja Ampat Underwater, The Sounds of Muara Siran Peatlands, The Chimes of Wakatobi Beach.
The Sound of Kelay River, The Melody of Long Pelay Forest, The Sound of Rain in Merasa Forest, Cendrawasih Bird of Paradise at Raja Ampat, dan tak ketinggalan Swift Birds of Teluk Semanting Village.
Selain suara-suara alam yang direkam di daratan seperti pegunungan dan pantai, Life Music juga memperdengarkan bagaimana suara alam yang diambil dari dasar laut.
Melalui, The Sound of Raja Ampat Underwater, pendengar bisa menikmati suara-suara dari dasar laut Raja Ampat yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Raja Ampat memiliki konsentrasi terbesar karang keras dan jenis ikan karang terbanyak di dunia.
"Kita memang punya tim yang suka diving secara berkala di Raja Ampat, sambil memonitoring terumbu karang, mereka membawa alat perekam untuk menangkap suara-suara di bawah laut," papar Priscilla.
Melalui karya-karya ini, YKAN berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjaga dan melestarikan alam dan mahluk hidup di dalamnya. Dengan mendengarkan album ini, siapa saja bisa ikut memberikan royalti pada alam, sang musisi yang karyanya sering kita nikmati.
Baca juga: 77,6 Persen Daratan Bumi Alami Kekeringan Permanen Dalam 30 Tahun Terakhir
Untuk mengakses Album Life Music Suara Alam, pendengar bisa langsung mengetik kata kunci ‘Suara Alam Nusantara’ di Spotify, Apple Music, maupun Youtube. Berikut link untuk mendengarkan Life Music di platform musik pilihanmu, yakni Spotify, Apple Music, Youtube Music
Life Music juga akan bisa didengarkan melalui Nature Booth, sebuah instalasi sederhana yang akan diletakkan di beberapa titik keramaian di Jakarta di sepanjang 2025. Titik lokasi Nature Booth akan segera diupdate melalui akun media sosial resmi YKAN. Selain itu, di dalamnya dapat ditemui tent card yang dapat dipindai langsung untuk mengakses album musik ini.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.